part 22. khusus Yusuf

1.3K 59 0
                                    

Edinburgh university, English.

Masih inget sama Yusuf gak??
Sekarang dia sudah resmi menjadi mahasiswa di universitas Edinburgh.
Selain menjadi mahasiswa, Yusuf juga menjadi guru ngaji dan muazin di salah satu Masjid kecil di dekat asramanya, ya,, walaupun anak yang mengaji padanya tidak lebih dari sepuluh anak.

Di kampusnya sendiri Yusuf banyak di dekati oleh para mahasiswi, baik yang juga berasal dari Indonesia, belasteran Indonesia, bahkan sampai bule asli Eropa.

Tapi Yusuf hanya menganggap mereka sebagai angin lalu, karena ia masih menjaga hatinya yang bertahan pada first love nya.

Yusuf membalas perhatian dan sapaan dari para mahasiswi itu dengan sikap dingin dan ekspresi datarnya, yang mampu membuat banyak gadis yang patah hati karena sikapnya. Tapi tidak untuk seorang gadis yang bernama Khansa, belasteran Indonesia Inggris, yang terus berusaha mendekati Yusuf dengan berbagai hal. Termasuk sikapnya yang lembut dan religi di depan Yusuf.

Tapi Yusuf tetap memegang sumpahnya, untuk tidak membuka hati lagi untuk yang kedua kalinya.

"Suf, ini makanan buat kamu" ujar Khansa sambil tersenyum manis kearah Yusuf, tapi Yusuf hanya membalasnya dengan tatapan datar dan nada dinginnya.

Memang sudah menjadi rutinitas setiap hari bagi Khansa untuk memberi Yusuf makanan, tapi...

"Maaf, saya lagi puasa" jawab Yusuf singkat dan berlalu meninggalkan Khansa dengan raut kekecewaannya.

Ya, memang setiap kali Khansa memberinya sesuatu ada saja alasannya untuk menolak dan membuat Khansa kecewa. Kadang Yusuf juga risih di buatnya karena meski sudah menolaknya banyak kali, tapi Khansa selalu mengejarnya lagi.

"I will not give up as soon as that, Yusuf" gumam Khansa menatap kepergian Yusuf yang mulai menjauh.

Setelah waktu sholat akan tiba, Yusuf segera menuju Masjid. Kebetulan waktu adzan masih lumayan lama, Yusuf memutuskan untuk membantu marbot masjid untuk menggelar karpet.

Tak lama kemudian, mereka selesai dengan pekerjaannya dan beristirahat di serambi Masjid. Yusuf mulai berbincang dengan laki-laki paruh baya itu, ia bernama pak Ahmad yang kebetulan berasal dari Indonesia juga.

"Makasih ya nak Yusuf, udah bantuin bapak" ucap pak Ahmad.

"Sama-sama, pak." jawab Yusuf dengan sopan.

"Nak Yusuf kok mau banget sih kerja jadi guru ngaji, kan gak di bayar"

"Emang kenapa pak? Kan kerjanya halal dan mulia"

"Iya, tapi nak Yusuf kan mahasiswa, emang gak malu?"

"Malu kenapa sih pak? Masa buat baik malu? Kalo saya nyuri baru malu"jawaban Yusuf sontak membuat pak Ahmad tertawa ringan.

"Oh ya, nak Yusuf. Apa nak Yusuf gak mau mengkhitbah seorang gadis??"

"Mmm,,, saya tidak pernah berpikir kesitu, pak"

"Kenapa? Apa nak Yusuf sudah punya calon?"

"Tidak, pak. Saya mau fokus sama kuliah saya dulu, saya tidak mau mengenal perempuan sementara ini"

"Bagus itu, nak. Di saat anak muda yang lain memilih bergaul dan bersenang-senang, nak Yusuf malah memilih untuk membantu bapak di sini, semoga nak Yusuf mendapatkan wanita terbaik nanti"

"Amin pak, makasih"

"Tapi, apa tidak ada gadis yang sedang dekat dengan nak Yusuf??" goda pak Ahmad.

Jodoh Terakhir Pilihan ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang