Pesawat pribadi milik Killian sampai di Banda Udara Ngurah Rai. Sebuah mobil mewah yang sudah disewa olehnya menelusuri jalanan Pulau Dewata.
Lilly menggenggam tangan Killian. Pria itu duduk resah di sampingnya. Ia tahu bertemu lagi dengan seseorang yang lama terpisah denganmu adalah momen yang membingungkan. Kenapa membingungkan? Karena yang Killian tahu wanita itu telah meninggal dan kemungkinan dia masih hidup sangatlah kecil.
"Kau baik-baik saja?"
Killian menggeleng dan Lilly menariknya dalam pelukannya. Perjalanan memakan waktu cukup lama tapi ia sama sekali tak bisa istirahat dengan tenang.
"Jangan tinggalkan aku sendirian."
"Tidak akan." Lilly mencium bibir pria itu cukup lama.
Suasana jalan semakin rimbun, Lilly pernah berlibur ke pulau yang sama tapi ia sama sekali belum mengunjakan kakinya di daerah ubud. Suasana alam membuat Lilly tersenyum senang. Ia kagum melihat keindahan alami yang disajikan di depan matanya.
Mobil berhenti dan sopir tersebut bilang jika rumah yang dituju berada di daerah atas yang tidak bisa dilalui mobil. Jadi Lilly dan Killian terpkas jalan. Mereka hanya mengenakan kemeja dan celana panjang tak perlu jaket karena suasana di sini sejuk.
Mereka berdua berjalan melewati daerah vila-vila modern dengan aksen tradisional. Di ujung bukit sebuah gerbang kuno dengan ukiran batu berdiri kokoh. Lilly menarik Killian yang sempat ragu untuk masuk.
"Permisi!"
Killian memperhatikan setiap sudut rumah yang ia masuki. Banyak pohon-pohon dan ukiran patung dari batu. Seorang pria muda muncul dari balik pintu. Dengan senyum hangat ia menyambut Lilly. Killian mempelajari fitur pria di depannya dengan seksama.
"Ada yang bisa sayang bantu?" Bahasa inggris yang digunakan pria itu cukup lancar. Dengan wajah lokal dan sedikit fitur ras kaukasian membuatnya Lilly hampi mengira bahwa di adalah orang barat.
"Um... Kami berdua mencari Nyonya Avengeline Norman." Pria tersebut terlihat terkejut dan melihat Lilly dan Killian bergantian.
"Tunggu sebentar." Sebelum pria itu kembali masuk ke dalam pintu, ia sekali lagi melihat Lilly dan killian. Lilly hanya memberikan senyuman terbaiknya membuat pria itu merona.
Killian yang memperhatikan semuanya menarik Lilly untuk berdiri di sampingnya."Siapa yang mencariku?"
"Aku tak tahu ma, sepertinya mereka bukan turis."
Napas Lilly tercekat ketika melihat wanita yang paling cantik yang pernah ia temui. Rambutnya berwarna silver asli menutup ubannya yang bermunculan di umurnya yang sudah tak muda lagi. Pakaian tradisional lokal membuat semakin anggun.
Avengeline terdiam di tempat melihat sosok Alberto yang tampak jauh lebih muda. Tubuhnya bergetar menahan rindu.
"Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY: The Professional (Complete)
Romance(Spin-off dari Tranquility) She is an Angel. He is the Ghost. She is the Light in his dark cruel world. His redemption. His Savior. His Lover. HIS LILY.