Fifty-five

1.3K 86 25
                                    

"Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call it the present."

Bundang Cheil Women's Hospital 2025

-Rose POV-

June sedang memarahi perawat yang akan keluar dari ruangan kami, dia menyebutkan nama papa dan kakakku. Aku hanya bisa tertawa melihatnya.

"Sayang, come here." panggilku.

"Sakitnya muncul lagi?Kenapa dokter sama perawat disini responsnya biasa saja lihat kamu kesakitan?" omelnya.

Aku memegang tangannya, mencoba menenangkan, yang harusnya menjadi tugas dia sekarang.

"Sakitnya muncul tenggelam seperti yang tadi sudah dijelaskan dokternya, kamu tidak perlu khawatir berlebihan."

"Bagaimana tidak khawatir, muka kamu pucat sekali, sayang?" June mendekatkan tubuhnya ke tempat tidurku, kemudian dia membelai rambutku lembut.

Ingatanku kembali ke tiga tahun lalu, saat June melamarku diatas tempat tidur tanpa cincin.

Setelah tawaran June, aku tertidur, ntah berapa lama. Saat membuka mata June sudah tidak ada di sampingku, aku beranjak dari tempat tidur untuk keluar kamar.

Ternyata June sibuk di dapurku dengan hanya memakai boxer tanpa memakai kaos. Dia fokus dengan mie instantnya.

"Aku tidak kamu masakin juga?" tanyaku.

June kaget dengan kehadiranku dibelakangnya. "Sudah lama bangun? Aku bikin dua porsi, mari makan." ucapnya lalu membawanya ke meja depan televisi.

Sepertinya June memeriksa kulkasku sebelum memasak, dia sudah menyiapkan kimchi beserta susu buat kami.

"Tawaranku masih sama, bagaimana?" tanyanya sambil menyuapkan ramen untuk dirinya sendiri.

"Kenapa kamu bisa sesantai ini? Bagaimana aku harus percaya menyerahkan sisa hidupku bersama kamu?" tanyaku balik dengan wajah serius.

June meletakkan supitnya, biasanya dia tidak akan suka makan jika ramennya sudah dingin.

"Aku sudah kasih waktu kamu tiga tahun, aku menunggu kamu datang, tidak datang. Jadi aku yang mendatangi kamu, masih kurang juga? Bentar lagi kita beli cincin yang kamu mau." setelah penjelasan itu June melanjutkan makan ramen dengan cepat.

"Kenapa kamu masih suka tidak pakai baju?" tanyaku mengalihkan pertanyaannya.

"Mana mungkin aku bawa baju ganti ke nikahan orang, kamu masih menyimpan bajuku?"

"Masih muat emang? tampaknya kamu membesar." sindirku.

"Hhhmm apanya yang besar?Ini namanya macho." ucap June sambil menunjukan abs perutnya dan otot di bahu tangannya.

Badan June memang semakin tegap dan kuat di tempat yang seharusnya. Membuatku mengingat apa yang kami lakukan dua jam lalu.

"Seyakin itu aku masih sendiri?"

"Terus mau aku ajak tidur bareng? masih perawan lagi, kasian amat yang jadi pacar kamu, itupun jika ada pacar." ucapannya membuatku mengambil bantal  sofa dan melemparkan ke arahnya, dia menangkapnya tertawa terbahak-bahak.

"Kamu nyebelin." jawabku serta pura-pura marah.

"Tapi ngangenin." jawabnya dilanjutkan minum susu langsung dari kardusnya.

"Ih, kebiasaan, terus gelas ini buat apa coba?"

"Buat kamu aja hehe.. ayo menikah, kamu sudah tua ini." ucap June.

Just Go.. | JunrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang