part 41. selamat tinggal, Imamku

1.3K 62 12
                                    

Ost. Buat part ini
[Cristina Aguilera_ Hurt]

Makna liriknya pas banget buat part ini,
Happy reading yah!




***





"Han,,, bangun! Hiks,,, aku mohon, han. Jangan merem mulu,, ayo bangun, hiks" isakan Ulfa sambil mengoyang-goyangkan lengan Farhan.


Tak ada respon dari Farhan, laki-laki itu masih diam, terbaring di atas ranjang rumah sakit.

"Farhan,, aku mohon cepet bangun,, hiks,, kenapa kamu gak pernah cerita masalah ini Farhan? Hiks,,," lirih Ulfa dengan airmatanya yang terus mengalir deras.

Yah, saat ini Ulfa sedang menemani Farhan yang dalam masa kritis. Saat panggilan dari Alya terputus, Ulfa langsung memesan taksi online dan bergegas ke rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Ulfa sudah mengetahui kalau suaminya masuk ruang operasi. Ada banyak pertanyaan di benak Ulfa kala itu, dan yang mendominasi pikirannya saat itu adalah Farhan sebenernya sakit apa?

Di ruang tunggu, Ulfa tak henti-hentinya berdo'a untuk keselamatan suaminya. Dengan tubuhnya yang gemetar hebat dan airmata yang terus mengalir, Ulfa menunggu dokter keluar dari ruang operasi.


Sampai hampir setengah jam lamanya, seorang laki-laki paruh baya pun keluar dari ruang operasi, dengan langkah terseret Ulfa pun menghampiri dokter itu.

Ulfa masih ingat betul kata-kata dari dokter itu padanya.

"Kanker otak yang di derita suami anda sudah mencapai stadium empat, kami menyayangkan keterlambatan penanganan pasien, pasien harus rutin melakukan kemoterapi"

"Jadi, maksud dokter, suami saya mengidap kanker otak? Tapi sejak kapan?!"

"Dapat saya perkirakan, suami anda sudah mengidap kanker otak ini sejak lama, mungkin dari dua tahun yang lalu"

Ulfa sangat terpukul mendengar penjelasan dari dokter itu, saat itu juga Ulfa merasa kalau jantungnya berhenti berdetak, nafasnya seketika menjadi sesak.

"Dokter, saya mohon, selamatkan suami saya!"

"Kami akan berusaha yang terbaik untuk suami anda, banyak-banyaklah berdo'a untuk keselamatan suami anda, karena hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan suami anda"


Setelah mendengar kalimat itu, dengan langkah lunglai Ulfa berjalan ke ruang ICU tempat Farhan di rawat. Ulfa sangat rapuh, seluruh sendinya seakan tak lagi berfungsi, Ulfa hancur.

Ulfa tak pernah sedetikpun melepaskan genggamannya dari tangan Farhan, mengarahkan tangan itu untuk mengelus kepalanya.

Ntah sudah berapa banyak airmata yang terjun dari pelupuk matanya, bahkan airmatanya sudah tak mampu menetes melainkan terus mengalir, seakan seluruh cadangan airmatanya tak akan pernah habis.

Dengan pandangan yang terhalang airmata, Ulfa terus menatap wajah Farhan yang pucat, wajah yang selama ini selalu tersenyum untuknya di balik rasa sakit yang dia sembunyikan.

Jodoh Terakhir Pilihan ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang