Alvian POV
"Tanyakan saja," jawabku masih dalam posisi membelakanginya.
"Mmm kak Alvian nggak bisa tidur ?" tanyanya. Astaga, apakah hanya itu yang ingin dia tanyakan. Ku balikkan diriku menghadapnya karena merasa sedikit kesal dengan pertanyaan nya. Ku kira dia akan menanyakan hal penting, tapi ternyata cuma hal sepele.
Deg
Tak ku sangka dia sedari tadi tidur dalam posisi menghadapku. Mata kami langsung bertemu.
"A..apa hanya itu yang ingin kamu tanyakan ?" tanyaku dengan nada kesal dan langsung mengubah pandanganku melihat langit-langit kamar karena merasa canggung.
"Mmm ng..nggak s..saya punya pertanyaan lain," jawabnya dengan tergagap. Ku pastikan dia juga merasakan apa yang kurasakan. Gugup.
"Raeni cuma nggak enak saja kalau mengganggu tidur kakak. Kalau kakak udah mau tidur, nanti saja Raeni tanyakan," lanjutnya. Ku lirik sejenak, dia juga mengubah posisinya sepertiku.
"Kamu memang mengganggu tidur saya... tapi..."
"Ya sudah, kakak tidur saja," ucapnya memotong perkataan ku dan ku lihat dia berbalik memunggungiku.
"Kamu katakan saja. Dan jangan suka memotong kata-kataku," ucapku sedikit kesal karena kata-kataku terpotong.
Raeni POV
"Kakak yakin?" tanyaku yang dengan refleks ku balikkan tubuhku menghadapnya. Dia menyuruhku mengatakan apa yang ingin ku katakan.
"Cepat katakan, sebelum saya berubah pikiran," ucapnya dengan nada yang ku ketahui pasti dia kesal.
"Iya.. iya.. ketus banget sih," ucapku pelan namun masih didengar kak Alvian, buktinya dia langsung menatapku tajam.
"Mmm... kita sungguh akan tinggal di Bandung ?" tanyaku mengalihkan tatapan tajamnya. Ya, sebelum pernikahan, aku diberitahu akan pindah ke Bandung karena kak Alvian sebenarnya tinggal di Bandung, merintis perusahaannya di sana.
"Iya, itu pun kalau kamu mau ikut suamimu," jawabnya dan kembali menatap langit kamar.
"Ya, Raeni ikutlah kak. Istri kan harus ikut suaminya," ucapku dan mengikuti arah pandangannya.
"Itu udah jelas. Kenapa ditanya lagi," ucapnya pelan.
"Hehehe cuma mau dengar dari kakak sendiri," ucapku sedikit malu.
Author POV
Percakapan ringan antar suami-istri di malam pernikahan mereka.
"Kata Bunda, kak Alvian udah tinggal di Bandung sejak kuliah ya ?"
"Iya"
"Dan kata Bunda juga kakak mendirikan perusahaan sendiri disana ? "
"Iya"
"Kakak mendiriki perusuahaan bersama teman-teman kuliah kakak ?"
"Iya"
"Ih, kakak jawab iya iya saja dari tadi," ucap Raeni kesal karena hanya mendapat respon satu kata.
"Terus saya harus bilang apa ? Dari pertanyaanmu itu tidak ada yang membutuhkan penjelasan," ucap Alvian santai.
"Hehehe iya juga ya.. " ucap Raeni pelan sedikit malu menyadari kebodohannya. Ya, walaupun Raeni sudah tahu tetap saja dia bertanya dan jawaban yang dilontarkan Alvian pun tidak ada salahnya.
Alvian tinggal di Bandung sudah sejak kuliah. Dia pulang hanya di hari-hari istimewah atau di suruh oleh kedua orang tuanya, seperti saat ini, dia disuruh pulang untuk dinikahkan. Alvian mendirikan perusahaan game bersama teman kuliahnya semenjak masih kuliah. Mereka meresmikan perusahaan tepat setelah lulus kuliah. Perusahaan mereka bernama AL Technology sudah berjalan selama 5 tahun jika dihitung sebelum peresmian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Suamiku (Completed)
Fiction généraleRaenita Subanda (19 th), gadis ceria nan cantik yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan lelaki berusia 25 th yang tidak dia kenal bahkan bertemu pun tidak pernah. Dan dengan keikhlasan hatinya, dia menyetujui persyaratan calon suaminya yang akan me...