Author POV
Dua hari setelah hari pernikahan
Bandara Sultan Hasanuddin
08.00 AMHari ini Alvian dan Raeni akan pergi ke Bandung. Keberangkatan mereka dipercepat dari rencana awalnya karena Alvian harus menghadiri meeting penting yang tiba-tiba berubah jadwal atas permintaan client nya.
"Raeni jaga dirimu disana ya sayang. Hiks.. hiks.. doa mama selalu bersamamu sayang. Dan Alvian, tolong jaga putri mama ya."
"Raeni jaga kesehatanmu, sekarang kamu telah menjadi seorang istri, dengarkan semua perkataan suami mu. Dan nak Alvian, tolong jaga dan bimbing Raaeni. Papa serahkan semua tanggung jawab untuk Raeni kepadamu."
Raeni memeluk kedua orang tuanya dengan ditemani linangan air mata.
"Hiks.. hiks... Raeni pamit ya ma pa." Ucap Raeni kemudian menyalami orang tuanya.
"Iya ma pa, Alvian pasti akan jaga Raeni dengan baik." Ucap Alvian saat Alvian menyalami kedua mertuanya.
Mereka kemudian menghampiri Mr dan Mrs. Gunawan.
"Raeni, bunda pasti akan sering mengunjungi kalian. Dan kamu Alvian, awas kalau membuat menantu bunda bersedih." Mrs. Gunawan memeluk menantunya.
"Dengar perkataan bundamu Alvian, jangan membuat Raeni bersedih jaga dia, dia sekarang adalah tanggung jawabmu." Mr. Gunawan memperingati anaknya.
"Ayah bunda, Raeni dan kak Alvian pamit ya." Raeni menyalami kedua mertuanya secara bergantian dan diikuti oleh Alvian.
Setelah mereka berpamitan, Alvian dan Raeni meninggalkan orang tua mereka.
..........
Dua jam lebih penerbangan dari Makassar ke Bandung ditambah 40 menit perjalanan menuju rumah Alvian, atau sekarang dapat dikatakan sebagai rumah mereka.
Kini mereka telah berada di depan gerbang sebuah rumah yang lumayan besar. Rumah dengan dua lantai. Lantai pertama terdapat empat ruangan yaitu dapur, ruang makan rangkap ruang keluarga, ruang tamu dan terdapat satu kamar. Lantai dua terdapat tiga ruangan yaitu dua kamar tidur dengan masing-masing kamar mandi di dalamnya dan satu ruang kerja. Dan ditambah dengan garasi yang bisa menampung 2 mobil. Cukup besar bukan. Ditambah halaman belakangnya yang sangat luas.
"Wah, rumah kakak sebesar rumah Raeni, dan kakak hanya tinggal sendiri di rumah ini ?" Tanya Raeni saat melihat rumah tersebut. Ya untuk ukuran penghuni satu orang, ini terbilang sangat besar.
"Tidak." Jawab Alvian sambil mengeluarkan koper dari bagasi mobil dibantu sopir taksi.
"Hah? Kakak tidak tinggal sendiri ?" Tanya Raeni melotot memandangi Alvian.
"Bukan, maksud aku, aku tidak tinggal sendirian disini karena aku tidak tinggal disini. Rumah ini pemberian ayah. Sebelumnya aku tinggal di apartemen." Jelas Alvian yang sekarang menuju gerbang untuk membukanya.
"Ow ini dari ayah... Apa ini baru pertama kali kakak kesini ?" Ucap Raeni sambil mengikuti langkah Alvian dan membantu menarik koper.
"Tidak. Aku pernah kesini sebelum di renovasi."
Raeni hanya menatap Alvian seakan meminta penjelasan lebih.
"Ayah memberikan rumah ini karena aku tidak mau bekerja di perusahaan ayah. Jadi kata ayah, agar adil, aku diberikan rumah dan kak Randy akan sepenuhnya memegang perusahaan ayah." Raeni terus mengikuti langkah Alvian sampai masuk ke dalam rumah sambil Alvian menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
Ficción GeneralRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...