AFD - 09.

2.3K 102 11
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

'Aku pernah merasakan pahitnya hubungan bersamamu, tapi kamu tidak pernah berusaha membuatnya menjadi manis, mengapa?'

•••

"Gue rasa lo harus tau Sen" Suasana yang awalnya mulai cair sekarang kembali tegang. Sendy takut ada beberapa kebenaran lagi yang akan menyakiti hatinya.

"Hmm terserah dehh.." ucap Sendy pasrah
"Lo pasti punya pikiran kalo misal Altra masih sayang sama Asella, kenapa nggak balikan aja" Tanya Rivan on point.

"Kok dia tau? apa jangan jangan dia cenayang? oh meygatt!!" - Batin Sendy.

"Gue bukan cenayang kok, gue cuma nebak aja. Tapi bener kan ?" Jawab Rivan seakan mengerti isi pikiran Sendy.
"Hehehe iya sih kak, kenapa sih nggak balikan aja, gue bisa ikhlas kok kalo dia balikan sama mantan nya. Mungkin emang dari dulu gue yang maksain hubungan ini buat tetap lanjut. Gue nggak mikir kalo ada satu hati yang terpaksa mengikuti alur yang gue buat. Malah kesannya gue bodoh, bikin hati gue sakit sendiri" Jelas Sendy yang diangguki oleh Rivan.

"Bukan gitu Sen. Jalanin aja apa yang menurut lo bener. Nih ya gue jawab, kenapa mereka nggak balikan."

"Pertama, mereka itu sebenernya mau balikan waktu itu. Lo inget hari lo nembak Altra? 12 September 2020, tahun lalu. Lo liat gue lari-larian kan?" Tanya kak Rivan.

Sendy mengangguk membenarkan.

"Itu gue bilang ke Altra kalo ada yang penting di lapangan indor, waktu itu dia lagi sama Asella. Gue nyuruh Altra ikut gue ke lapangan indor, padahal gue tau kalo Altra mau balikan sama Asella." Kata Rivan sambil menyandarkan punggungnya di kursi.

"Jadi? penyebab Asella sama Altra nggak balikan itu gue? iya kan?" Sendy berpikir ialah yang salah dalam hubungan ini, tidak seharusnya ia menyatakan perasaannya waktu itu. Memang benar cintak itu tak harus memiliki namun entah apa yang ada dipikiran Sendy hingga ia berani menyatakan perasaannya.

"Bukan gitu juga, astaga ini anak emang. Gue yang ngegagalin acara Altra balikan, jujur nih ya. Gue nggak suka sama Asella, dia itu nggak pantes buat orang kaya Altra. Dia itu suka main belakang." Kening Sendy berkerut tanda tak paham dengan apa ang Rivan bicarakan.

"Atas dasar apa lo nggak suka sama Asella? dan apa maksud lo ngomong Asella suka main belakang?" tanya Sendy sembari menghadap Rivan.
"Ada satu hal yang gue nggak bisa ceritain ke lo, Sen. Yang satu ini biar jadi rahasia gue sama Asella."

"Terus? mereka putus gara-gara Asella main belakang sama siapa?" Tanya Sendy.
"Asella selingkuh sama temen nya Altra." Jawab Rivan singkat.

Sendy seperti menemukan kepingan puzzle baru yang membuat ceritanya semakin sempurna.

"Hmm, gitu ya... makasih infonya, gue duluan." Ujar Sendy sambil berdiri dan mulai berjalan meninggalkan tempat ini.

"Sen" panggil Rivan.

"Apa kak?" Jawab Sendy sambil memutar badan nya.
"Pulang bareng gue aja, gue udah janji sama temen temen lo." Ucap Rivan lalu mendahului Sendy yang masih terdiam di tempatnya.

"Kakk!!! tungguin gue elah..." Teriak Sendy.

Diperjalanan pulang hanya ada suara radio yang mengisi keheningan. Jakarta selalu macet membuat perjalanan terasa sangat lama. 

'Ya sobat galau fm hari ini udah mendung aja ya kaya hati para pendengar setia radio ini. Berhubung sekarang cocok buat bergalau ria, gimana kalau kita pasangin lagu buat orang yang nggak dianggap sama doi, ini dia Cakra Khan kekasih bayangan'

Lagu terus berputar seakan menceritakan kisah Sendy dan Altra, tiba di bagian Reff Sendy menghela nafasnya pelan lalu menyenderkan kepalanya ke kaca dan melihat hujan rintik-rintik yang mulai turun seakan mengerti isi dan keadaan hatinya.

'Aku tau engkau
sebenarnya tau'

Sendy tau bahwa sebenarnya Altra merasakan ketulusan Sendy

'Tapi kau memilih 
seolah engkah tak tau'

'Kau sembunyikan
rasa cintaku
dibalik topeng persahabatanmu
yang palsu

Sendy merasa Asella terlalu munafik untuk tidak mengajak balikan terlebih dahulu, padahal ada banyak waktu yang Sendy berikan untuk mereka berdua.

'Kau jadikan aku kekasih bayangan
untuk menemani saat kau merasa sepi
bertahun lamanya
kujalani kisah, cinta sendiri.'

Mungkin bedanya Sendy seperti akan menyerah di bulan ke sembilan ini, seperti tidak ada yang harus dipertahankan jika semuanya akan menjadi penyakit dalam dirinya.

Setelah mengalami kemacetan panjang di tengah hujan, akhirnya ia sampai dirumahnya. Sendy membuka pintu mobil dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada Rivan. Ia melangkah masuk kedalam rumahnya. Baru ingin membuka pintu menuju kamarnya, mamanya memanggil.

"Sendy" Sendy langsung menoleh.

"Iya ma? kenapa? " Ia mengurungkan niat untuk masuk ke dalam kamar.
"Kamu ikut mamah ke Australia atau tetap sama papah disini?" Tanya mamanya yang sedikit membuatnya pusing.

"Loh, emangnya kenapa ke Australia ma? mama ada bisnis disana ya? Sendy disini aja nggak ap--"

"Mama mau cerai sama papah kamu, jadi kamu mau ikut mamah atau papah?" Kepala Sendy tiba-tiba pusing. Permasalahannya dengan Altra masih berlangsung ditambah lagi dengan permasalahan keluarganya.

Dunianya seakan hancur, Dewi Fortuna seperti tidak memihaknya selain kisah asmara ada saja yang membuatnya ingin marah. Ia bingung apa yang bisa ia lakukan ketika semua sudah terjadi seperti ini. Dulu ketika mama dan papa nya bertengkar masih ada Altra yang bisa ia hubungi walaupun dibalas cuek. Sekarang Altra pun sudah jelas memilih Asella. Sendy tau diri.

Apa ia harus ikut mamanya? atau papanya?


Tbc

a/n: Maaf banget kalo nggak dapet feelnya masih terlalu amatir
Vomment by, btw sorry for typo.

XOxo.

All Falls Down [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang