Author POV
Allahu akbar
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu di kamar Alvian.
"Kak...." panggil Raeni di depan kamar Alvian.
Ceklek
Pintu terbuka
Terlihat wajah Alvian yang terdapat tetesan air dan rambutnya yang sedikit basah.
"Kak Alvian sudah wudhu ?" Tanya Raeni.
"Udah." Jawab Alvian singkat.
Alvian membuka pintu kamar lebar mempersilahkan Raeni masuk. Raeni dengan memakai mukenah memasuki kamar Alvian. Mereka hendak sholat subuh berjamaah. Walaupun kamar mereka terpisah tapi Raeni ingin saat Alvian berhalangan untuk sholat di mesjid, mereka harus sholat berjamaah bersama di rumah dan Alvian pun menyetujuinya. Alvian biasanya lebih sering sholat di mesjid, tapi karena saat ini di luar sedang hujan deras, Alvian memutuskan untuk sholat di rumah.
Alhamdulillah
Untuk soal sholat, Alvian adalah pria yang taat sholat. Raeni sangat mensyukuri hal itu. Alvian bukanlah ustaz apalagi ulama, dia masih sangat rapuh tantang agama, tapi prinsip yang ditanamkan padanya sedari kecil adalah tidak pernah meninggalkan sholat.
..........
Setelah selesai sholat, seperti sebelumnya, Raeni mencium punggung tangan Alvian dan membereska perlengkapan sholat mereka. Untuk hal itu Alvian sudah terbiasa jadi tanpa diberitahu pun Alvian akan memberikan tangannya tanpa bertanya dan membiarkan Raeni merapikan perlengkapan sholatnya.
"Kak...." Panggil Raeni setelah melipat sejadah dan sarung Alvian.
"Iya ?" Alvian duduk di kasurnya.
"Raeni mau siapin sarapan buat kakak, kakak mau sarapan apa ?" Tanya Raeni.
"Aku sarapan roti saja dan kalau kamu tidak keberatan, tolong buatka teh." Jawab Alvian.
"Kalau cuma buat teh sih itu nggak keberatan malah keringanan banget hehehe...." Canda Raeni.
"Kalau begitu kakak mandi saja dulu." Lanjut.
Raeni berjalan menuju lemari Alvian dan hendak membukanya.
"Kamu mau apa ?" Tanya Alvian menghentikan tangan Raeni yang ingin membuka lemari.
"Menyiapkan pakaian kerja kakak, hari ini kan kakak akan berangkat kerja." Raeni membalikkan badannya menatap Alvian.
"Biar aku saja!" Ucap Alvian.
"Raeni saja!" Kekeh Raeni.
"Aku bisa sendiri Raeni." Alvian berdiri mendekati Raeni.
"Aku kan sudah bilang kak, aku akan melaksanakan kewajibanku sebagai istri kakak termasuk menyiapkan perlengkapan kerja kakak. Kalau kakak tidak suka dengan pilihanku nanti, kakak tidak usah pakai, simpan saja, tapi aku akan tetap siapin." Ucap Raeni sedikit kesal dan membuka lemari tanpa mempedulikan Alvian.
Alvian hanya menatapnya aneh. Aneh karena merasa belum terbiasa.
"Ya sudah, terserah kamu saja." Alvian memilih untuk membiarkan Raeni, tidak ingin berdebat dengannya.
Raeni memilihkan pakaian Alvian beserta dasinya, lalu meletakkan di atas kasur dan berlalu pergi tanpa menatap Alvian.
"Dasar ngambekkan." Ucap Alvian pelan sambil berjalan menuju kamar mandi setelah Raeni pergi dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
General FictionRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...