•••
'Kau meninggalkan luka yang tak akan pernah aku lupa'
•••
"Gue mohon kali ini, gue butuh ngomong penting sama lo Tra, ini yang terakhir. Gue janji," Pinta Sendy.
"Lo ngerti omongan Asella kan? gue sama dia nggak punya banyak waktu Sen. Jadi gue mohon kali ini lo nggak usah ganggu gue sama Asella." Lalu Altra menjalankan motornya, Sendy sudah duduk berjongkok.
Ia susah menahan emosinya tadi, dia benci di abaikan, dia tidak suka diacuhkan. Walaupun Altra tidak menyukainya anggaplah dia ada, jangan bertingkah seperti dia hanyalah halusinasi yang tidak seharusnya ada.
"Sen!" Wendy ikut berjongkok di depan Sendy.
Murid-murid lain pun mulai menggosipkan yang tidak-tidak.
"Tadi apaan sih si Sendy? alay banget, kaya nggak bisa ketemu besok," ujar salah satu murid yang menyaksikan.
"Iya kek udah mau mati tau nggak sih." Jawab temannya.
"Ihhh kok nggak diputusin aja sih sama kak Altra, orangnya bar-bar gitu," saut wanita berponi dibelakang Sendy.
"Iya malu-maluin aja, nggak punya sopan santun kali ya? drama lagi..." Suasana makin kacau sejak Altra meninggalkan sekolah.
"Alay banget sih" Kata seorang cewek dengan hoodie pink.
"Dih si pelakor dan temennya" cetus yang lain.
"HEH LO PADA BISA DIEM NGGAK SIH? NYINYIR DOANG ITU MULUT, KALO NGGAK NYINYIR BISA MATI YA?! HAH?! " Wendy memberanikan diri buat menentang apa yang dikatakan murid lain, ia tidak takut meskipun itu termasuk kakak kelas.
"JAWAB GUE! GILIRAN DIGINIIN AJA KICEP LO?! BERANI DI MULUT DOANG EMANG, ITU DIBAYAR BERAPA SIH MULUT LO YANG MURAHAN, NAJIS, KOTOR, HINA ITU SAMA SI ASELLA?!" Tanya nya lagi dengan nada membentak.
"Lo semua cuma orang asing yang sok tau di dalam hubungan Altra sama Sendy, jangan bikin diri lo terlihat memalukan kalo emang nggak tau faktanya, gue yakin lo semua bakal malu ngebela Asella yang notabene nya cuma perempuan murahan. Gue tandain muka lo semua, inget kata-kata gue."
"Dasar bocah sinting!" umpat Wendy kesal lantaran tak terima temannya di caci maki bukan karena kesalahannya.
Lalu ditengah mereka ribut, Rindy datang dengan Rivan.
"Yah pahlawan kesiangan nya dateng wkwkwk" Ucap Feyla, teman Asella.
"Yah budaknya Asella dateng wkwk, jadi temen kok mau di perbudak " Rindy yang tersulut pun ikut menyindir.
"Urusin noh temen lo yang kelakuannya ngalahin setan. Katanya temen tapi kok lo pada ditinggalin, lo temen apa babunya sis?" Sinis Wendy kepada teman-teman Asella.
"Udah-udah gue nggak apa-apa kok, nggak usah cari masalah lagi," ucap Sendy, lalu ia berdiri dan membersihkan rok bagian belakang nya.
"Sen, lo nggak apa-apa ?" Tanya Rivan dengan wajah khawatirnya.
"Gue nggak apa-apa kok kak." Sendy langsung meninggalkan Temannya beserta Rivan.
Ia pergi ke suatu tempat. Ia segera memberhentikan Angkot, lalu ia berhenti pada tempat yang biasa ia kunjungi ketika ia sedih dan tak ada orang yang bisa membantunya selain kedua orang sahabatnya itu. Mungkin inilah saatnya membiasakan diri untuk tidak bersama dengan Wendy dan Rindy.
Karena 1 bulan lagi mereka harus berpisah. Entah untuk sesaat atau selamanya.
"Pak berhenti di taman Aquatic"
"Iya neng"Taman yang hening, walaupun tidak jauh dari kota yang ramai.
Taman Aquatic
Ia pergi ke taman untuk merilekskan dirinya yang begitu kalut,perasaan yang berantakan,dan hati yang hancur berkeping keping.
Ting !
You have a message from 08123×××
Lo bakal liat gimana hancurnya Altra nanti, saat gue ninggalin Altra dan lebih memilih untuk bersama teman baiknya.
Enjoy baby.
Reply
Sendy benar benar tidak tau apa yang harus ia lakukan, ia benar benar tidak paham dengan ini.
Dia harus mulai menjauh dari Altra, sebab jika dia terus-terusan bersama Altra semakin sulit dia untuk meninggalkan Altra.
Berdiam diri disana sambil menikmati udara yang sejuk selama 2 jam sudah cukup bagi Sendy. Hari sudah petang saatnya ia kembali ke rumahnya."Assalamualaikum mamah, Sendy pulang"
"waalaikumsalam Sen" Jawab Merina."Sen, kamu beresin barang-barang kamu sekarang, 2 hari lagi kita berangkat ke Australia" Sambung Merina, lalu meninggalkan Sendy.
"Kok lusa mah? katanya satu bulan lagi?"
"Rumah ini mamah kontrakin dan udah ada yang nempatin 3 hari lagi, jadi kita pindahnya dua hari lagi." Jelas Merina kepada Sendy yang di jawab helaan nafas dari Sendy."Mah, kenapa tuhan nggak adil? disaat semua bahagia bersama keluarga mereka, kenapa disini aku sama mamah aja? nggak sama papah? aku kangen waktu dulu papah pulang kerja, papah selalu bawa barang-barang yang Sendy suka, bawain Sendy lolipop, permen, kue, boneka atau apapun itu"
"Kenapa sekarang jadi gini? Sendy pikir kita akan bertiga selamanya atau bahkan berempat" Kata Sendy yang sudah meneteskan air mata.
"Sendy, maafin mamah yang belum bisa buat kamu bahagia dan setara sama teman-teman kamu diluar sana. Maafin mamah, tapi mamah janji setelah kita pindah mamah akan bikin kamu bahagia disana. Mamah janji," Ucap Merina dengan tersenyum manis.
"Iya, mah. Sendy percaya sama mamah kok." Jawab Sendy lesu.
"Yaudah Sendy mau packing dulu ya, mah." Tak ada senyum yang menghiasi wajah cantiknya.
"Iya" Jawab Merina sambil tersenyum kecil. Ia benar-benar bangga mempunyai anak yang mengerti akan dirinya.Lalu Sendy menaiki tangga satu persatu sambil memikirkan apa yang terjadi ketika ia sudah tidak lagi bersama Altra, ketika ia memiliki kehidupan baru di Autralia.
Mungkin ini saatnya ia melepaskan apa yang ia miliki saat di Indonesia.
Australia, im coming.
I
'm ready for a new life. I'm ready for everything.
Thanks Indonesia. You gave me a memories that I can't forget.
Tbc
a/n : Yey hasil revisian kesekian udah selesai, yukk dibaca, semoga kalian suka. Jangan lupa vote dan comment nya ya!
Btw kalo ada typo bisa dikoreksi!
XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
All Falls Down [COMPLETED]
Ficção AdolescenteKasih tau gue trik gimana caranya biar lo luluh sama gue. Gue udah ngelakuin apa yang gue bisa, tapi semuanya sia-sia. - Sendyna Putri