Chapter 16

23.9K 2.2K 68
                                    

Killian mengernyit dalam tidurnya ketika seseorang membuka gorden membuat cahaya matahari jatuh langsung ke arah wajahnya. Ia merasakan sentuhan kecil di mata kirinya. Dengan cepat Killian membuka matanya dan melihat wajah bulat Demon versi anak-anak.

"Dia bangun karenamu Arya!" Killian dengan cepat menoleh ke arah anak laki-laki yang mirip dengan Savy.

Siapa mereka berdua?

Anak perempuan tersebut bangun dan berdiri layaknya puteri kerajaan "Perkenalkan, namanya Arya Jadrek dan yang ini saudara kembarnya, Killian Jadrek."

Savy menyuruh Arya untuk tidak melompat-lompat di atas ranjang. Killian bangun dari tidurnya dan Savy menyodorkannya segelas air mineral.

"Arya, Killian, perkenalkan uncle Killian."

Arya dengan mata bulatnya menangkup wajah Killian membuat pria itu sedikit terkejut. 

"Apakah benar kau sudah pernah mati? Apa kau hantu? Apakah kau masuk ke surga? Pernahkah kau bertemu Mailaikat? Tuhan?" Killian yang bingung menjawab apa melirik ke arah Savy dan Killian kecil yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa ia jelaskan, anak laki-laki itu tak secerewet kembarannya. Ia lebih memilih duduk bersandar pada ibunya sambil memberi tatapan menilai.

"A-aku..."

"Apa kau bisa berjalan melewati tembok? Kata uncle Ethan bahkan sebelum kau jadi hantu kau sering muncul di tempat-tempat yang tidak pernah di duga. Muncul dari kegelapan...dengan aura mistrius. Bisakah kau tunjukan padaku caranya?"

"Ku rasa kau sangat mirip dengan ibumu."

Savy tertawa dan menarik Arya untuk menjauh dari Killian. Pria itu mengusap rambut Arya dengan gemas. 

"Tentu saja dia mirip aku, dia kan anakku. bukan begitu?" 

"Aku lebih suka dibilang mirip papa."

Savy mengajak Killian untuk turun sarapan. Walaupun sebenarnya Killian sangat ingin tidur lagi karena tadi malam ia tidak langsung tertidur, mungkin ia baru tidur pukul lima pagi. Tapi ia menurut saja.

Savy mencoba menggendong Arya tapi anak kecil itu melengos dan memilih memeluk Killian, "Aku ingin digendong oleh uncle."

"Tumben?"

"Karna dia tampan." Savy yang mendengar kegenitan anaknya terkesiap,

"Arya!"

Killian tersenyum pelan pada Savy. Ia menggendong Arya dan berjalan di belakang Savy dan Killian kecil. Ia masih penasaran dengan ank laki-laki itu. Ia tak banyak berbicara, yang dilakukannya hanya menatapnya dalam-dalam seperti mengawasinya.

"Uncle, bisakah kita melewati tembok sekarang?"

"Mungkin lain kali?"

"Oke." Savy menjelaskan seluruh ruangan kepada Killian, meskipun Killian tahu bahwa itu semua tak perlu dilakukan tapi Killian hanya mendengar dan mengangguk ketika Savy bertanya apakah ia paham atau tidak.

Arya pun tak kalah aktifnya, ia juga menjelaskan bagaimana kehidupan sehari-harinya, Sesekali Killian menimpalinya dengan senyuman. Kini Killian bisa mempunyai gambaran bagaimana wajah Demon versi perempuan, cantik dan cerewet.

Di meja makan, hanya ada Ethan seorang diri. Tak ada Demon, Isaiah, ataupun Lily.

"Dimana Isaiah?"

"Barusan keluar sebentar bersama Demon, kau sudah bangun?"

Killian menurunkan Arya dan menempati tempat duduk di samping Savy. Killian kecil duduk di depannya masih dengan tatapan mengawasi membuat Killian merasa geli.

TRANQUILITY: The Professional (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang