Denirarga | Part 1

1.4K 79 9
                                    

Happy Reading..


***

"MAMAAAAAAAAAAA..!!!"

Terdengar suara teriakan dari dalam kamar seorang gadis bernama Denira Alexandra Rawnie, putri bungsu dari pasangan Sandra dan Alex Barata. Mempunyai tiga saudara perempuan dan satu saudara laki-laki, Dwina, Dillara, Dyna, Dion dan yang terakhir tentu saja dirinya.

"Yaampun, ada apa lagi Dey?" Tanya Sandra saat berdiri tepat di ambang pintu kamar Denira.

"Oh my god.. ini hari pertama Dey ospek mama!! Dan mama liat, ini udah jam berapa?" Erang Denira terdengar frustasi.

Sandra terkekeh, melihat tingkah laku anak bungsunya yang sama sekali tidak berubah meski sudah resmi menjadi mahasiswi "yasudah, tunggu apa lagi?"

Denira menghembuskan nafas kasarnya, dengan terburu-buru ia beranjak dari tempat tidur lalu berlari menuju kamar mandi.

Setelah bersiap dengan segala sesuatu tek tek bengek ospek, Denira berlari menuju meja makan. Lihatlah gadis itu sudah seperti orang gila yang kelaparan, sudah memakai kaos kaki berbeda warna, rambut kuncir kanan kiri menggunakan pita yang berbeda, tas dari bahan kantung plastic. Oh my god.. dan sekarang gadis itu terlihat menegak segelas susu yang di siapkan oleh Sandra hingga tersisa setengah.

"Denira, duduk." Alex mulai memperingati.

"Maaf pa, tapi Dey lagi buru-buru. Ini demi kelangsungan hidup Dey."

"Sumpah, lo udah kaya orang gila di taman lawang tau!" cibir Dion di lanjutkan dengan kunyahan roti tawar di mulut nya.

Denira menyimpan gelas tersebut di atas meja, lalu menatap Dion dengan tatapan tajam nya "diem lo bang!"

Dion sedikit tergelak "Galak bener."

"Mama.. bang Dion" adu Denira.

"Kalian lupa peraturan di meja makan kita, Dey Dion?" Suara Alex mulai terdengar serius, membuat Denira dan juga Dion bergidik ngeri.

"Dion.. sudahlah, jangan digodain terus adiknya" Sandra mulai menengahi.

"Dasar tukang ngadu." gumam Dion yang masih bisa terdengar oleh Denira. Mata gadis itu melotot kearah Dion sembari berkacak pinggang, jika bukan karna peraturan tentu saja Denira akan melawan Dion sampai titik darah penghabisan. Ck dasar abang durhaka!

"Masbuloh? Udah ah, Dey berangkat ya Ma, Pa." ucap Denira sembari mengecup pipi Sandra dan Alex secara bergantian.

"Loh, sarapan nya ga di habiskan?" tanya Sandra.

"Ga bisa ma, ini udah telat banget. Kak Dyn, Dey berangkat."

Dyna mengangguk, "take care, Dey."

Setelah itu Denira langsung berlari menuju garasi dengan tergesa-gesa.

"Loh pamit ke gue engga? Dey woy!" teriak Dion

"MALES!" sahut Denira tak kalah berteriak.

***

Universitas Bayanaka, Jakarta

Nama itu terpampang jelas di atas gedung saat Denira telah sampai di depan gerbang gedung bertingkat itu, belasan lantai atau bahkan puluhan hingga membuat Denira mendongakkan kepala nya di dalam mobil menatap kearah gedung kampus nya itu melalui kaca. Setelah itu Denira membuka pintu mobil lalu menutup nya dengan perlahan. Dengan langkah yang santai, ia mulai berjalan menuju gerbang yang di jaga oleh dua orang panitia pelaksana Ospek.

DENIRARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang