Twenty-seven

673 55 0
                                    

"You can close your eyes to reality but not to memories."


Pagi itu Rose berangkat sendiri ke kampus, Lisa dan Jennie ada jadwal siang. Sampai di taman apartemennya, dia melihat mobil June diparkiran. Rose mengabaikannya dan berjalan menuju halte bus yang tidak jauh dari sana. Saat sudah berada di trotoar dekat halte, dia sadar mobil June mengikuitnya.

"Masuk, Rose." panggil June dari dalam mobil.

Rose malu dilihatin orang namun di satu sisi dia tidak mau satu mobil dengan June untuk saat ini. Rose butuh waktu untuk berpikir dan dia tidak mau kemarahannya menguasai ketika dia nanti berbicara dengan June.

June memberhentikan mobilnya, keluar dari mobil langsung berjalan ke tempat Rose berdiri, memegang tangannya. "Masuk, please Rose." bisik June.

"Kenapa kamu musti bohong soal tadi malam?" tanya June begitu dia selesai pasang sabuk pengaman.

"Bohong apa?" jawab Rose seraya mengeluarkan ponsel dari dalam tas, menyibukkan diri sendiri tujuannya.

"Lisa dan Jennie tidak main ke apartemen kamu, aku tahan tadi malam tidak kirim pesan karena beranggapan kamu bakalan sibuk sama teman-temanmu." jelas June panjang lebar.

"Bukannya kamu yang sibuk reuni sama teman lama kamu?" jwab Rose masih memainkan ponselnya.

"Lihat muka aku kalau ngomong." teriak June kemudian menepikan mobilnya di bahu jalan.

"June, ini bukan tempat yang bisa buat parkir, jalan ga?" Rose melihat sekeliling dia tidak mau berurusan dengan pihak polisi atau semacamnya.

"Tidak, sampai kamu lihat mukaku." jawab June tegas masih tidak menyalakan mobilnya.

"Aku turun." Rose akan membuka pintu mobil, June menyalakan mobilnya.

"Kamu kenapa sih Rose?" teriak June sembari fokus mengemudi, Rose hanya diam saja tetap sibuk dengan ponselnya sepanjang perjalanan.

Mereka sudah tiba di wilayah kampus, June lantas masuk ke kawasan gedung tempat Rose kuliah. Rose tidak bisa keluar, karena mobil keadaan terkunci.

"Tolong pintunya." Rose menyuruh June dengan nada datar.

"Tidak, sebelum kamu jawab pertanyaanku tadi." jawab June meraih bahu Rose agar menghadap ke wajahnya.

"Sebelum aku jawab, aku tanya kamu, dulu kamu tidak mau teman-temanmu tahu hubungan kita, aku menyetujui dan akhirnya mereka tahu kamu malah terkesan show off ke mereka, terus kenapa kamu bilang aku cuma sebagai teman ke kak Clara, kenapa? di depan kakak kamu dan ibu kamu yang mereka tahu hubungan kita. Kamu bisa jawab?" Rose masih tetap memandang wajah June.

"Rose, jangan balik tanya dong. Sialan." teriak June serta memukul setir didepannya.

"Teriaklah sesuka kamu, teriak saja sampai semua orang dengar. Aku tidak tahan melihat cara kamu memandangi kak Clara, makanya aku berbohong dan minta cepat pulang, sudah puas? Aku ada jadwal bimbingan 10 menit lagi, tolong." Rose melihat jam di tangannya.

"Oke, aku akan bilang ke kak Clara soal hubungan kita, aku minta maaf untuk masalah kecil ini." June menarik tangan Rose.

"Masalah kecil? Sampai jumpa nanti ditempat latihan." Rose berusaha melepaskan tangannya dengan tidak melihat wajah June.

June sudah membuka kunci mobilnya sehingga Rose keluar begitu saja tanpa menoleh. Dia langsung menuju studio karena hari ini sebenarnya tidak ada jadwal temu dosen. Dia cuma ingin melihat kondisi Rose. Dia masih bingung dengan sikap Rose yang mendadak dingin.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang