Author POV
Masih di hari dan tempat yang sama, rumah sakit. Kini di rumah sakit hanya tinggal Alvian, Raeni, Landra dan Tisna. Kedua orang tua Alvian telah pulang duluan diantar oleh Alvian.
Mereka menunggu di dalam ruang rawat. Hampir empat jam mereka menunggu, tapi tak ada tanda-tanda dari dua wanita yang tengah tak sadarkan diri itu.
Terdapat sofa panjang di ruangan itu. Raeni duduk di samping kanan Alvian. Landra dan Tisna duduk di sisi kiri Alvian.
"Kamu tidak mau pulang saja ?" tanya Alvian pada Raeni yang terlihat kelelahan. Dia mengelus sayang kepala sang istri.
"Tidak kak, Raeni tunggu kak Nasta sadar aja."
Raeni melihat ke arah Nasta. Bertepatan saat itu, ada pergerakan dari Nasta. Raeni langsung saja menghampiri Nasta.
"Kak Nasta..." panggil Raeni.
Alvian, Landra dan Tisna ikut menghampiri Nasta.
Mata Nasta perlahan terbuka.
"Dek, kamu sudah sadar," ucap Landra.
"A'... mama...." Nasta hendak bangun.
Raeni yang melihatnya membantu Nasta untuk duduk.
"Mama tidak apa-apa, kamu jangan banyak gerak dulu."
Nasta menoleh ke arah samping kirinya dan disana dia melihat ibunya terbaring.
Nasta hendak turun dari ranjangnya untuk menghampiri sang ibu.
"Dek, jangan banyak gerak dulu," ucap Landra lagi.
Nasta terlihat tidak peduli dengan ucapan Landra. Dia tetap ingin mengampiri ibunya. Raeni pun membantu Nasta yang masih sangat lemah.
"Kak, jangan khawatir, ibu kakak baik-baik saja," ucap Raeni.
"Kakak duduk disini ya."
Raeni menuntun Nasta agar duduk di kursi samping ranjang ibunya.
"Ma, maafin Nasta, Nasta salah."
Nasta menggenggam tangan ibunya. Kembali air matanya menetes..
"Yang sabar kak, ibu kakak sebentar lagi akan sadar."
Raeni mengelus pundak Nasta.
"Nas, kamu kembali tiduran ya, kamu masih lemah, kasihan bayi kamu," ucap Landra.
Nasta tidak menanggapi. Dia terus saja menatap ibunya. Landra pun tidak membujuknya lagi. Dia tahu bagaimana keras kepalanya sang adik.
Tak lama kemudian, Nasta yang memegang tangan ibunya merasakan pergerakan. Dan mata sang ibu pun perlahan terbuka.
"Ma, mama...." panggil Nasta penuh rasa lega sang ibu telah sadar.
Landra yang melihat sang ibu sadar, langsung saja memegang tangan sang ibu yang masih bebas. Landra mengucap syukur beberapa kali.
Beberapa menit kemudian dokter datang untuk mengecek kondisi ibu Nasta. Nasta pun hendak ikut di cek tapi begitulah Nasta, dia tidak mau beranjak dari sisi sang ibu. Dokter pun merasa Nasta baik-baik saja jadi tak perlu memaksa untuk diperiksa
Sebelum dokter pergi, beliau mengatakan jika saat ini kondisi ibunya terselamatkan dan tidak terlalu memburuk, tapi jika terjadi serangan jantung lagi, itu akan sangat membahayakan kesehatan sang ibu. Dokter pun pergi meninggalkan ruang rawat.
"Ma, Nasta minta maaf, Nasta salah, Nasta sudah ngecewain mama," ucap Nasta dengan penuh linangan air mata.
"Kalian sudah mengecewakan mama," ucap sang ibu tanpa melihat ke arah Nasta maupun Landra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
General FictionRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...