Denirarga | Part 18

688 29 7
                                    

Mungkin bagi sebagian orang itu hal yang biasa, namun bagiku tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin bagi sebagian orang itu hal yang biasa, namun bagiku tidak. Debaran ini saja sudah menjadi pertanda jika di antara diriku dan dirimu ada hal yang tidak biasa.

Happy Reading..

***

Setelah meninggalkan acara yang menurut Arga tidak penting itu, Arga memutuskan mengajak Denira makan malam di salah satu restoran ibu kota dengan rangkaian live music dari berbagai genre. Pasangan muda itu memilih tempat di dekat jendela, tempat yang cukup strategis karna sembari menikmati live music nya Arga dan Denira juga bisa menikmati indahnya kota Jakarta di malam hari.

"Kamu cantik," Kata Arga tiba-tiba.

Denira sudah melepas jas milik Arga dan menyimpannya di dalam mobil, karna Arga pun sudah tidak ingin memakai itu.

"Katanya tadi jelek?"

Arga terkekeh, "aku bercanda."

Di saat keduanya tengah menikmati makan malamnya, band yang tampil pun bertukar. Band pada sesi berikutnya pun menaiki stage, mempersiapkan alat-alat music mereka. Denira tidak terlalu memperhatikan, karna perhatiannya lebih banyak pada Arga yang sedari tadi fokus menatapnya.

Petikan gitar mulai terdengar, menghasilkan melody indah dalam intro, di susul suara drum akustik. Suara sang vocalist pun mulai terdengar.

If someday your feet can't touch the ground

Deg!

Denira merasa tidak asing dengan suara sang vocalist namun tatapan matanya masih tertuju pada Arga, berusaha untuk tidak terdistraksi oleh suara merdu itu.

If someday your arms can't feel my touch

If someday your eyes can't see my face

I'll carry you, be there for you, anytime of day..

Denira menggeleng, ia tidak bisa lagi menutupi rasa penasarannya, akhirnya Denira pun mengalihkan tatapannya pada seseorang yang tengah bernyanyi di depan sana. Duduk di sebuah bangku dengan gitar di pangkuan nya dan stand mic yang berdiri dengan kokoh. Denira menelan ludahnya, lelaki itu terlihat lebih dewasa. Tentu saja, ia seusia Dion kakak laki-lakinya. Memakai ripped jeans, jaket berwarna putih dan kupluk yang menutup sebagaian rambutnya.

"Kak Elka." Ucap Denira tanpa sadar, pantas saja Denira merasa tidak asing dengan suara itu.

"Elka?" Ulang Arga, yang juga mengalihkan tatapan matanya ke depan sana.

"Kok genrenya musicnya beda?" Denira membatin.

Cause I will fall for you, no matter what they say

DENIRARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang