•••
Nb: Alur nya dipercepat aja ya
4 tahun kemudian.
"HUAHHH, SAKIT ASTAGAHH HAH HAHH...!" teriak seorang wanita di dalam suatu ruangan.
"KELUARIN TENAGA BADAK KAMU!" ucap sang suami.
"Terus ibuu, sudah keliatan kepalanya ini" kata suster yang membantu.
"EMANG LO PIKIR KELUAR IN KEPALA SEENAK KELUARIN TAI?!" bentaknya pada suster tersebut.
Suster tersebut menjadi malu.
Wanita itu membuang nafasnya kasar, "HIYAAAA!! SAKIT ANJENG ASTAGA!!"
"JANGAN CAKAR AKU DONG, SAKIT TAU SAYANG!!" kata suami wanita tersebut.
"LO ENAK YA BILANGNYA, INI SAKIT ANJER!! BUATNYA ENAK-ENAKAN LAHIRNYA NGGAK MAU SUSAH. MATI SANAAA! GILAAAA SAKITTT AHHH" ketus Wanita itu dan terus berusaha mengeluarkan bayi yang tinggal setengah lagi hadir di dunia.
"Tinggal sedikit bu, ayo!" ucap suster tersebut menyemangati.
"Ssakithh...huahh hahh hnggg" Wanita itu mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa.
"Huweee~" suara bayi menangis menggema di ruangan tersebut.
Ia menghela napasnya walaupun tersenggal-senggal, lalu tersenyum tipis, matanya sempat melihat anaknya sebentar setelah itu pandangannya menggelap.
"Dokter istri saya gimana? Kok pingsan?" tanya laki-laki itu.
"Iya pak sebentar saya check dulu, suster bersihkan bayinya ya," kata dokter tersebut.
Setelah di periksa dokter itu tersenyum kepada laki-laki itu.
"Istri bapak tidak apa-apa, hanya kelelahan saja" ujarnya."Huh syukurlah" kata laki-laki itu lega, kemudian suster datang dengan membawa bayi yang sudah di bersihkan lalu di beri balutan kain.
"Ini pak, anaknya perempuan" ucap suster tersebut memberikan bayi kepada Sang ayah.
Ia tersenyum melihat anaknya itu. Lalu ia membawa keluar anaknya.
"Gimana keadaan Sendy?" tanya Wendy.
"Dia baik baik aja aja kan, Tra?" kata Rindy yak kalah khawatir.
"Jawab woy, gue panik setengah mati" desak Dion pada Altra.
"Baik kok, cuma lagi kehabisan tenaga makanya pingsan" jawab Altra yang membuat orang orang di sekitarnya menghembuskan nafas lega.
"Anaknya cewe atau cowo?" tanya Venne
"Cewe dia" jawab Altra lagi.
"Namanye siapa? " Rizky dan Ferro bertanya.
"Salsabila Alsyelya Revando" kata Altra sambil tersenyum.
"Cantik, kaya orangnya" ucap Venne
"Permisi bapak Altra? Bu Sendyna nya akan saya pindah ke ruang VIP di lantai dua ya pak nomor 12" ucap suster tersebut memberi tau.
"Iya sus" jawab Altra.
"Sus, Sendy boleh di jenguk nggak?" tanya Venne pada Suster tersebut.
"Iya sus, boleh nggak?" sambung Dion, yang di angguki oleh Wendy dan Rindy.
"Iya boleh bapak sebentar lagi, tapi tidak boleh secara bersamaan sebab pasien belum sadar karena kelelahan." jelas Suster itu.
"Oh gitu ya sus, oke." mereka langsung duduk kembali.
"Ciee jadi bapak si upil" ledek Wendy pada Altra.
"Nggak usah toxic depan anak gue, Wen" ketus Altra.
"Dihh kambuh anjingnya hahaha" Rindy tertawa pelan.
"Lo belajar jadi bapak yang benar ya, Tra. Ntar anaknya nangis nggak tau lagi mau ngapain" ucap Ferro.
"Sama Altra langsung di buang, bikin lagi sama Sendy." kata Rizky yang langsung di hadiahi pukulan kecil oleh Wendy, Rindy, Venne
"Dipikir 9 bulan tuh cepet apa! Lama tau, gue nungguin keponakan gue lahir malah gue duluan yang bertelor" canda Venne.
"Terus? Mana telor lo, Ne?" tanya Dion
"Abis deh gue makan, kelaparan si gue nya." kata Venne sekenanya yang membuat ia ditatap geli oleh orang di sekelilingnya.
"Bercandaa, ya kalii gue bertelor woy. Gue masih normal kali" Venne memutar bola matanya.
"Ya emang kita percaya apa kata orang bloon? Yeu nggak kali." elak Ferro.
"Sadis lo!" Venne langsung membuang mukanya.
"Udeh si, drama mulu depan anak gue, tar dia ikutan alay kaya kalian. Gue juga yang berabe" Altra langsung menjauhkan Billa dari 6 orang yang tidak waras itu.
Akhirnya Altra menjauhi kerumunan itu dan menuju tempat istirahat Sendy, disepanjang jalan Altra berfikir bahwa dahulu ia adalah orang terbodoh yang bisa-bisanya menyakiti Sendy begitu hebatnya.
Padahal Sendy tidak pernah berniat jahat, atau bahkan Sendy sangat tulus padanya. Obsesi yang besar terhadap Asella membuatnya seakan buta pada kenyataan, bahwa sebenarnya Sendylah yang mencintainya dengan tulus, bukan Asella.
Sejak Sendy pergi dari hidupnya ia merasa hampa. Tidak ada lagi permintaan kecil Sendy, tidak ada lagi rengekan untuk kencan, tidak ada lagi obrolan random yang membuat Altra nyaman. Hanya karena gengsi yang besar ia merelakan wanita itu. menyakiti wanita itu dengan kata-katanya.
Mungkin jika Sendy tidak pergi. Altra tidak akan tau sebagaimana pentingnya Sendy didalam hidup seorang Altra.
Jika Sendy tidak memberi kesempatan kedua mungkin Altra tidak akan mengerti indahnya kehidupannya yang sekarang, dengan buah hati yang benar-benar lucu serta Sendy yang benar-benar telaten dalam mengurusi keluarga mereka.
Altra berharap kebahagiaan ini tidak akan pernah pudar sampai ia meninggalkan semua yang ada di dunia ini.
Tamat.
a/n : Hi!!! Nggak nyangka banget udah selesai, gimana endingnya? Sesuai ekspetasi nggak? Atau ada yang masih gantung? Komen aja kalo ada yang masih kurang jelas!! Maaf ya kalau pendek, takutnya keburu bosen kaliannya! pokoknya jangan lupa vote sama komen! Woof you!
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
All Falls Down [COMPLETED]
Teen FictionKasih tau gue trik gimana caranya biar lo luluh sama gue. Gue udah ngelakuin apa yang gue bisa, tapi semuanya sia-sia. - Sendyna Putri