•••
Semudah itu anganku kau tumbangkan
•••
"Eh, lama nggak ketemu ya, Sen"
"Iya, Altra." Sendy tersenyum kecut, usaha nya selama beberapa bulan di Australia gagal... pertahanannya runtuh sudah berkeping-keping. Mungkin atau bahkan tidak ada yang tau jika Sendy masih sangat menyayangi Altra.
"Gimana kabar lo?" Sendy duduk lalu menatap Altra.
"Baik, lo sendiri?" tanya Sendy balik.
"Gue juga baik, maaf" Altra memainkan jari-jari nya tanda gugup.
"Hah? Buat apa?" kata Sendy yang berpura-pura tidak tau.
"Gue minta maaf, gue nyakitin lo" Altra menatap Sendy yang masih memasang wajah tak taunya.
"Hah? Apanya sih, Tra?" maafkan otak Sendy yang suka berpura-pura ini.
Altra mendengus pelan berusaha sabar, "Maafin sikap gue selama 9 bulan kita jalanin hubungan"
"Gue baru sadar kalo lo peduli banget sama gue. Tapi gue nya malah acuhin semua perhatian lo." sambung Altra. Sendypun makin kesal karena terpaksa harus mengingat kejadian itu.
"Gue nggak apa-apa kok, toh mungkin gue juga yang salah, Tra. Anggepannya gue sama lo orang asing. Terus gue ngasih tau lo ini itu, pasti nya lo nggak bakal percaya," jelas Sendy yang membuat Altra terkejut.
Sebegitu jahat kah Altra di mata Sendy? Atau sebanyak itukah luka yang Altra berikan? Semua hanya Sendy yang paham.
"Bukan itu maksud gue. Sumpah gue nggak berniat kaya gitu, Sen." Altra mencoba untuk menjelaskan.
"Terus, maksud lo gimana, Tra? Gue udah nggak ngerti jalan pikiran lo." Sendy mengerutkan keningnya.
"Setelah lo ngatain gue di Sosmed gue, nyakitin gue ini itu. Sekarang dengan mudahnya lo balik ke gue bilang yang sebenernya bukan seperti itu, lo punya hati nggak sih, Tra?" Sendy mulai berkaca-kaca. Ia sadar, bahwa cinta tak akan semulus yang ia harapkan.
Memang benar kata pepatah bahwa 'Cinta tidak harus memiliki' mungkin ini yang disesali Sendy. Seharusnya dia tidak memaksakan diri untuk memiliki Altra.
"Ck. Gue bingung jadinya. Gue minta maaf sama lo." Altra berdecak sebal lantaran Sendy tak mengerti apa yang ia bicarakan sedari tadi.
"Gue sadar ternyata belakangan kemarin lo ngeyakinin gue buat nggak nge-iya in permintaan lo buat putus itu biar gue nggak sakit hati. Karena Asella bakal nikah sama Arga." jelas Altra. Sendy meringis pelan, hatinya terasa sakit. Ia baru sadar kali ini.
Ia hanya dibutuhkan ketika Altra disakiti.
"Lagi-lagi Arga, gue nggak bisa benci dia. Kenapa juga lo nggak bilang ke gue, kenapa lo harus bohong ke gue," cowok itu mengusap mukanya pelan.
"Arghh" geramnya.
"Tra, udah! Mau sampe kapan lo bikin gue sakit hati sih?!" ucap Sendy. Benar ia lemah kali ini.
"Lo cerita Asella mau nikah sama Arga ke gue, emang buat gue seneng. Tapi ketika lo bilang lo sakit hati pas lo ditinggal nikah sama Asella gue yang sakit hati, Tra."
"Lo mikir nggak sih? Gue berusaha buat move on dari lo... Terus lo dateng sekarang buat ngomongin hal yang bikin hati gue jadi sakit? It's okay! Kalo lo emang nggak suka gue dari awal jangan pernah kembali untuk menuai rasa sakit yang bertubi-tubi." Sendy tertunduk, air matanya mulai menumpuk. Kali ini ia lega bisa menyampaikan apa yang ia pendam selama ini.
"Mending lo balik, nggak enak sama tetangga. Makasih udah nyambut kedatangan gue dengan baik" lalu Sendy berdiri menghadap Altra dan mengusap mata nya sambil tersenyum getir.
"Gue kalah, gue nggak bisa naklukin hati lo selama 9 bulan. You're the winner, Tra. Dan soal gue nggak kasih tau lo, itu salah lo sendiri. Lo nggak mungkin lupa tentang lo dan Asella yang udah bikin gue malu didepan semua orang waktu disekolah, kan? Gue aja nggak lo kasih kesempatan buat ngomong" Sendy berdiri hendak menuju kamar nya.
"Dan lo nyalahin gue soal itu? Gila lo gue rasa. Sebaiknya sebelum lo berucap nyalahin gue kaya tadi, lo mikir dulu kelakuan lo yang dulu-dulu. Altra, lo sangat memalukan sekarang. Pengecut," putus Sendy lalu berbalik menuju kamarnya.
Sendy berhenti sejenak, "Lo tau pintu keluarnya, kan? Gue ke kamar dulu," lalu melanjutnya jalannya.
Altra masih terdiam disana, ia sungguh bingung. Bagaimana caranya ia bisa kembali seperti dulu? Ketika Sendy mencari perhatiannya tanpa lelah, chatting walaupun pada akhirnya dibalas kata-kata tajam atau bahkan kasar.
Altra bingung, apa yang ia lakukan salah kali ini? Ia hanya ingin Sendy kembali padanya. Ia tidak tau bagaimana caranya, yang ia tau hanya cara ini. Tapi kenapa Sendy malah sensi kepadanya.
Altra memilih untuk bangkit dan pulang. Mungkin ia akan mencoba lagi esok pagi.
Altra menyalakan sepeda motornya,
"Kayaknya gue butuh pencerahan dari Rivan kalo gini." Sambil memakai helm fullface nya lalu meninggalkan halaman rumah Sendy.•••
Altra memarkirkan sepeda CBR miliknya di depan halaman Rivan. Sesekali ia menengok kanan kiri untuk mencari penghuni rumah ini.
"Ini sepi amat pada kemana dah?" kata cowok itu sambil menggaruk punggung leher nya.
LINE
Altra
Lo dimana?Rivan
Out bareng bokap nyokap.Altra
Gue di rumah lo, pnts spi.Rivan
Lo gbilang ke gue mau kesitu.Altra
Msh lama?
Kalo iye gue blk aja.Rivan
Ntar mlm bru dtng.Altra
Yodeh gue plng.Rivan
Nanti gue krmh lo.Altra memutar sepeda nya untuk kembali kerumahnya.
Hari yang melelahkan.Tbc
a/n : Hola, aku bek egen... gimana gimana? paham nggak? aku nggak .g
kalo gapaham nanti aku jelasin ya :v kalo inget...
keep vomment and share to your friends !!! biar aku up nya cepet...bcs your notif is my moodbooster. !!
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
All Falls Down [COMPLETED]
Novela JuvenilKasih tau gue trik gimana caranya biar lo luluh sama gue. Gue udah ngelakuin apa yang gue bisa, tapi semuanya sia-sia. - Sendyna Putri