•••
"Eh btw, Sen! Kita ke Jakarta kapan?" tanya Dion sembari mencicip makanan miliknya."Masih minggu depan kali, Yon. Soalnya kan minggu depan liburan sekolah," jawab Sendy menatap Dion, ini sudah ke sekian kalinya Dion menanyakan kapan mereka akan pergi liburan ke Jakarta.
"Emang nggak bisa apa? Kita ijin duluan, kan tinggal ambil raport doang." paksa Dion yang membuat Sendy mulai jengkel. Mungkin Sendy sedang dalam hari merah-nya.
"Dih? Sekolah punya nenek lo emangnya?" sinis Sendy yang di buahi cengiran bodoh Dion.
"Ya masa gitu doang nggak boleh, ribet amat." Dion mengomel pada Sendy. Padahal Sendypun tidak tau apa-apa sebagai murid yang terbilang masih baru.
"Ngajak berantem ya lo, Yon?" Sendy mengepalkan tangannya berniat untuk memukul Dion, yang langsung di hadang oleh Laki-laki itu.
"Ih neng, lo napa? PMS ya?" tanya Dion keheranan.
"Nggak tau ah, bete gue." Sendy langsung meminum Es Coklat miliknya, lumayan bisa menetralisir rasa marah nya.
Tiba-tiba ia mengingat masa masa ketika ia masih bersama Altra.
Mereka jarang punya waktu walaupun hanya untuk berkencan di malam Minggu, ritual orang pacaran itu tidak dilakukan oleh kedua insan itu.Hanya Altra lah obat candu milik Sendy, ia begitu menginginkan Altra ada disampingnya.
Dia rasa, dia sudah terjebak dalam semua ini. Dalam masalah yang ia buat.
Sendy paham, walaupun ia jatuh begitu dalam. Altra tidak akan menolongnya.
Tenanglah, Sendy akan tetap baik-baik saja."WOY, NGELAMUN LO, KAMBING" teriak Dion tepat di telinga milik Sendy. Sendy terlonjak kaget lalu memukul lengan Dion dan menjambak rambut Dion.
"Goblok ih, Dion! Gue kaget tau!" Sendy mengerutkan keningnya. Dion tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Sendy ketika kaget.
"Lo kalau punya muka, kondisiin dong. Ngakak ahahaha parah... parah aahhaha " Dion masih saja tertawa keras sampai mengundang perhatian orang orang disekitar rooftop cafe.
"Malu ih, Yon! Bodoamat mau pulang!" Marah Sendy sambil menendang angin.
"Ngapain coba dirumah, gabut amat lo bocil." Dion masih sesekali tertawa kecil ketika melihat muka Sendy.
"Capek, ngantuk gue." ucap Sendy menelungkupkan wajahnya di meja.
"Nggak usah pulang, ayo gue ajak jalan-jalan lagi" ajak Dion sambil berdiri.
"Hmm... ayo deh" Sendy mengikuti Dion.
Mereka pun meninggalkan cafe itu untuk pergi ke suatu tempat.
Diperjalanan Sendy tertidur, marah-marah membuat energinya terkuras.
"Dihh, tidur nih anak. Jadi? Dari tadi gue ngomong sendiri dong?" ucap Dion lalu membangunkan Sendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Falls Down [COMPLETED]
Teen FictionKasih tau gue trik gimana caranya biar lo luluh sama gue. Gue udah ngelakuin apa yang gue bisa, tapi semuanya sia-sia. - Sendyna Putri