Denirarga | Part 25

489 25 13
                                    

Hola!

Maaf ya kalau pendek, soalnya part ini cuma 1500 kata aja dan note ini sudah termasuk. Seharusnya masih wajar sih. HEHE

"Bahagia itu sederhana, melihat kamu tersenyum saja aku sudah bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahagia itu sederhana, melihat kamu tersenyum saja aku sudah bahagia."

Happy Reading..

***

Hanya dalam waktu 15 menit, sepasang kekasih itu sudah sampai di tempat yang Denira maksud. Terlihat sekali jika taman bermain yang berkonsep indoor itu sangat ramai pengunjung apalagi di akhir pekan seperti ini.

Setelah membeli tiket dan menyerahkan tiket tersebut pada petugas, keduanya memasuki tempat itu dengan tangan yang saling bertautan.

"Ga, aku pengen salad buah itu deh. Kayanya enak." Tunjuk Denira pada sebuah kedai dengan nama Salad Buah Premium.

"Yaudah ayo,"

"Premium, Ga. Harganya premium juga gak ya?"

Arga terkekeh, "kamu ngeraguin dompet aku?"

Denira tersenyum, gadis menggeleng. "Enggak sih, kamukan kaya."

"Kaya apa?"

"Kaya monyet," Denira tertawa, ia melepas tautan tangannya lalu meninggalkan Arga untuk ikut antrian di kedai itu. Denira tersenyum, Arga benar-benar menuruti apapun yang Denira inginkan.

"Ngomong apa tadi?" Denira sedikit terkejut, pasalnya Arga berdiri di belakangnya sembari berbisik.

"Apaan deh? Gak ngomong apa-apa juga."

"Dasar!" Ucap Arga sembari mengacak rambut gadisnya.

Setelah mengantri dan mendapatkan dua salad buah premium tersebut, bola mata Denira memedar mencari meja kosong untuk mereka tempati dan matanya berhenti pada meja dengan dua kursi di sisinya.

"Ga, di sana kosong."

Arga mengangguk dan keduanya menempati meja tersebut. Suapan pertama masuk ke dalam mulut Denira, bola matanya berbinar gadis itu tidak henti-hentinya mengatakan jika salad itu enak. Pantas saja di sebut premium di samping enak porsinya juga besar.

"Makan yang betul," ucap Arga saat melihat saus dari salad itu mengotori sudut bibir Denira. Denira tersenyum memperlihatkan deretan giginya lalu menjulurkan lidahnya menjilat noda saus salad yang berada di sudut bibirnya.

"Jorok!"

"Trus kenapa mau sama cewek jorok?"

"Baperan,"

"Bodo!"

"Ga, di Jakarta ada yang begini gak?"

Arga mengendikan bahunya pertanda jika ia tidak tau, karena yang Arga tau hanyalah ketoprak langganannya saja. Itu makanan terlezat yang pernah ia makan setelah masakan Ariana, mendiang ibunya.

DENIRARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang