Selamat membaca!
*
Di Kota Paris, dimana semua keindahan dunia berada. Tak ada satu orang pun yang yang menolak jika diberikan kesempatan untuk mengunjungi negara tempat menara Eiffel tersebut berada. Kota romantis kata mereka.
Dan seorang Lillian Chloe Taliyah kini berada di situ. Sudah enam bulan ia mengenyam sekolah menari lebih jelasnya sekolah balet. Paris Opera Ballet School atau École de danse de l'Opéra national de Paris telah menjadi pilihan Lily untuk melanjutkan karirnya sebagai penari balet profesional.
Di sini ia merasa benar-benar ditempa menjadi seorang balerina, dari jadwal latihan yang padat, diet menjaga makanan, hingga tingkat kompetitif yang ketat jika ingin dipilih menjadi murid kesayangan atau menjadi bintang utama dalam pergelaran. Pergelaran yang dihelatkan pun bukan jenis pergelaran kecil, pertunjukan terakhir yang dilaksanakan enam bulan yang lalu saja ditonton hampir ribuan mata dan tak lupa juga keluarga kerajaan pun ikut menikmati.
Rata-rata semua murid di sini telah belajar di sekolah ini semenjak mereka kecil, hanya satu atau dua orang saja yang baru melanjutkan sekolah balet mereka setelah lulus high school salah satunya Lily. Ia tak memiliki teman akrab karena ia adalah orang baru di sana. Ia juga memiliki keterbatasan dalam berbahasa prancis membuatnya kesulitan bergabung dengan yang lainnya.
Makadari itu, kini Lily harus bisa berusaha lebih keras dari yang lain agar ia bisa mendapatkan tempat sebagai bintang utama di perhelatan tahunan tersebut.
"oke semuanya kerja bagus!"
Itu adalah suara dari guru balet mereka, tepuk tangan dan peluh telah menjadi teman sehari-hari mereka. Tak ada yang mengeluh karena semua memiliki ambisi yang sama.
Sang guru datang menghampiri Lily yang sedang melepaskan sepatu baletnya. "Kau berusaha terlalu keras Lillian, cobalah untuk rehat sehari dua hari." Lily tersenyum lebar, matanya menyipit membuat senyum itu terlihat sangat manis. Semua orang setuju jika senyuman dari Lily sangatlah memabukkan, ada karisma tersendiri dari senyuman tersebut membuat orang-orang di sekitarnya selalu terpana dan tak pernah bosan melihatnya.
"Aku justru merasa sebaliknya Miss Tilda."
"Panggil Belle saja."
"Aku justru merasa usaha yang ku keluarkan masih belum sebanding untuk mengejar ketinggalanku dengan teman-teman yang telah duluan di sini Miss."
"Kau hebat Lily, gerakanmu sangatlah gemulai dan indah, kekuatan kakimu juga sangatlah patut ku acungi jempol."
Lily melihat salah satu kakinya yang tak tertutupi sepatu balet. Mengerikan memang, tapi ia bangga karena itu adalah bukti kerja kerasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY: The Professional (Complete)
Romance(Spin-off dari Tranquility) She is an Angel. He is the Ghost. She is the Light in his dark cruel world. His redemption. His Savior. His Lover. HIS LILY.