Denirarga | Part 27

528 30 17
                                    

Happy Reading..

"Memperjuangkan seseorang itu memang sulit, namun yakinlah semua akan indah pada waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memperjuangkan seseorang itu memang sulit, namun yakinlah semua akan indah pada waktunya. Dan percaya, meskipun pada akhirnya tetap bukan dia, kamu pasti akan di pertemukan dengan orang yang tepat di waktu yang tepat."

***

Kembali ke runitinasnya sebagai mahasiswa. Usai kelas terakhir berakhir selagi Arga mengurusi urusannya, Denira mengajak Sarah dan juga Lisa untuk menghabiskan waktu di cafe kampus. Ketiga gadis itu memilih meja di dekat jendela dengan pemandangan kampus yang nampak ramai. Entahlah Arga tidak mengatakan urusannya apa, ia hanya mengatakan ada urusan di luar kampus dan akan menjemput Denira setelah urusannya selesai.

Setelah memesan beberapa camilan dan tiga minuman yang berbeda, Denira menaruh satu buah paper bag ke atas meja. "Nih buat lo." Ucapnya pada Lisa, karena Sarah sudah lebih dulu menerima oleh-oleh tersebut ketika di kelas.

"Buat gue? Wah, thanks Dey." Ucap Lisa terlihat senang.

Denira mengangguk, "sama-sama."

"Jadi gimana? Team kak Arga menang nih?" Tanya Sarah yang terdengar seperti sebuah pernyataan.

Denira mengangguk sembari memasukan potongan kentang goreng ke dalam mulutnya. "Juara satu plus best player." Ucap Denira bangga.

"Wah, udah kaya makin kaya aja tuh kating." Ujar Lisa.

"Gue curiga, jangan-jangan lo beli oleh-oleh ini pake duit kak Arga?" Sarah berasumsi dan asumsinya tidaklah salah, memang benar semua oleh-oleh yang Denira bawa untuk keluarga dan teman-temannya itu di bayar memakai kartu ATM Arga saat membelinya.

"Emang," sahut Denira jujur.

"Tuhkan, berarti oleh-oleh ini dari kak Arga, bukan dari lo." Kekeh Sarah.

"Dari gue heh! Dia yang maksa bayar." Sumpah, jika Sarah adalah Maura sudah sejak tadi ia menoyor kepala gadis itu. Pertemanan Denira dan Sarah belum sedekat itu, Denira takut Sarah akan merasa tidak suka. Ya, tentu saja karena menurut Denira sahabat dan teman itu berbeda.

"Berkali-kali gue bilang, you're so lucky, Dey." Ucap Sarah yang di setujui oleh anggukan Lisa.

Ketika ketiga gadis itu asyik berbincang, tiba-tiba obrolan terhenti karena kedatangan Nicholas. Lelaki itu tersenyum, dan langsung menduduki kursi kosong di sebelah Sarah dan berhadapan dengan Lisa. "Boleh gabung?" Tanyanya sembari menaruh satu cup cappucinno icenya ke atas meja.

"Orang mah nanya dulu baru duduk." Sindir Lisa.

Nicholas hanya tertawa, kulitnya yang berwarna kemerahan menandakan jika ia sudah bergelut dengan panasnya kota Jakarta di luar sana. "Panas banget gila." Keluhnya sembari melepas jacket denim menyisakan T-shirt berwarna merah maroon yang membalut tubuhnya.

DENIRARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang