Four

978 84 0
                                    

"Nothing is better than going home to family and eating good food and relaxing."

Terdengar teriakan seorang ibu yang berusaha membangunkan anaknya, berulang kali memanggil dan yang dipanggil masih berada di alam mimpi. June masih tertidur dengan pulasnya, dia baru bisa tidur pukul 3 pagi, karena Hanbin memerintah untuk menyelesaikan lirik lagu pagi ini.

"Jun, sudah bangun?" suara ibu June depan pintu kamar. Tidak ada jawaban dari dalam. "Mama masuk, ya?" ibu June masuk dan memaksa bangun anak laki-lakinya.

"Sudah jam 8, my giant baby. Kapan mandirinya kamu kalau kayak begini terus? tidur jam berapa tadi malam?"

"Stop calling giant baby, ma!" "Terimakasih sudah bangunin, aku mandi dulu" June bangkit dari tempat tidur langsung mencium pipi kiri ibunya, disertai teriakan "Bau, my giantbaby . Mama sudah siapain sarapan, selesai mandi langsung turun."

June sarapan berdua dengan Ibunya, kakak dan Ayahnya sudah berangkat lebih pagi untuk bekerja. June menceritakan perihal tidur paginya, dengan nada marah-marah dan ibunya menanggapi dengan senyum.

Alunan Don't Stop Me Now memenuhi ruangan, June beranjak dari kursi menuju meja untuk mengambil handphone didalam tasnya.

"Apaan? Masih pagi nih?" ucapan June dengan nada tinggi.

"Mimpi apaan tadi malam, Jun? Galak benar ngalahin cewek PMS, jemput aku dong, pasti kamu bawa mobil kan? Karena sudah jam 9 dan aku yakin kamu masih dirumah, my giant baby." suara Yoyo tanpa jeda.

"Sekali lagi kamu panggil kayak gitu, aku tutup telpnya!" bentak June.

"Becanda aja, Jun. Pantas muka lebih tua dari umur kamu, marah melulu kerjaannya hahaha." Jawab Yoyo masih godain June.

"Mau dijemput atau naik bus?" tanya June dengan wajah serius.

"Jemput hahaha, aku menunggu kamu depan rumah, sayang, muach." Yoyo masih melanjutkan misinya.

"Berisik, 5 menit lagi aku berangkat!"June langsung menutup telp.

"Jangan galak begitu sama teman sendiri, kalau mama punya teman model kamu sudah mama tinggalin jauh hari." saran ibu June.

"Mama yang memulai panggilan itu didepan anak-anak, jadinya mereka punya bahan buat godain aku, hhmm"June menggerutu.

"Tanda sayang mama, sudah berangkat sana, hati-hati dijalan, kalau lampu merah jangan lupa berhenti. Ingat Surat Ijin Mengemudi kamu bayarnya mahal karena kamu tidak lulus 2 kali." ibu June menghampiri dan menepuk kedua pipi June.

"Tidak perlu diingatkan, mama sama aja kayak anak-anak, nyebelin".

"Nyebelin gini kamu juga kangen masakan mama, lihat saja seberapa lama kamu bisa jauh dari masakan mama, dasar tukang makan"

"Hahaha oke, oke, kali ini mengalah karena bentar lagi Yoyo pasti telp dan tanya posisi aku dimana. Aku berangkat dulu, ma". June balas sambil lihat jam tangan.

Setelah mencium pipi ibunya, June berangkat ke kampus dan menjemput Yoyo.

Perjalanan dari rumah June ke rumah Yoyo tidak terlalu memakan waktu lama, namun Yoyo mengeluh menunggu terlalu lama. June tidak menanggapi sama sekali. Selama perjalanan topik pembicaraan mereka seputar Hanbin yang suka ribet dan melibatkan teman-temannya dalam hal yang tidak jelas.

June dan Yoyo sepakat akhir-akhir ini kehidupan mereka membosankan, apalagi menjelang tahun terakhir mereka sebagai mahasiswa. Setelah lulus mereka berencana liburan dan pesta sepuasnya, merasa melewatkan masa muda padahal umur mereka sudah memasuki 22 tahun.

Ternyata kondisi jalan tidak seperti dugaan June, ada kecelakaan lalu lintas sehingga macet panjang. June bukan tipe orang yang setiap hari bawa mobil ke kampus, penyebabnya hanya kesiangan, kalau dipaksa naik bus, sampai kampus jelas dapat ceramah dari Hanbin. Semua orang menghindari itu.

"Coba kamu telp Hanbin, bilang kita kena macet. Jangan sampai omelan Hanbin bikin rusak mood kita hari ini." perintah June.

"Siap, Koo Junhoe." jawab Yoyo sambil pencet nomer Hanbin.

"Dimana, Yo?" suara Hanbin dan Yoyo mengaktifkan pengeras suara di handphone.

Yoyo menginfokan kondisi jalan, Hanbin tetaplah Hanbin dengan nasehatnya yang selalu bikin orang lain sebal.

June langsung balas, "Lirik lagunya sudah aku email tadi pagi, bagaimana kita tidak kesiangan kalau emang tidur kita kurang, Raja Hanbin?"

"Mana tau juga kalau macet separah ini, lagian janjian jam 10, sekarang belum jam 10, emang anak yang lain sudah pada datang?"

"Chanu sudah datang, Donghyuk sudah sampai parkiran. Bobby dipastikan juga sudah dijalan, tinggal kalian yang belum tau sampai sini jam berapa. " Hanbin menjawab dengan nada intimidasi seperti biasanya.

"Kalian tidak baca group? Sudah lapor, kalau aku duduk manis di basecamp." sela Chanu, Hanbin sepertinya mengaktifkan pengeras suara juga.

"Group dibuat cuma buat kamu sama Bobby bahas tentang dunia DOTA, PUBG, dan sebangsanya." Yoyo tidak mau disalahkan.

"Sepertinya Hanbin butuh pacar, biar bukan kita saja yang selalu kena omelan hahaha."

Yoyo dapat sambutan June. "Hahaha setuju, bentar lagi kita sampai, sudahlah jangan ngomel mulu, mamaku saja tidak secerewet kamu, Raja Arthur!"

June langsung matikan sambungan telp.

"Kamu tau siapa Raja Arthur?". "Taulah, Raja Sparta yang cuma bawa 300 pasukan lawan Persia dan mereka menang." jawab June dengan bangga.

Yoyo menghela nafas, "Itu Leonidas kali, Jun!"

"Masa? Kamu kali yang salah Yo, aku liat film 300 sama kakakku waktu itu." June masih berusaha membela diri dan jalan didepan mereka sudah mulai lancar.

"Arthur dari Inggris, June." Yoyo sudah tau seperti apa temannya.

Karena insiden Raja Arthur, dua laki-laki tersebut membahas film sampai tidak terasa sudah masuk parkiran kampus. Jam menunjukan pukul 10.13 yang artinya mereka terlambat dari janjian yang dibuat Hanbin.

Sesampainya di studio kampus, ternyata Hanbin tidak mengkritik soal keterlambatan mereka. Habin membahas mengenai email yang dia terima tadi pagi, pengumuman dari Kepala Jurusan untuk meminta kerjasama acara ulang tahun kampus yang diadakan akhir bulan depan.

Dengan waktu singkat tersebut pihak kampus meminta para senior atau yang sudah ditingkat akhir untuk ikut andil dalam kegiatan dan jelas lebih kearah jam terbang.

Hanbin menjelaskan bahwa rapat pertama diadakan di hall kampus hari ini setelah jam makan siang, setiap Jurusan mengirimkan perwakilan kurang lebih 5-8 orang yang nantinya dipilih sesuai kebutuhan acara.

Baik June, Yoyo, Donghyuk, Chanu dan Bobby pasrah sama keputusan Hanbin, karena mereka tau Hanbin punya cara terbaik mengatasi hal tersebut.

Jadilah mereka saling adu pendapat ketika Hanbin keluar menyerahkan nama ke Kepala Jurusan, ada yang bahagia akhirnya bisa lihat anak jurusan lain, ada yang malas ketemu banyak orang seperti June dan Chanu.

"Harus kita yang isi acara? Malas banget tau." tanya June ke Chanu.

"Sebenarnya aku juga malas, padahal bulan depan ada rencana camping sama keluarga. Kalau ini aku bahas pasti mereka bakal dukung buat isi acara kampus, orang tua mana yang tidak bangga anaknya tampil di acara kampus sendiri?." sambung Chanu.

"Benar juga." jawab June sambil memikirkan ekspresi mamanya kalau tau berita ini.

"Tidak perlu dipikirkan, jalanin saja dulu!" batin June ke diri sendiri.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang