part 36. this is not dream

924 48 0
                                    


"Ma,,, maaf ma, Farhan gak bisa jaga Ulfa, Farhan gak bisa jaga cucu Mama,,, Ma,,,, maafin Farhan, Ma" isak Farhan sambil menggenggam tangan Mama mertuanya.

Mama Ulfa pun mencoba tersenyum kepada Farhan sambil mengelus kepala menantunya itu.

"Udah,,, ini sudah takdir Allah, nak. Kita gak bisa melawan takdir, kita harus ikhlas, kuatkan diri kamu demi Ulfa, demi istri kamu" ucap Mama Ulfa dengan lembut.

"Tapi semua ini salah Farhan, Ma. Farhan yang lalai jagain Ulfa, bahkan hanya untuk menjaga dua nyawa Farhan gak bisa" ujar Farhan histeris sambil terus menunduk.

"Gak ada yang salah, ini memang sudah suratan takdir dari Allah, jangan terus salahin diri kamu. Pikirkan kehidupan kalian selanjutnya kalau kamu terus nyalahin diri kamu dengan apa yang sudah terjadi, pikirin keadaan istri kamu kalau kamu sendiri masih terpuruk seperti ini. Kuatkan diri kamu, buat Ulfa bahagia lagi, terus lukis senyuman pada Ulfa" kata Mama Ulfa dengan sangat lembut.

Farhan menghentikan isakannya, perlahan ia mencoba mengangkat wajahnya. Terlihat matanya yang sudah merah, bengkak dan berair, sementara penampilannya masih acak-acakan.

"Tapi Ma, Farhan harus bilang apa kalo Ulfa nanyain keadaan bayinya?"

"Bilang aja apa yang memang terjadi, ceritakan semuanya dengan perlahan dan jujur, inshaallah dia bisa terima ini semua"

"Apa Ulfa kuat kalo tau bayinya udah gak ada di sampingnya? Farhan takut kalo Ulfa kenapa-napa, Ma."

"Ulfa malah akan semakin terpukul kalo kamu tidak jujur. Bismillah, nak, kalian harus bisa terima ini"

Farhan kembali menunduk, bahkan membayangkan ekspresi Ulfa saat tau kalo putri kecil mereka yang telah susah payah dia kandung selama tujuh bulan harus pergi, bahkan sebelum dia melihat dunia, sebelum melihat abi dan umminya,  Farhan tidak sanggup.

Beberapa waktu lalu, Farhan susah payah mengumpulkan keberaniannya untuk memberi tau Mama mertuanya tentang apa yang sudah terjadi pada Ulfa. Dia beruntung, karena memiliki mertua yang baik dan sabar seperti Mama mertuanya yang ikhlas harus kehilangan cucu pertamanya yang selama ini ia idam-idamkan.

Tapi kini, Farhan bahkan harus mengumpulkan semua keberaniannya untuk jujur pada Ulfa. Bagaimana kalau Ulfa tidak bisa menerima ini?! Bagaimana kalau Ulfa tidak kuat harus kehilangan bayi mungilnya?! Bagaimana kalau Ulfa membenci Farhan?! Farhan tidak pernah sekacau ini.



*****


Kini Farhan sedang duduk di samping tempat istrinya terbaring lemah, tidak sadarkan diri dan dengan wajah yang sangat pucat.

Farhan terus berdo'a untuk kesembuhan istrinya, sudah tidak terhitung berapa kali Farhan mencium punggung tangan dan kening Ulfa, tapi istrinya masih tidak sadarkan diri.

Farhan tidak pernah melepaskan genggamannya dari tangan Ulfa, bahkan hanya sekedar mengendorkan genggamannya pun tidak pernah. Farhan tidak mau meninggalkan Ulfa sedetikpun, dia tidak peduli pada dirinya sendiri. Bahkan dari Ulfa masuk rumah sakit Farhan tidak pernah menyentuh makanan ataupun minuman sedikitpun, bagaimana dia bisa makan sementara istri kecilnya bahkan belum sadar?!

Farhan terus memandangi wajah istrinya yang sangat pucat, rasa bersalah yang amat besar terus menghantuinya, andai dia bisa mengubah takdir, ia memilih agar tidak pernah masuk ke dalam kehidupan Ulfa.

Tapi apa yang bisa ia lakukan sekarang selain terus berdo'a supaya Ulfa segera sadar, Farhan mulai merenungi setiap ucapan Mana mertuanya tadi. Dia harus kuat, rasa bersalah hanya membuat kita terus terpuruk dan membuat kita lemah, yang sudah terjadi tidak akan bisa di ulangi kembali, jadikan musibah ini pembelajaran untuk menjalani kehidupan esok hari.

Jodoh Terakhir Pilihan ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang