AFD - 23.

2.4K 94 4
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Yang paling sakit adalah berharap pada orang yang sama sekali tidak ingin menjadi tempat berharap

•••

Setelah beberapa jam perjalanan yang Sendy, Dion dan Venne tempuh akhirnya mereka sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka turun dari pesawat menggeret koper masing-masing.

"Huh... Akhirnya nyampe juga kita" ucap Venne tersenyum sumringah.

"Iyaa, gue udah rindu banget sama Jakarta. Padahal baru beberapa bulan gue ninggalin." Sendy menggeret kopernya menuju pintu keluar bandara.

"Sen, ngafe dulu bisa lah. Gue laper berat, mana tadi jetlag lagi gara-gara lama di pesawat" Dion mengeluh. Ia tadi sempat mengeluarkan segala isi perutnya, makanannya.

"Kuy lah kuy... Tapi apa nggak langsung pulang aja? Kan sekalian bisa langsung istirahat. Kata mama udah disiapin semua dirumah, jadi kita tinggal istirahat doang" jelas Sendy.

Dion bergumam menyetujui saran Sendy. Akhirnya mereka ber tiga mencari taksi dan pulang ke rumah.

Lalu tak berapa lama mereka sampai di rumah Sendy yang sudah lama tak dia tinggali.

"Ven, lo udah ngabarin temen lo itu?" tanya Sendy yang sedang mengecek barang barangnya.

"Udah kok" jawab Venne sambil menempatkan diri di posisi yang nyaman untuk bersandar.

"Siapa sih temen lo itu? Kepo gue" ujar Sendy.

"Nanti aja deh ceritanyaaa, tidur-tidur dulu mumpung udah nyampe nih" Dion tak terima karena tidurnya terganggu dengan suara Sendy dan Venne.

"Iya...iya... bapak, bentaran napa" sergah Venne memutarkan bola matanya.

"Au nih Dion, ribut deh... pindah kamar lo sana, ngapain sih disini." usir Sendy pada Dion, lalu Dion mengikuti kata-kata Sendy dan langsung pindah ke kamar sebelah yang sudah di sediakan.

"Lo sendiri, udah kabarin temen lo belum?" tanya Venne balik.

"Belum sih hehehe..." Sendy memang belum memberi kabar ke Wendy dan Rindy tentang ia sudah kembali ke Jakarta, ralat Berlibur ke Jakarta.

Ia langsung membuka ponselnya yang sedari tadi ia mode airplane.

Kalpanax cream (3)

Sendyna
Gaesss, aku datangg 💃

Wendyra
Ahmoso, tipu tipu amat si dugong
Pap coba

Sendyna

Dihhh maless
Gapercaya sini deh
Main ke rumah


Rindyta
Halah boong ko tai
Ga kabar kabar = Hoax

Wendyra
Nah 2in dongg, tumben pinter.

Rindyta
Monmaap ibu, saya pinter dari pas masi zigot btw :)
Ga kaya ibu, baru pinter.

Wendyra
Alahhh ulangan Fisika tadi curhat dapet berapaaa.
50 rin? :v

Rindyta
Jangan diingetin lagi dongg, kesel nih gue :( masa nilai ga pernah bener.
Pengen ikut lo aja jadi anak IPS

Sendyna
Eh gue beneran dah balik egee, sini main.
Kalian libur juga kan?


Wendyra
Iyalah, ngapain juga sekola
Mager amatt ngurusin ekonomi geo dll yang ga pernah ngertiin kita.

Padahal kita udah berjuang buat mereka tapi mereka nggak mau berjuang balik buat kita.

Rindyta
Yahhh, curhat si ibuu, tuker sini
Lo jdi naks IPA sehariiiiii

Sendyna
Udah lah para umat umat ku yang goblok tiada tara
Ngertiin kalo kalian itu iq nya emang dibawah rata rata, jdi susah buat pinter :(
mengakulah


Wendyra
Sialan lo dugong alaska, gue lmpar ke padang pasir nangis lo.
Ntar kekeringan mati.

Rindyta
Lempar aja, ikhlas hayati mahhhhh ...

•••

Sendy cemberut dan menyenderkan punggungnya.

"Ihh bodo ah, mereka mah nggak percayaan sama gue" ucap Sendy kesal.

"Dih, kesambet ya mbak?" canda Venne sambil mencolek bahu Sendy pelan.

"Nyebelin." Sendy membuang mukanya.

"PMS si mbak nya, seneng kek. Ini udah di Jakarta loh" Venne menatap depan nya.

"Ngantuk gue. Mau tidur duluan, bye!" Sendy memutar badannya dan memposisikan diri dalam posisi wenak.

"Dasar kebo" ejek Venne. Lalu ia pun mengikuti jejak Sendy dan terbang ke alam bawah sadarnya.

Tak lama kemudian Dion berteriak dari luar kamar dan tak lupa menggebrak pintu dengan sedikit keras, yang membuat dua insan tertidur itu kaget dan bangun.

"SENDYYYYYY"

BRAK BRAKK....

"BUKA WOY! ADA COWO YANG NYARI LO TUH...PACAR LO KALII..." Dion tetap berteriak keras.

"IYA TUNGGU!" balas Sendy tak kalah keras dari Dion.

Sendy membuka pintu kamarnya sambil memasang wajah lesu, ia lelah.

"Apa sih Yon, nggak tau gue ngantuk apa?" tanya Sendy yang masih terlihat ngantuk.

"Ada cowo yang nyari lo tuh, kalo gak salah namanya Alar? Altar? Atar? Nggak tau ah susah. Sana turun. Gue mau lanjut bogan dulu." Dion meninggalkan Sendy yang masih mematung.

"Apa mungkin Altra?" lirihnya bermonolog.

"Nggak mungkin kan? Ya ampun. Tolong jangan gagalin usaha move on gue." Sendy melangkah pelan menuju Ruang Tamu.

"Eh, lama nggak ketemu ya, Sen"

"Iya, Altra" Sendy tersenyum kecut, usaha nya selama beberapa bulan di Australia gagal... pertahanannya runtuh udah berkeping keping. Kalian tidak tau bahkan, jika Sendy masih sangat menyayangi Altra.

Tbc

a/n : Haloh :' aku bekk jangan lupa di vote dan comment. Share juga. Udah double up ginii masa nggak di vote!!!

Xoxo

All Falls Down [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang