Forty-five

539 66 3
                                    

"If you have good thoughts they will shine out of your face like sunbeams and you will always look lovely"

-ROSE POV-

Tiba di Seoul aku langsung ke apartemen, tidak ada yang menyambut ataupun menjemput di bandara. Mama lantas ambil penerbangan ke Busan begitu sampai di Incheon. Masuk apartemen terasa perbedaannya, sofa yang biasa di duduki June. Dapur dimana June dengan terpaksa membuat ramen instan untukku, berbicara sendiri sebab aku hanya memiliki bir dan minuman soda tanpa alkohol. Mengomentari hidupku yang membosankan.

Pantas saja selama di Perth, June begitu intens menanyakan kegiatanku setiap hari. Entah karena faktor kebiasaan dia selalu ada sehingga aku merasa kosong dan sangat merindukannya saat ini.

Begitu selesai mandi dan makan, aku menghubungi June. Dia kirim pesan kalau seminggu kedepan tidak sibuk, karena perkuliahan belum di mulai.

"Hai sayang..." suara June dengan mengarahkan ponsel ke mukanya.

"Hai, kamu kok basah? habis mandi?" tanyaku ketika melihat dahi dan rambut June tampak basah.

"Aku baru balik dari lari sore, kamu sampai jam berapa? Cantik banget pakai kaosku, rasanya ingin aku peluk dari belakang terus ciumin kamu hingga pingsan." goda June serta menunjukan kalau dirinya tidak mengenakan pakaian, hanya celana pendek.

"June joroook, keringat kamu ih. Mandi dulu sana..." Aku hanya tidak sanggup melihat June dengan kondisi seperti itu, badan dia makin hari makin atletis.

"Hahahaha, aku tidak bau, ya nanti jelas mandilah, mau mandiin?tadi datang jam berapa?belum kamu jawab pertanyaanku."

"Kira-kira satu jam yang lalu, sampai apartemen mandi langsung makan, lapar sekali."

"Di pesawat tidak dikasih makan? hhmm sampai lupa buat kabarin aku?"

"Hahaha aku mau buat kamu kejutan dengan video call ini, sampai bandara antar mama ke halte bus, mama langsung ke Gimpo buat kembali ke Busan." jelasku ke pacar yang amat sangat banyak pertanyaan.

"Oh, mama kamu tidak tega tinggalin papa kamu lama-lama ya? Tidak seperti kamu, tega ninggalin aku lama hhmm..." muka June mendadak murung, penyakit manjanya kambuh.

"Ah sayangku, maaf ya. Kalau kamu balik ke Korea aku masakin makanan kesukaan kamu yang banyak. Jangan manja, kamu sudah tua." godaku.

"Enak aja, aku belum cukup tua. Aku tidak mau kamu masakin, aku cuma mau peluk kamu, cium kamu sampai kamu kehabisan nafas.." June berbicara disusul dengan tawanya yang khas.

"June, ambil handuk, keringat kamu banyak banget. Tidak ada pendingin di ruangan kamu?"tanyaku karena aku amati keringat June makin banyak.

"Sengaja, kamu tidak tahan lihat aku basah-basahan kan? hayo ngaku? kamu juga tidak tahan lihat perutku yang semakin kencang sejak terakhir kali kita ketemu." June tetaplah June, pria yang butuh pengakuan dengan tingkat kepedean yang luar biasa besar.

"Aku matiin ponsel nih." ancamku.

"Hahaha berarti benar dugaanku, kamu tidak bakal menutup telpon, karena aku masih kangen sama kamu. I love you Rose."

"Dasar, love you more, rencana makan malam apa?"

"Jangan gigit bibir, Rose. Tidak tahu, sepertinya makan ramen pedas saja."

"Kamu sudah terlalu sering makan itu June, coba belajar menyukai sushi, atau beli salad dan daging." aku khawatir juga dengan menu makanan June sejak dia tiba di Jepang.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang