Thirty-six

674 71 0
                                    

"One cannot think well, love well, sleep well, if one has not dined well."

Siang harinya June ke hotel untuk mengantar orang tua dan kakak Rose ke stasiun kereta, awalnya mereka menolak tapi setelah dijelaskan jika tidak ada kepentingan di kampus akhirnya tidak keberatan.

Setelah dari stasiun kereta, June mengantar Rose ke apartemen untuk makan siang serta menyiapkan acara perpisahan tim festival sebelumnya.

"Tadi malam kamu alasan capek, itu beneran?" tanya Rose.

"Ya bener lah, masa aku bohong." June memusatkan perhatiannya ke jalan.

"Kirain karena menolak satu mobil dengan kak Clara."

"Itu salah satunya, kamu keluar dari toilet tempat makan kemarin sudah buat aku kepikiran, sampai rumah aku chatt kamu, kamu bilang tidak ada masalah."

"Emang tidak ada masalah, aku suka lihat muka kak Clara tadi malam hahaha.."

"Bahagia ya?Dia sudah tidak seperti dulu, sayang." June menarik tangan Rose selanjutnya menciumnya.

"Ya kamu lebih kenal dia daripada aku." jawab Rose.

"Jangan marah dong. Tadi pagi jadi ketemu dokter Crawford?" tanya June.

"Jadi, tapi cuma sebentar, dia ada jadwal pagi di rumah sakit lain. Anak pertamanya mau liburan ke Korea, bulan depan sampai musim semi."

"Musim semi? kemungkinan aku sudah di Jepang ya?"

"Tidak perlu di bahas." ucap Rose.

"Kamu yang menyarankan aku untuk melanjutkan disana." June mengusap tangan Rose dengan ibu jarinya.

"Demi masa depan kamu, aku tidak boleh egois kan?" tanya Rose balik.

June mematikan mesin mobilnya di parkiran apartemen Rose, menoleh kesamping "Ayo kita lanjutkan di apartemen kamu."

"Kamu mau makan apa?" tanya Rose sambil membuka kulkas.

"Makan kamu." jawab June sudah di belakang Rose, mau memeluk Rose menepisnya lebih dahulu.

"Sudah hampir jam 2 siang, aku masakin kamu dulu, sebentar."

"Baiklah, terus aku ngapain?"

"Bersihkan ruang tv, rapikan kamar aku juga boleh hehe.." Rose menggoda June, menyentuh kedua pipinya berjinjit kemudian mencium bibir prianya. June menyambutnya dengan antusias.

"I love you." ucap June ditengah ciumannya.

"Iya tahu." jawab Rose.

"Kamu tidak asyik." June memainkan jarinya di hidung Rose.

"Raksasa pemarah." goda Rose.

"Tapi kamu sayang kan?"

"Hahaa, apa sih, sudah. Aku masak dulu, kamu nonton film sana."

"Film dewasa ya?" tanya June.

"Terserah." Rose melepas pelukan June.

"Lumayan buat tutorial hehe.."

"Juneeee..." Rose berteriak sambil memegang spatula yang akan dia pukulkan ke June, si pria lari menghindar.

Kali ini Rose memasak makanan yang tidak terlalu pedas, karena tahu ibu June selalu masak masakan pedas untuk anak lelakinya. Rose mengkhawatirkan kesehatan June, terlalu lama di abaikan oleh June sendiri.

"Mama kamu mungkin tidak bisa menolak permintaan kamu, kalau aku beda."

"Siap tuan putri, karena aku lapar tidak peduli mau pedas atau tidak makannya."jawab June sambil mengunyah makanannya.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang