Twenty-four

698 58 0
                                    

"A flower cannot blossom without sunshine, and man cannot live without love."


"Tidak ada yang ketinggalan? soalnya dari kampus langsung ke  Starfield Coex Mall tidak jauh dari rumahku." tanya June di dalam mobil.

"Sepertinya tidak ada, katanya mau lihat aku belanja dan pilih baju?" jawab Rose sambil memasang sabuk pengaman.

"Hahaha, jangan mahal-mahal statusku masih mahasiswa, uang royalti lagu juga belum banyak."

"Siapa yang minta beliin? Kamu jual lagu ke siapa?" Rose menyalakan radio tanpa meminta ijin June.

"Tidak ada salahnya beliin baju buat kamu. Hanbin yang mengurus semua, aku tinggal kasih nomer rekening sama lirik lagunya, mungkin ke agensi atau produser. Jangan bilang ke yang lain, Hanbin sudah di tawari jadi produser salah satu agensi makanya dia tidak ada niatan lanjut kuliah, otak dia emang jenius." jelas June.

"Wow, lagu kamu sama yang lain berarti sudah aku pernah dengerin dong, judulnya apa?" Rose penasaran menghadap ke samping menunggu jawaban June.

"Sudah, bisa jadi dibawain sama artis favorite kamu, ada tanda tangan kontraknya, aku tidak bakal kasih tau walaupun kamu ancam, Hanbin paling banyak, dia beli tanah mau dibangun rumah tahun ini, Bobby kedua terbanyak, aku cuma punya 4 lagu yang sudah terdaftar royalti." kata June dengan ekspresi datar.

"What? wow wow wow wow...pacarku sumbang 4 lagu untuk idola korea, itu keren sekali sayang, di nyanyiin idola cewek atau cowok?"

"Bisa cewek, bisa cowok, lagu itu universal tidak memihak, tinggal komposer mencocokan untuk suara cewek atau cowok."

"Ya ampun, masih ga nyangka, ngomong-ngomong Hanbin punya pacar ga?" Rose mendekatkan tubuhnya ke June.

"Kenapa? mau cari cowok yang lebih kaya dari aku ya?" June menoleh dan sedikit menjaga jarak.

"Hahaha bukan buat aku, mungkin dia pernah cerita apa gitu ke kamu."

"Cowok tidak seperti cewek, membagikan kisah hidup ke sekitar. Kenapa emang?"

"Mau aku jodohin sama Jennie, tapi cara Hanbin memandang Hayi gitu banget, padahal Hayi masih suka sama mantannya hhmmm...."

"Tanya sendiri ke orangnya ya, kita sudah sampai, ayo turun." June sudah melepas sabuk pengamannya dan mengecup pipi Rose selanjutnya keluar dari mobil.

"Ah, kamu tidak bisa diajak kerjasama."Rose berjalan sambil menggerutu.

"Suka banget ikut campur urusan orang lain." June mengelus ramput Rose.

"Ini namanya bukan ikut campur, tapi membantu, mempermudah teman kita bahagia."

"Membantu dengan cara mencampuri urusan orang lain maksudnya?"

"Bodo." Rose berjalan duluan didepan June. June dibelakangnya hanya tertawa.

"Helo Rose..." sapa Hanbin sesampainya di studio.

"Hai Hanbin. Ini aku bawakan roti, kata June kamu kalau sudah di studio suka lupa makan." Rose menyerahkan kotak makan ke Hanbin.

"Terimakasih, padahal Bobby lagi beli sarapan juga." balas Hanbin.

"Ada Bobby? kirain sendirian." jawab June sambil main ponsel.

"Terus lihatin kalian berdua mesraan gitu? ogah banget." Hanbin membalas seraya membuka kotak makanan dari Rose, memakan rotinya.

"Makanya cari pacar, Jennie tuh, cantik, pinter pula." June mengoda Hanbin dan menatap wajah Rose, Rose membalas dengan memutar bola mata.

"Jennie terlalu cantik, takut, takut tidak siap saingan sama banyak orang hahahaha..."

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang