part 20. rain ☔

1.1K 66 2
                                    



Malam harinya, setelah sholat isya',  mereka pulang kerumah setelah berpamitan dengan Mama dan kak Iren tentunya.

Di dalam mobil hanya hening, Ulfa sibuk dengan ponselnya sementara Farhan fokus dengan kegiatan menyetirnya, Yang terdengar hanyalah bunyi derasnya hujan di luar sana.

"Fa!" panggil Farhan mulai memecah keheningan.

"Hm?" jawab Ulfa yang masih sibuk memandang ponselnya.

"Mmm,,, itu, anu,,, itu lho" ucap Farhan terbata-bata tak jelas.

"Apaan sih, han?! Yang jelas dong ngomongnya" ujar Ulfa memandang Farhan kesal.

"Mm,, masalah omongan lo tadi di rumah Mama, bener?" ucap Farhan ragu-ragu.

Mata Ulfa seketika membulat sempurna, 'mampus, gue kenapa bisa bilang gitu depan Farhan sih?! Sekarang gue harus bilang apa?! Aduh fa, ngomong itu yang hati-hati dong!!!' gumam Ulfa dalam hati.

"Fa?" panggil Farhan pelan.

"Eh, ya?!" ujar Ulfa tersadar dari lamunannya.

"Masalah omongon lo, bener?" tegas Farhan mengulangi.

"Mmm,,, gue juga gak tau, han. Gue belum bisa mastiin kalo hati gue udah terbuka buat lo sepenuhnya sekarang, tapi gue juga mau buat Mama bahagia sama pernikahan kita. Gue juga merasa udah jadi istri yang gak baik buat lo selama ini, gue belum bisa ngasih lo apa-apa" lirih Ulfa.

"Lo gak boleh bilang gitu, lo udah ngasih gue lebih dari yang gue mau.
Lo udah perhatian sama gue, lo udah tersenyum dan buat gue bahagia dengan itu, dan lo udah ada untuk gue selama ini" ucap Farhan lembut sambil mengelus kepala Ulfa dengan sebelah tangannya.

Ulfa mematung tanpa sepatah katapun, hanya terdengar samar-samar suara jantungnya yang bermaraton ria dengan diiringi suara hujan yang jatuh dengan derasnya sampai menciptakan genangan di jalan yang di belah oleh roda mobil yang di kendarai Farhan di tengah gelapnya malam.
      Ampun dah bahasa gue apaan nih alay banget..😅

"Tapi gue gak pernah ngasih hak lo sebagai suami selama kita nikah, gu..." ucapan Ulfa terpotong oleh jari telunjuk Farhan yang sudah berada di bibirnya pertanda untuk berhenti bicara.

"Gue gak pernah minta hak gue sebagai suami lo, gue cuman minta lo bahagia sama gue. Itu doang, gak lebih" ucap Farhan sambil tersenyum tulus kearah Ulfa.

Ulfa yang sedari tadi menunduk membalas senyum Farhan,  dan senyumnya kali ini sangat manis dan tulus untuk Farhan.

B  A H A G I A

Satu kata untuk perasaan Farhan saat ini, yang membuatnya meneruskan perjalanannya menuju rumah dengan senyum yang terus mengembang.

"Hujannya deras ya, han. Lo dingin gak??" tanya Ulfa sambil bermain embun hujan di kaca mobil di sebelahnya.

"Dingin, kenapa? Lo mau peluk gue? Silahkan, gue emang butuh selimut bernyawa sekarang." goda Farhan.

Pipi Ulfa memerah, dan tangannya reflek memukul sebelah bahu Farhan dengan keras.

"Aw!! Sakit tau, sayang" goda Farhan lagi sambil terkekeh karena melihat wajah Ulfa yang sudah memerah dan salah tingkah.

"Iiiiiih!!! Apaan sih" ujar Ulfa sambil terus memukul bahu Farhan tanpa henti dan jeda iklan.  Di kira sinetron kali pake jeda iklan segala

Jodoh Terakhir Pilihan ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang