Twenty-nine

676 67 3
                                    

"There is never a time or place for true love. It happens accidentally, in a heartbeat, in a single flashing, throbbing moment."


Urusan June di kampus hampir selesai, dia bisa menjalani sisa hari menjadi mahasiswa dengan bermain-main. Tugas akhirnya di terima dengan baik, ada beberapa revisi tapi tidak mengganggu. Yang paling mengacaukan harinya adalah berita dari Ayahnya, iya, June di terima kuliah di Osaka. June belum membicarakan dengan Rose. Kemungkinan saat Rose masih di Perth, dia sudah di Osaka untuk mengurus administrasi.

June : "Dimana sayang? Kangen."

Rose : "Gombal, tadi pagi yang jemput aku bukan kamu ya? Di tempat latihan."

June : "Bukan, yang jemput kamu tadi pangeran, lapar, ayo makan siang ..!!!"

Rose : "Pangeran yang tidak berkuda. Sudah makan tadi sama Jennie."

June : "Ya sudah aku tidak makan.."

Rose : "Mau makan apa?"

June : "Ramen di sevel saja"

Rose : "Tempat kamu jatuhin ponsel aku."

June : "Bahas teruuuuus...."

Rose : "Hahaha sekarang?"

June : "Tidak, dua tahun lagi."

Rose : "Oke, kalau gitu aku bisa mengerjakan yang lain dahulu selama 2 tahun."

June : "Roseanne Park......!!!"

Rose: "Iya, ada yang bisa dibantu?"

June : "Aku tunggu di sevel sekarang, dalam 15 menit tidak datang, aku bilang Hanbin kita absen latihan hari ini."

Rose : "Tukang ancam berulah."

June : "Tapi kangen kan?"

Rose : "Idih...."

June : "Buruaaan kesini aku sudah lapar..."

Rose tidak membalasnya, dia meminta ijin kak Jiso untuk ke keluar sebentar, waktu ke ruang ganti berpapasan dengan Jennie dan Hanbin.

"Mau kemana?" tanya Jennie.

"Ganti baju, nemenin makan siang June di sevel depan, mau titip?"

"Ya elah, kenapa mesti ganti baju sih, cuma ke depan parkiran ini." protes Jennie.

"Males ribut sama June, dia tidak suka aku pakai celana pendek di public area. Lagian cuaca juga masih dingin."

"Dasar cowok, maunya yang enak dan indah buat diri sendiri tidak ingin berbagi." jawab Jennie.

"Itu namanya melindungi, merasa terdiskrimanasi kamu?" tanya Hanbin tiba-tiba.

"Melindungi apa? pakaian itu adalah salah satu dari hak, hak kita dong pakai baju apa saja." Jennie menaikkan suaranya.

"Oke, kalian lanjutkan adu argumennya, aku harus ganti baju segera sebelum kena omel June, bye." Rose meninggalkan mereka berdua.

Rose memperhatikan June duduk didepan supermarket, sambil memainkan ponselnya, berulang kali menghubungi Rose, sengaja tidak dia angkat. Sekarang June hanya mengenakan kaos putih sebagai dalaman dan kemeja lengan panjang tidak dikancingkan. Tampak samping pemandangan rahang yang tajam, hidung yang runcing dan rambut hitam pekat. Tangannya memainkan rambutnya yang jatuh di dahi, menunjukan kalau June mulai bosan dan kesal. Sadar diperhatikan, June menoleh ke Rose.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang