"Kapan kau akan pergi?" tanya tuan Kim disela santapan makan siangnya.
Beberapa orang termasuk istri dan sang calon menantu kini tengah berada disatu meja makan yang sama dengannya. Terhitung dari tiga puluh menit yang lalu mereka berkumpul bersama, Christian diundang untuk datang sebelumnya.
Hal yang sedang mereka bahas cukup membuat ketiganya betah berada di meja makan, dan bagi nyonya Kim itu adalah kesempatan langka untuk ia bisa lebih mengenal Christian.
"Mungkin besok, sekretarisku sempat membicarakan masalahnya kemarin" jawab Christian.
"Apa masalah yang kau hadapi nak?"
"Aku tidak mengerti apa yang membuat salah satu penanam saham di perusahaan tiba tiba ingin mencabutnya, Jinyoung selaku yang menangani ia tidak mendapatkan alasan pasti. Dan aku sendiri yang harus mencari solusi"
"Itu akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan" balas nyonya Kim yang menatap penuh arti pada Christian.
"Persoalan yang cukup rumit. Jika kau butuh bantuan lebih ayah bisa membantu, kami adalah keluarga sekarang"
Mendengar itu Christian hanya mampu memberikan senyum manisnya.
"Jisoo mengetahui perjalanan bisnis mu?"
"Dia mengetahuinya kemarin"
"Apa yang Jisoo katakan, dia akan ikut dengan mu?"
Christian terlihat mempertimbangkan jawaban atas pertanyaan nyonya Kim, "jika ibu mengijinkan aku akan membawa Jisoo kembali ke Aussie"
Nyonya Kim terkekeh, "Sekarang itu ada padamu, kau berhak memberinya ijin atau tidak. Jangan tanyakan pada kami, berdiskusilah kalian berdua dan ibu pikir kalian sudah terbiasa untuk saling bertukar pikiran setelah sekian lama bersama"
"Jisoo pun mungkin lebih terbuka padamu daripada kami" tambah tuan Kim yang baru saja mengakhiri sesi makannya.
Tidak ada salahnya Christian memilih untuk menanyakannya lebih dulu pada orang tua Jisoo, ia tidak menganggap dirinya memiliki hak penuh atas Jisoo. Meski pada akhirnya nyonya Kim memberikan ijin itu padanya.
"Mengingat posisi mu saat ini, ayah mengerti kau mengalami banyak kesulitan. Ayah teramat bersyukur dan berterima kasih kau bisa bersama Jisoo, sekarang dia menjadi tanggung jawab yang baru untuk mu. Meski begitu seorang pria akan menjadi kepala keluarga atas istri dan anak anaknya, ayah yakin kau akan menjadi suami yang bertanggung jawab bagi Jisoo" tuan Kim menasehati Christian dengan yakin.
Segala harapannya untuk Jisoo kali ini tuan Kim kerahkan, menyakinkan Christian dengan kesungguhan atas apa yang ia bebani sebelumnya. Separuh hak sebagai orang tua Jisoo kini tuan Kim dengan gamblang dilimpahkan kepada Christian. Tuan Kim berharap penuh untuk kebahagiaan anaknya kelak, karena situasi dulu yang membuat Jisoo tak mampu merasakannya.
Terbentuk senyuman hangat Christian diwajahnya membalas nasehat yang tuan Kim berikan, "sesuai harapan mu, aku akan berusaha mewujudkannya"
Terkadang di satu waktu permasalahan memang tak pernah lekang silih berganti datang seolah ingin menghancurkan harapan, dan Christian mencoba untuk tidak terkecoh dengan berusaha menjaga komitmennya.
"Setelah ini kau akan menjemput Jisoo?" tanya nyonya Kim sembari beranjak seraya membereskan piring-piring kotor untuk disimpan ke washtafel dapur.
"Hm aku harus menjemputnya"
"Jika kau capek biarkan Dean yang akan menjemput" tambah tuan Kim yang langsung membuat Christian geram mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
أدب الهواة"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.