Twenty-two

749 64 0
                                    

"Have you ever been in love? Horrible isn't it? It makes you so vulnerable. It opens your chest and it opens up your heart and it means that someone can get inside you and mess you up."


Ini bukan tentang cerita cinta yang rumit, masalah muncul karena perbedaan kekayaan antara kedua orang tua sehingga tidak ada restu, bukan karena sakit keras tiba-tiba pasangan meninggal dunia. Setiap hubungan pasti memiliki persoalan walapun sudah berusaha sebaik mungkin menjaga hubungan tersebut, entah disengaja dari kedua pihak atau tidak disengaja dari pihak luar.

Seperti halnya June dan Rose, kedua orang yang tadi siang bermesraan di parkiran bandara dengan alasan kangen. Dilanjutkan di apartemen Rose dengan alasan masih ada waktu sebelum ke kampus. Setibanya di kampus acara kejutan buat Rose berhasil, yang mana Lisa meminta June untuk mengulur waktu dan ya sepertinya Lisa sudah tahu tentang hubungan mereka berdua, mungkin dari Donghyuk.

June dalam diam mengamati Rose, Rose yang sedang berbicara dengan Chanu dan Bobby soal tata panggung, tangan Chanu yang dengan seenaknya memegang tangan Rose diatas sebuah tablet Samsung. Rose yang terus menerus memukul bahu Bobby menanggapi becandaannya. Benar, June kesal. Rasanya ingin menarik Rose dari sana, menjauhkan Rose dari teman-temannya.

"Kenapa, cemburu?" seru Yoyo yang sontak membuat June kaget.

"Hhmm.." June kembali fokus dengan ponselnya.

"Yang dari parkiran club sampai parkiran apartment Rose pegangan tangan terus, jangan berulah aku antar Rose. Haahhaha.. gotchaa..." goda Yoyo.

"Sialan." June memukul keras bahu Yoyo.

"Bilang ke anak-anak biar tidak ada yang salah paham, supaya kamu dan Chanu tidak canggung kedepannya."

"Aku sudah bikin perjanjian kalau backstreet dari anak-anak.." jawab June.

"Kalau gitu jangan marah jika pria lain ambil keuntungan dari Rose."

"Apa kamu bilang?" June menarik kaos bagian depan Yoyo.

"Rose cantik, siapa yang tidak mau melewatkan hal-hal, kamu paham maksudku kan?"

"Sialaaan...!!" June sudah siap mau memukul muka Yoyo, Hayi meneriakan namanya.

Rose langsung berdiri, berjalan ke arah June memegang pinggang June dari belakang dan bilang "Stop, June." kemudian June melepaskan tangan dari kaos Yoyo.

"Ada apa?" teriak Hanbin.

"Tidak ada" kompak suara muncul dari June dan Yoyo.

"Jun, jangan kayak anak kecil, main pukul aja." kata Hanbin.

"Emang kenapa kalau aku seperti anak kecil? masalah? tidak perlu ikut campur juga." jawab June masih dalam kondisi marah.

"Kamu kenapa sih? marah tidak jelas alasannya, semua di teriakin." jawab Hanbin yang mulai ikut tersulut emosi.

Rose memperhatikan genggaman tangan June, wajah June berubah memerah seperti menahan amarah, dia juga tidak tahu alasan June bersikap begitu, sedari mereka bertemu di bandara sampai di kampus sikap June baik-baik saja, dia tidak suka June seperti ini.

Rose masih dibelakang June, kemudian dia memegang tangan June mencoba untuk menautkan tangan miliknya. June menunduk melihat wajah Rose, tampak ragu.

"Kita keluar sebentar." pamit Rose lalu menarik tangan June, June mengikutinya keluar ruangan.

"Kita?" suara Jennie terdengar.

"Akhirnya.. hahaha" teriak Yoyo.

"Maksudnya Rose mau sama June? serius?" tanya Bobby

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang