Forty-three

555 64 4
                                    

"Remember that the happiest people are not those getting more, but those giving more."


-JUNE POV-

Sudah hampir dua minggu Rose di Perth. Kami saling berkirim kabar, ternyata hubungan jarak jauh tidak terlalu buruk. Aku di kenalkan dengan keluarga besarnya. Wajah cantik mama Rose turunan dari neneknya. Bisa di pastikan keluarganya bukan produk gagal.

Meskipun terkendala bahasa, tapi Rose selalu sabar untuk menerjemahkan. Membuat aku termotivasi untuk memperbaiki bahasa Inggris.

Selama dua minggu, yang aku lakukan hanya olah raga dan kursus bahasa. Entah kenapa tidak ada kegiatan lain yang lebih menyenangkan dari itu. Rose mampu merubah kebiasanku yang dulu, menjadi manusia membosankan seperti sekarang.

Malam ini kak Jinan mengajak berkumpul, karena minggu depan aku sudah berangkat ke Osaka di susul Donghyuk ke Tokyo kemudian Bobby. Ya, kami jarang bertemu sejak kelulusan. Hanya komunikasi di group chatt, itupun tidak seramai dulu.

Kami sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Bukan karena sudah tidak peduli lagi. Melainkan ada beberapa hal, ada beberapa mimpi, ada beberapa keinginan yang ingin diwujudkan. Dan menurutku, memang sudah seharusnya begitu. Bukankah prioritas akan selalu berubah sering dengan berlalunya waktu?

Aku tidak suka perasan seperti ini, perasaan akan kehilangan teman-teman yang selalu ada selama hampir 4 tahun terakhir. Seketika aku merindukan Rose, hanya dia yang sanggup membuat aku tersenyum meskipun dengan gurauan yang tidak lucu.

"Halo sayang, aku ganggu waktu kamu?" tanyaku saat Rose sudah mengangkat telpon.

"Engga, aku lagi di mall antar kak Jeslyn beli pakaian buat Aida. Kamu ngapain hari ini?"

"Mau antar mama beli bunga, mama lagi rajin bercocok tanam."

"Oh, beli dimana? sudah ada tujuan?" suara Rose merdu sekali.

"Tidak tahu, aku hanya antar. Sudah makan siang?"

"Ini lagi makan siang, nunggu pesanan datang. Kalau belum tahu aku tanya mama, alamat langganan mama beli bunga di Seoul. Soalnya ini juga ada mama hehe..." suara tawa Rose membuatku semakin merindukannya.

"Boleh, sayang nanti malam kak Jinan ngajakin ke club, buat acara perpisahan kita."

"Perpisahan kita? Maksudnya apa?" suara Rose terdengar kaget.

"Haahaha, kita maksudnya aku, Bobby dan Donghyuk..."

"Tatanan bahasa kamu aneh sekali, iya silahkan nikmati waktu kamu dengan mereka. Aku yakin, meskipun Donghyuk di Tokyo, kalian pasti bakal tetap jarang bertemu. Sama Lisa juga ya? tadi aku baca di group Jennie bilang gabung juga."

"Aku tidak tahu, belum baca group. Miss you so much, aku kangen bibir kamu, pipi kamu, dan perut kamu."

"Juneeee...." teriak Rose membuat aku tertawa terbahak-bahak. Dia sekarang pasti ambil minum karena tersedak.

"Kamu tersedak ya?" tanyaku untuk memastikan.

"Kok bisa tahu? kamu sih, untung pakai bahasa korea cuma mama yang paham."

"Emang mama kamu dengar aku barusan bilang apa?"

"Ya engga, tapi bikin aku malu."

"Malu kenapa? aku tidak ngapa-ngapain kamu."

"Bodo...hhmmm.."

"I love you.." ucapku.

"Hhmm..."

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang