AFD - 08.

2.4K 102 2
                                        

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

'Aku yang minta maaf walau kau yang salah'

•••

Rivan menahan tangan Sendy, "lo disini aja, kan gue yang nyuruh lo kesini. Gue ngundang lo bukan Asella" jelas Rivan lalu menarik tangan Sendy agar tak pergi. Rindy dan Wendy yang mengerti keadaan langsung menghampiri keduanya.

"Rindy sama Wendy. Lo bisa pulang sekarang." ujar Rivan pada kedua teman Sendy.

"Terus nanti Sendy pulangnya gimana kak? dia kan kesini bareng sama kita, dia juga nggak bawa mobil." Wendy yang tau akan keinginan Sendy akhirnya berbicara. Dari wajah Sendy ia tau bahwa Sendy sudah tidak betah berada disini.

"Soal Sendy balik, lo tenang aja, ntar gue anter balik temen lo dengan selamat kok, nggak usah khawatir" jawab Rivan. Wendy dan Rindy mendekat ke arah sendy dan membisikan sesuatu.

"Kalo ada apa apa langsung telpon gue aja Sen" ujar mereka pelan.

"Siapp!! udah sana lo pada balik aja." bisik Sendy sambil memberi acungan jempol pada kedua temannya tanda ia paham. Setelah itu Sendy dan Rivan kembali masuk kedalam rumah Altra.

"Terus gunanya lo nahan dia apaan, Van?" tanya Altra dengan nada tak suka.

"Dia itu pacar lo kalo lo lupa Tra, sedangkan Asella yang disamping lo itu cuma mantan lo. Kenapa malah Asella yang lo mintain tolong?" Tanya Rivan sambil menunjuk kasar kearah Asella.

"Padahal ada dia yang masuknya barengan sama Asella, lo paham kan sakitnya kalo lo di cuekin sama pacar lo sendiri? terus kenapa lo ngelakuin itu semua ke Sendy?" Cetus Rivan menyindir masalalu Altra dengan Asella.

Sendy mulai tidak tenang mendengar pertengkaran di depannya, ia ingin menelpon kedua temannya tapi dia mengurungkan niatnya tersebut.

"Lo tau kenapa gue malah nelpon Asella kesini? karena gue butuh Asella. Bukan Sendy!!" Bentak Altra kepada Rivan.

Sendy yang mendengar langsung menatap Altra tak percaya. Seperti ribuan luka baru yang langsung diberi garam, perih. Tapi kenyataannya ia masih tetap bertahan walaupun ia tau kedepannya akan ada lebih banyak garam lagi yang akan ditaburkan pada lukanya.

Sendy berfikir ia hanya seperti butiran debu yang terbang kesana kemari dan hanya bisa mengotori udara dan apapun yang ada di sekitarnya.

"Tra, sadar!! Sendy pacar lo! Asella itu cuma mantan lo!" Rivan membentak balik kawannya itu.

"Tapi gue nggak sayang ataupun cinta ke Sendy!! jangan pernah paksa gue buat sayang ataupun cinta sama seseorang yang baru gue kenal Van. Gue nggak akan bisa, gue masih sayang ke Asella." Putus Altra lalu ia meninggalkan Sendy dan Rivan yang sedang menetralkan perasaannya. Tak lupa Altra menarik Asella pergi dari sana.

"Kak Rivan makasih atas pembelaan yang barusan, gue ngehargain usaha lo kok kak..." ucap sendy sambil tersenyum kecil.

Rivan tau apa yang sedang Sendy pikirkan sekarang.

"Sen, kita butuh ngomong sekarang, ikut gue." Rivan berjalan mendahului Sendy, lalu Sendy mengekori Rivan.

Setelah itu mereka smpai di tempat sepi dan mereka duduk berdampingan. Rivan masih tak habis pikir apa yang ada di kepala Altra. Apa harus dihilangkan dulu baru ia akan merasa butuh?

"Gue bakal ceritain gimana Altra sama Asella putus, dan kenapa mereka sampe sekarang nggak balikan." Rivan menoleh kepada Sendy.

"Kok tiba-tiba lo mau cerita? gue nggak masalah kok kak yang tadi" jelas Sendy, ia takut nanti Altra akan lebih marah kepadanya jika ia tau kebenarannya.

"Gue rasa lo harus tau Sen" Rivan menatap Sendy serius.

TBC

A/N: Hai!! terimakasih udah stay disini, aku mungkin bakalan up cepet kok, pengennya sih seminggu tiga kali, aku kadang ngga kuat nunggunya!

Keep vomment ajadeh intinya!!

XOXO

All Falls Down [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang