Denirarga | Part 28

653 32 19
                                    

"Dalam sebuah hubungan, diam itu tidak bisa menyelesaikan masalah, kita bukan pembaca hati, perlu ada komunikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dalam sebuah hubungan, diam itu tidak bisa menyelesaikan masalah, kita bukan pembaca hati, perlu ada komunikasi."

~ daudantonius

Happy Reading..

***

Setelah mendapat kabar dari Arga jika lelaki itu tidak bisa menjemputnya, tanpa membalas Denira langsung memesan taxi online dengan tujuan rumah Maura, sahabatnya. Gadis itu berjalan menuju gerbang Universitas dan menunggu taxi pesanannya di depan sana. Sembari menunggu gadis itu sedikit menggerutu, tidak biasanya Arga seperti ini. Jika tahu begini Denira kan bisa membawa mobilnya saja. Denira nampak berpikir, apa ada hal lain yang tidak Denira ketahui? Apa Arga menyembunyikan sesuatu seperti dulu?

"Kemana sih tuh orang? Kita tuh udah berbulan bulan masih aja rahasia-rahasiaan." Gerutu Denira.

Gerutuan Denira terhenti saat sebuah mobil Avanza berwarna hitam berhenti tepat di depannya.

"Mbak Denira ya?"

Denira menatap seorang pria paruh baya yang duduk di balik kemudi, pria itu sudah menurunkan kaca mobilnya.

"Ah, iya pak." Buru-buru Denira masuk ke dalam mobil tersebut karena sepertinya hujan akan turun.

Dalam perjalanan Denira terus fokus pada ponselnya, dari membuka room chatnya bersama Arga, membalas grup chat, melihat instastory teman-temannya dan kembali membuka room chatnya bersama Arga. Denira menghela napas, apa ia harus mengabari Arga? Denira menggeleng, tidak tidak! Arga saja mengabarinya sangat lama.

Denira memasukan ponselnya ke dalam tas lalu menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, menolehkan sedikit kepalanya untuk melihat jalanan melalui kaca jendela. Begitulah, ego Denira sangatlah besar namun ia hanya melakukan sesuai ia di perlakukan.

15 menit kemudian, taxi online itu berhenti di depan pagar rumah Maura yang tertutup. Karena ia sudah membayar memakai gopay, setelah mengucapkan terima kasih Denira pun keluar dari taxi online tersebut dan melihat Maura yang sudah menunggunya di teras.

Sembari berjalan menuju pagar, Maura terlihat tersenyum matanya berbinar saat penglihatannya tertuju pada paper bag yang berada di tangan Denira. "Itu oleh-oleh gue kan?" Tunjuk Maura menggunakan matanya saat membukakan pagar.

"Pertanyaan atau pernyataan nih?"

"Dua-duanya boleh, gak usah ajak gue debat. Pusing debat kata sama anak sastra." Keluh Maura.

Denira memainkan matanya sebagai respon terhadap perkataan Maura, tentu saja ia pun malas berdebat mood nya sedang tidak bagus. Kedua gadis itu berjalan, masuk ke dalam rumah sampai akhirnya berakhir di tempat tidur Maura.

"Orang rumah pada kemana, Mor?"

"Bokap nyari duit, nyokap abisin duit, Aline.." Maura mengantungkan kalimatnya.

DENIRARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang