41 - Story.

1.9K 219 32
                                    

"Cie malu. Ceritain pengalaman kita dong biar gue bisa inget lagi sama lo."

🌈🌈🌈

Jihoon natep tepat dimanik matamu. Kamu yang berada tepat disampingnya pun balas menatap.

Kalian berdua diam. Saling mengungkapkan perasaan kagum satu sama lain lewat pandangan mata.

Perlahan, muncul satu persatu kenanganmu dengan Jihoon dulu.

"Kenapa, hm? Papa sama mama kamu kenapa?"

"Tangisin sepuasnya. Kalau mau pukul punggung aku, pukul aja. Aku disini buat kamu."

"Tinggal tidur lagi apa susahnya sih, gue tau lo masih ngantuk. Makanya jangan begadang, bandel sih, kan udah gue bilangin juga semalam. Dah. Tidur!"

"Lo gapapa?! Gila ceroboh banget! Gimana sih, sampe jatoh segala"

"Gue dibelakang lo, tau. Dari tadi malah. Lo nya aja yang ga sadar."

"Lagi makan aja cantik."

"Tidur. Jangan main hp mulu, ini tanjakan ntar pusing."

"Lo marah ya? Gue ada salah? Maaf.."

"Lo kapan peka?"

"Doyoung lebih ganteng ya dari gue?"

"Gue suka sama lo."

Deg.

"Eh? Kenapa nangis?"

Kamu tersadar dari lamunanmu tentang Jihoon selama ini. Kamu buru-buru nunduk buat nutupin muka kamu dari Jihoon.

Ga bisa.

Kamu ga bisa nahan air mata itu.

Bahkan sekarang bahu kamu naik-turun senada dengan isakan mu.

"Hiks... Jihoon..."

Kamu terus menyeka airmatamu tapi airmatanya tetap aja keluar.

"Iya? Gue disini."

Kamu bisa denger suara Jihoon jelas banget. Tapi kamu ga sanggup buat ngeliat mukanya. Terlalu banyak kenangan yang udah kalian lewatin.

Kamu masih terisak sambil menggeleng pelan. "Gue... Hiks... G-ga bisa..."

"Ga bisa kenapa?" Tanya Jihoon.

Kamu ngegeleng lagi.

"M-maaf." Kamu langsung berdiri dari bangku yang lagi kamu dudukin. Terus pergi dari situ.

Tapi telat. Jihoon keburu megang tangan kamu terus ditarik sama dia. Jadi kamu sekarang posisinya bener-bener jatuh diatas Jihoon.

Otomatis, kamu bisa ngedenger detak jantung Jihoon. Kamu senyum miris.

Detak jantungnya normal. Gaada lagi detak jantung yang kamu denger kemarin.

Tangis kamupun makin kenceng begitu kamu ngerasain tangan Jihoon perlahan meluk kamu erat.

"Sshhh jangan nangis...." Ucap Jihoon pelan.

Kamu diem.

"Gue tau dulu gue pasti sayang banget sama lo dan sebaliknya. Makanya, gue mohooooon banget sama lo buat bantuin gue nginget semuanya. Mau itu hal terkecil di antara kita berdua sampai hal terbesar pun. Pokoknya gue mau inget setiap detik yang udah kita jalanin."

WannaOne x YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang