#25 Hari pernikahan

29K 842 70
                                    

Author POV

Setelah melewati malam yang tak kesampean, hari yang tak diinginkan pun telah menyambut.

Saat ini Raeni tengah membantu Alvian untuk bersiap ke rumah Nasta, calon istri keduanya. Raeni pun telah siap duluan dengan pakaiannya. Dia akan ikut melihat akad suaminya dan berpura-pura menjadi adik dihadapan keluarga Nasta. Walaupun dia harus menelan rasa sakitnya.

Sakit, itulah yang dirasakan Raeni. Namun, dibalik sakitnya itu ada kebahagiaan yang dia rasakan. Bagaimana tidak, kesempurnaan rumah tangga yang dia inginkan telah menemukan cahaya. Bersamaan dengan hadirnya wanita lain dalam rumah tangganya, cinta juga datang menerangi rumah tangganya.

Walaupun sakit, Raeni mensyukuri sakit itu. Dengan adanya sakit itu, cinta pun datang padanya. Raeni berpikir jika ini adalah jalan Allah untuk menyadarkannya dan Alvian akan cinta yang telah tumbuh dalam rumah tangga mereka.

Saat ini Raeni tengah membantu Alvian bersiap untuk acara akadnya. Raeni membantu memakaikan jas pada Alvian. Untuk akad Alvian hanya mengenakan setelan jas hitam.

Alvian terus memperhatikan gerakan sang istri.

"Kakak kenapa lihatin Raeni terus ?" tanya Raeni yang mulai risih dengan tatapan Alvian.

"Salah menatap istri sendiri ?" tanya Alvian balik

"Ya nggak sih, tapi Raeni risih kakak lihatin terus," ucap Raeni.

Alvian telah selesai berpakaian serta siap untuk berangkat ke tempat akadnya. Akad akan dilaksanakan di rumah Nasta dan dihadiri oleh keluarga serta orang-orang terdekat lainnya.

"Hmm sudahlah... kaka sudah siap, jadi sebaiknya sekarang kita turun, ayah dan bunda pasti sudah menunggu."

Raeni hendak pergi namun di tahan Alvian. Alvian menarik Raeni untuk mendekat padanya. Kemudian dia merangkul pinggang istrinya.

"Kenapa terburu-buru, masih ada waktu kok," ucap Alvian.

"Ih kakak kenapa sih, semakin hari semakin aneh. Udah ah, kita turun saja." Raeni berusaha melepas rangkulan Alvian tapi tangan Alvian tetap berada pada posisinya merangkul.

"Kak, ayah dan bunda udah nunggu kita di bawah," ucap Raeni lagi.

"Pasti bunda masih make up, berangkatnya juga masih beberapa menit lagi. Hmm... baiklah, kita turun tapi ada syaratnya," ucap Alvian sambil menaikkan satu alisnya.

"Astaga, kak Alvian yang dulu kemana, kakak tuh semakin aneh. Emang apa syaratnya ?" Raeni mulai kesal.

"Bukan aneh tapi ini sisi baru yang seorang istri lihat dari suaminya. Bersiap saja, sisiku yang lain perlahan akan muncul." Alvian menoel dagu Raeni.

"Ya ya ya bilang aja apa syaratnya ? Setelah kita turun," ucap Raeni yang tidak mood meladeni suaminya.

"Syaratnya...." Alvian memajukan wajahnya dan memajukan sedikit bibirnya.

Raeni yang melihatnya mengerti maksud sang suami.

"Ih kakak apaan sih... udah ah kita turun aja," ucap Raeni menolak keinginan Alvian. Bukannya menolak tapi saat ini Raeni sangat malu.

"Kamu tahu tidak betapa tersiksanya aku tadi malam, jadi setidaknya pagi ini berikan aku ciuman," ucap Alvian.

Wajah Raeni semakin memanas mendengar ucapan Alvian.

Raeni kemudian mewujudkan keinginan Alvian.

Cup

Raeni dengan cepat mencium pipi Alvian. Bukan ciuman seperti yang diharapkan Alvian. Tanpa memberi kesempatan untuk Alvian berbicara, Raeni langsung lari keluar kamar.

Cinta Untuk Suamiku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang