Author POV
Hari telah berganti. Kini Alvian telah berada di kantornya. Suasana kantor pun sangat tenang seakan ikut juga berkabung.
Alvian menghampiri Landra di ruangannya.
"Lan, Nasta tidak masuk kerja ?" tanya Alvian setelah mendudukkan diri di sofa ruangan Landra.
"Iya, tadi dia bahkan tidak keluar kamar Vian. Dia tidak merespon ucapanku semenjak pulang dari rumah Sugi, tidak sedikit pun." Landra mengusap wajahnya. Merasa bingung dengan sikap adiknya.
"Untung mamah ada di Bogor sekarang. Jika dia sekarang melihat kondisi Nasta, aku yakin akan memperburuk kesehatan mamah," lanjut Landra.
Saat ini ibu Landra berada di Bogor. Dia disana sudah hampir dua bulan lamanya.
"Berikan dia waktu Lan," ucap Alvian.
"Ini aneh Vian, sikap Nasta itu sedikit berlebihan. Terasa ada yang aneh dalam kesedihannya, tapi aku tidak tahu apa," ucap Landra.
Alvian tiba-tiba mengingat ucapan Raeni semalam. Raeni pun kebingungan dengan kesedihan Nasta.
"Raeni juga merasakan keanehan dalam diri Nasta Lan, bahkan dia merasa ada hubungan lain antara Nasta dan Sugi," ucap Alvian berdiri menghampiri Landra di meja kerjanya.
"Maksud kamu Vian ?" tanya Landra bingung.
"Sepertinya Raeni berpikir jika ada hubungan spesial diantara mereka," ucap Alvian. Landra kelihatan berpikir.
"Raeni sepertinya ada benarnya," ucap Landra pelan. Landra tiba-tiba berdiri, hendak keluar dari ruangannya.
"Tunggu Lan, kamu mau kemana ?" Alvian menahan Landra.
"Aku ingin menanyakan hal ini sama Nasta. Jika mereka memang ada hubungan, kenapa mereka tidak memberitahu kita Vian ?" tanya Landra sedikit kesal.
"Tenang Lan! Kalau kamu ingin pulang menemui Nasta, aku ikut!"
Alvian dan Landra akhirnya menemui Nasta. Beberapa menit perjalanan, mereka sudah sampai di rumah Landra. Mereka pun menuju kamar Nasta. Sebelum membuka pintu kamar Nasta, terdengar suara benda berbahan kaca jatuh. Landra dengan cepat membuka pintu kamar Nasta.
Saat pintu terbuka, betapa terkejutnya kedua pria itu melihat Nasta terduduk di lantai dengan pencahan kaca dimana-mana. Bukan hanya itu, Nasta malah mengambil pecahan kaca yang ukurannya cukup besar dan mengarahkan ke pergelangan tangannya.
"Nasta!! Apa yang kamu lakukan ?!" teriak Landra dan dengan cepat mendekati adiknya, kemudian mengambil pecahan kaca itu dari tangan Nasta.
"Astagfirullah, Nasta, ada apa denganmu ?" tanya Alvian yang juga terkejut dengan tindakan Nasta.
"Hiks... hiks... Nasta tidak sanggup, dia tidak boleh ninggalin Nasta seperti ini hiks... hiks... tidak boleh hiks...." Nasta menangis sekencang-kencang membuat dua pria yang berada dihadapannya bingung.
"Apa maksud mu dek ? Dia siapa dek ? Sugi maksud kamu ?" Tanya Landra sambil memegang kedua lengam adiknya.
"Hiks... hiks... a' Sugi tidak boleh ninggalin Nasta seperti ini hiks...." Nasta terus mengucapkan bahwa Sugi tidak boleh meninggalkannya.
Kondisi Nasta saat ini sangat buruk, matanya sangat bengkak, wajahnya pucat, rambutnya pun berantakan, bahkan pandangannya terlihat kosong.
"Nasta, kamu kenapa dek ?" Landra menggoncang tubuh Nasta dengan frustasi. Tidak tahu adiknya akan seperti ini hanya karena meninggalnya Sugi. Ini bukanlah sesuatu yang wajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
Ficción GeneralRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...