Author POV
Keesokan paginya, Landra masuk ke kamar rawat Nasta. Sejak semalam setelah keluar dari ruangan Nasta, dia tidak pernah masuk lagi.
"Dokter bilang, kamu sudah boleh pulang," ucap Landra saat masuk. Dia telah melihat Nasta duduk di ranjangnya.
"A'... Nasta ingin bicara." Nasta memegang tangan Landra saat
Landra masih malas untuk berbicara dengan Nasta, terlebih membicarakan pembicaraan terakhir mereka semalam.
"Kalau kamu ingin membicarakan tentang menikah dengan Alvian, lupakan," ucap Landra.
"A', Nasta mohon! Atau kita bicarakan dulu saja dengan a' Alvian, meminta pendapatnya, bagaimana ? Nasta yakin a' Alvian pasti mau." Nasta tetap ngotot.
"Walaupun Alvian setuju, aa tidak setuju Nas." Landra juga tetap tidak ingin Alvian berkorban untuk keluarganya.
"Ini masalah kita Nas, kakak tidak ingin melibatkan Alvian, terlebih ada Raeni sekarang." Lanjut Landra.
"Jadi jika itu bukan a' Alvian, kakak setuju ? Tapi siapa yang ingin menikah sama Nasta a' ?" Air mata Nasta kembali keluar.
"Aa bingung Nas! Apa yang harus aa lakukan ? Aa tidak ingin mengusik kehidupan Alvian hanya untuk kepentingan kita Nas," ucap Landra.
"A'... dengarkan Nasta...." Nasta memegang kedua tangan Landra.
"Nasta tahu ini kesalahan Nasta, tapi Nasta mohon a', untuk saat ini tolong dukung Nasta. Nasta yakin a', a' Alvian pasti akan membantu Nasta, dan Raeni pasti akan mengerti keadaan Nasta. Hanya sampai Nasta melahirkan, Raeni pasti bisa menerima. A' hanya ini satu-satunya jalan. Kita tidak perlu mengadakan pesta dan mengundang orang banyak, asal mamah melihat Nasta menikah itu sudah cukup a'," jelas Nasta.
"Kamu bisa jika hanya begitu, tapi Alvian ? Apa kamu memikirkan dia ? Keluarga dia ? Pikir Nas, pernikahan bukan hanya dari pihak kita, keluarga Alvian pun ada dan kamu pikir mereka akan menerima ini ?" Landra tetap tidak ingin Alvian bertanggung jawab atas kesalahan Nasta dan Sugi.
"Nasta harus bagaimana a' ? Harus bagaimana ? Apa kita harus bersiap untuk kehilangan mamah ? Hiks... hiks... Nasta tidak siap kak, hanya ini jalan terbaik kak. Nasta mohon, dukung Nasta." Nasta mulai terisak.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada seseorang yang mendengar ucapan mereka dari luar ruangan. Orang itu masuk ke dalam ruang rawat Nasta. Dia sudah cukup mendengarkan.
"Landra, Nasta...." Panggil seseorang yang baru saja masuk.
Landra dan Nasta yang mendengar namanya dipanggil, mengalihkan pandangan ke asal suara tersebut.
"Alvian ?"
"A' Alvian?"
Kakak-adik itu terkejut melihat Alvian.
Alvian mendekat pada Landra dan Nasta.
"Vian, apa kamu dengar yang kami bicarakan ?" Tanya Landra dan Alvian menggangguki.
"Vian, maafkan aku, itu hanyalah ide bodoh dariku sehingga Nasta ingin melibatkanmu. Maaf Vian, ta-tapi kamu tidak perlu memikirkannya, anggap saja kamu tidak pernah mendengarnya," jelas Landra.
"A' maafkan Nasta, tapi hanya itu yang bisa Nasta pikirkan... hiks... hiks... Nasta mohon, bantu Nasta," ucap Nasta menatap Alvian.
Alvian terdiam sejenak, tidak merespon ucapan dari dua orang dihadapannya.
"Aku setuju, aku akan menikahi Nasta," ucap Alvian menatap Landra. Setelah mendengarkan pembicaraan kakak-adik itu cukup lama, dia pun berpikir dan akhirnya meyakinkan dirinya sendiri untuk membantu Nasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
General FictionRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...