Forty

669 65 2
                                    

"I am nothing special, of this I am sure. I am a common man with common thoughts and I've led a common life. There are no monuments dedicated to me and my name will soon be forgotten, but I've loved another with all my heart and soul, and to me, this has always been enough.."
― Nicholas Sparks, The Notebook


Benar kata Yejin, dari masuk bandara, di ruang tunggu sampai di pesawat June tidak melepaskan tangannya dari Rose.

"Jun, aku mau minum." ucap Rose selagi pesawat telah lepas landas.

"Minum aja, kenapa pakai ijin?" tanya June.

"Lepasin tanganku dulu, aku juga mau membuka sabuk pengaman."

"Hahaha maaf sayang, sini aku bukain." June melepas genggaman tangan Rose kemudian membuka botol air mineral untuk Rose.

"Terima kasih. I love you." kata Rose.

"I love you more." June mencium rambut Rose.

"Kamu sengaja kita check in duluan dan pilih kursi ya? biar jauhan sama mereka." tanya Rose sembari tangannya menunjuk ke kursi bagian belakang.

"Yah ketahuan hahaha, ini liburan kita pertama walaupun awalnya aku tidak berminat ikut, makanya aku ingin memaksimalkannya." kata June seraya menyentuh kedua pipi Rose lalu mencium bibirnya.

"Malu sama yang lain ih kamu..." protes Rose.

"Yang lain tidak memperhatikan kita, abaikan saja kali."

"Kamu selalu tidak peduli sama sekitar, boleh tidak peduli tapi hargai orang lain."

"Siap sayang." June mencium rambut Rose yang ada di depannya.

"Juneee...." tangan Rose menarik telinga milik kekasihnya.

"Haha ampun, ayo kita tidur, sampai Jeju pasti kita semua sibuk." tangan June menarik tangan Rose untuk diletakkan diatas pangkuannya.

Sesampainya di pulau Jeju mereka semua ketempat makan yang sudah di rekomendasikan oleh Jinan. Semuanya tampak puas dengan kualitas makanan yang di sajikan ditambahkan dengan suasana dekat pantai. Karena hari sudah mulai gelap dengan kondisi perut kenyang Jinan menyarankan untuk langsung ke villa yang sudah mereka pesan jauh hari.

Villa yang dipilih mereka sedikit jauh dari keramaian kota Jeju, dibelakang villa terlihat pasir putih dan laut seluas mata memandang. Samping villa ada kolam renang yang tidak begitu luas namun cocok dengan design sekitarnya. Villa tersebut terdiri dari lima kamar tidur, tim cowok serempak tidak mau berbagi kamar dengan June, kecuali Bobby yang hatinya penuh dengan ketulusan, rela satu kamar dengan manusia terjorok diantara mereka.

"Rose kira-kira pernah masuk kamar June dirumahnya tidak?" tanya Yoyo ketika mereka sudah meletakkan barang di kamar masing-masing.

"Pernah." jawab Rose.

"Kamu tidak terkejut?" tanya Hanbin.

"Engga, kondisi kamar cowok pada umumnya."

"Namanya pacar, pasti di belain terus ya?" kata Yoyo.

"Haha serius, kamar June cukup bersih untuk ukuran cowok." jawab Rose.

"Dia tau kalau kamu bakal singgah, di bersihkan dulu lah, coba kita yang main, dia sebodo amat taruh celana dalam dan kawannya bertebaran sekamar." kata Hanbin.

"Bedalah, Rose pacarnya kamu temannya, tidak ada yang namanya cinta terima apa adanya, pasti ada jaga image buat menghargai pasangannya." sela Jennie.

"Jennie terbaik, sayangnya cinta pandangan pertama aku jatuh ke Rose, coba kalau ketemu kamu duluan, sudah aku ajak pacaran." goda June dapat pukulan bantal dari Rose disebelahnya.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang