AFD - 11.

2.4K 116 0
                                    

"Ikut gue bentar Sen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ikut gue bentar Sen."

Sendy menolehkan mukanya kedepan lagi, ia sempat terkejut dengan Rivan yang tiba tiba muncul di belakang pintu.

"Kak, lo ngagetin gue aja si." celetuk Sendy.

"Penting ini Sen, ayo ikut gue ke taman sekarang." Rivan menarik pergelangan tangan Sendy.

"Hehh, mau lo bawa kemana temen gue?" Tanya Wendy yang melihatnya.

"Udahh ntar aja gue jelasin" Rivan membawa Sendy terburu buru.

Pada saat di taman ia kembali di kagetkan dengan adanya 2 insan yang sedang duduk berdua, di dekat pohon rimbun.

"Lahh, kok ada Asella? perasaan tadi nggak ada," Kaget Rivan, sebab tujuan Rivan membawa Sendy itu agar Sendy dan Altra bisa memperbaik hubungan mereka.

"Hah? gimana kak? terus gue kesini ngapain?" Sendy bingung.

Dia berpikir apa yang penting dari melihat pemandangan orang bermesraan disini ? apa jika ia melihat mereka begini hubungannya aakn membaik? Ah sudahlah ia tidak sanggup berpikir.

"Tadi tuh gue bawa lo kesini biar lo memperjelas hubungan lo sama Altra, tapi malah ada Asella disini" Desis Rivan yang kecewa, justru ia merasa bersalah telah membawa Sendy pergi ke taman.

Kring...kring...kring...

"Udalah kak, hubungan gue sama dia itu udah jelas. Gue nembak dia itu karena gue pikir dia nggak punya pacar, yah ternyata dugaan gue salah, mungkin ini saatnya gue mundur." Sendy menatap kedua orang yang masih sibuk tertawa, padahal sudah ada bel masuk barusan.

"Kak gue masuk dulu ya, mau pelajaran ekonomi soalnya" Ucap Sendy lalu pergi.

Sendy merasa pilihannya untuk pergi ke Australia adalah pilihan yang tepat. Bulan depan ia akan segera pergi melepaskan Altra.

"Altra bentar lagi Ujian Nasional, makin jarang pegang handphone dia, nanti aja apa ya gue bilang nya?" Sendy masih bingung hadiah apa yang cocok di hari perayaan 9 bulan pacaran yang sekaligus perpisahan?

Sendy menepuk dahinya pelan, ia lupa bahwa pelajaran telah dimulai.

"Assalamualaikum" Ucap Sendy sembari membuka pintu kelasnya pelan.

"Waalaikumsalam, kenapa terlambat? emang waktu istirahat itu dikit? kurang? iya?" Cetus guru mata pelajaran Ekonomi itu.

"Maaf bu, tadi saya ke kamar mandi buat Buang Air Kecil dulu, terus disana masih antri bu" Sendy tersenyum canggung.

"Yasudah alesan kamu, saya terima sekarang. Sana, duduk!" 
"Ya, lanjut ya anak anak. Kalo rumusnya mencari ini yaitu....."

Pelajaran berlangsung sekitar satu jam lewat tiga puluh menit.

Kring...

"Oke mungkin ada yang mau ditanyakan?" Tanya guru tersebut.

"Nggak buu" dengan kompak seisi kelas menjawab tidak.

"Emang lo paham Wen?" Sendy menyenggol pelan siku Wendy.

"Nggak lah bego, enak di IPA kek nya ya?" Tanya Wendy.

"Ntar kita tanya ke Rindy ae lah, sebagai pakar IPA" Lalu merekapun membereskan buku yang berserakan dimejanya.

Guru mata pelajaran Bahasa Inggris pun masuk untuk mengisi pelajaran.

" Good afternoon students, how are you?" Tanya guru tersebut.

"Very well miss, how about you?" Jawab murid sekelas dengan kompak.

Miss Diane tersenyum, "Very well too. Okay, today miss akan mengadakan quiz dadakan ya, ini tidak masuk nilai raport kok, but you have to answer correctly!"

Semua isi kelas pun terkejut dengan ujaran Miss Diane.

Akhirnya mau tidak mau semua murid di kelas itu harus mengikuti dengan sabar.

"Oke, jadi pertemuan kita hari ini sudah selesai. Oh iya, ada pengumuman untuk kalian bahwa kalian akan belajar dirumah selama seminggu karena kelas dua belas sedang mengadakan UNBK. Mungkin itu saja dari saya, selamat sore." Putus Miss Diane.

Waktu sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, bel pun sudah berdering sejak tadi. Sendy menunggu Wendy menata bukunya.

"Selamat sore juga Miss."

Liburan. Sendy sudah tau ini semua, berarti semakin dekat mereka akan berpisah.

"Lo liburan mau kemana Sen?" tanya Wendy kepada Sendy.

"Nggak tau mamah gue, gue mah ngikut."
"Nge mall kuy lah bareng gue, ajak Rindy juga" Ajak Wendy.

"Gue nggak tau bisa ikut atau nggak Wen, gue kabarin lagi lah nanti. Gue pamit duluan ya!" Ketika ia memutuskan untuk keluar kelas duluan, seketika Sendy sangat menyesali keputusannya itu. Ia melihat Asella dan Altra berboncengan dengan mesra.

"Altra!" teriak Sendy.

Sendy berlari menuju Altra yang kaget mendengar teriakannya.
"Lo apaan sih? rese banget dah, sehari nggak ganggu gue bisa nggak sih?" Sinis Altra kepada Sendy.

"Dasar pelakor, gue sama Altra nggak punya banyak waktu, minggir lo" Usir Asella.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, please. Sebentar kok," Sendy memohon kepada Altra agar diberi waktu buat berbicara 4 mata bersamanya.

"LO NGGAK NGERTI BAHASA MANUSIA YA ?! GUE KAN UD--"

Plak..

Semua orang yang berada di gerbang sontak menoleh kepada Asella, Altra dan Sendy.
"Lo bisa diem nggak sih? gue diem bukan berarti gue takut sama lo!"

"Kita cuma beda umur bukan beda nyali, gue ngehargain lo sebagai kakak kelas gue dari dulu. Tapi makin lama lo makin ngelunjak, gue pikir nggak ada gunanya lagi gue ngehargain lo sebagai kakak kelas." Sendy benar-benar mengeluarkan semua isi hatinya.

"Lo itu nggak ada bedanya sama pemungut sampah diluar sana, mungkin mereka lebih mulia daripada lo?! Lo itu perempuan, punya etika nggak sih? Lo ambil pacar gue, jangan salahin gue kalo gue ambil dia dari lo! " Bentak Sendy pada Asella yang sedang tersulut emosinya.

"Lo punya perasaan kan? gimana rasanya kalo lo jadi gue? mungkin lo udah bunuh diri! Jadi nggak usah ikut campur urusan gue sama Altra." Sendy kembali memohon kepada Altra untuk diberikan waktu.

"Gue mohon kali ini, gue butuh ngomong penting sama lo Tra, ini yang terakhir. Gue janji" Pinta Sendy.

Tbc

a/n : HALLOHH.. AIM BEKK EGEN.
gimana gimana ?? maap nggak nge feel, bodo amat lah ya yang penting vote dan comment.

typo everywhere by.

XOXO

All Falls Down [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang