*
Killian menggandeng tangan Lilly di bandara. Ia tak ingin melepaskan tangan itu barang sedetik pun. Mereka langsung menuju rumah Demon. Lilly tak lagi tinggal di apartemennya.
Setelah hari itu Killian semakin menempel pada Lilly. Ia akan memeluk gadis itu dimanapun mereka berada membuat Ethan uring-uringan karena Lilly masih kecil. Kali ini mereka hanya berdua di rumah besar dan Killian leluasa berbuat sesuka hatinya.
"Kamarmu di sini. Dan aku dikamar sebelahnya."
"Kita tidak sekamar?" Lilly langsung terbatuk mendengar pertanyaan terbuka Killian.
"Tentu saja tidak. Apa kau gila?"
"Kenapa?"
"Kenapa apanya? Tentu saja karena kau pria dan aku wanita." Lilly menyeret kopernya menjauh, ia harus jauh-jauh dari Killian demi kesehatan jantungnya.
"Tapi waktu di Amerika, beberapa kali kau tidur di kamarku dan aku tidur di kamarmu. Apa bedanya dengan sekarang?"
"Killian, hentikan perdebatan ini dan aku memutuskan kamar kita harus dipisah."
Lilly menutup pintu kamar dan mengibas-ibaskan wajahnya yang terasa panas.
Killian melihat pintu kamar di depannya tertutup rapat. Ia menyeret kopernya ke dalam kamar yang dulu ia tempati ketika pergi meninggalkan Jolene. Sebuah ponsel lama miliknya tergeletakdi atas meja kecil. Ia sengaja meninggalkannya.
Killian mengistirahatkan badannya sambil me-recharge ponsel lamanya. Kini ia kembali berada di Paris yang artinya dia bisa menjalankan bisnisnya sendiri lagi tapi kemungkinan besar dia akan bertemu lagi dengan Jolene.
Ia mengehembuskan napas panjang, rasanya menyenangkan terhindar dari penat pekerjaan selama dua bulan lamanya. Ia tak perlu lelah berpura-pura lumpuh di hadapan semua orang.
Dering ponselnya terdengar tiada hentinya. Ratusan notifikasi selama dua bulan langsung masuk ketika Killian menyalakannya. Ia menandai semua pesan masuk dari Jolene maupun Belle dan menghapuskan karena spam. Tapi ada yang aneh ratusan pesan masuk dan panggilan tak terjawab itu berhenti sejak satu bulan yang lalu.
Ia membuka pesan terakhir dari Jolene.
My Jo:
Sepertinya kau benar-benar meninggalkanku. Karena aku mencintaimu, aku akan memberimu satu kesempatan terakhir.
Kembalilah padaku, aku menunggu di rumah. Ku beri waktu dua hari jika kau tidak muncul maka kau tak akan pernah bertemu lagi denganku.Karena aku lebih baik mati daripada mengetahui kau tak di sampingku.
Badan Killian menegang. Sebenarnya ia tak terlalu terkejut tapi entah mengapa ia merasa sedih yang luar biasa. Ia membuka beberapa Pesan dari Belle.
Belle:
Tak bisakah kau memberikan pertolongan terakhir untuk Jolene?Belle:
Datanglah Killian, ini bukanlah permintaan Jolene, ini adalah permitaan seorang kakak yang melihat adiknya dalam kondisi kritis.Belle:
Dia telah tiada.Belle:
Permintaan terakhirku, bisakah kau memberikan kata-kata terakhir di hari pemakamannya? Datanglah lusa.
Belle:
Terimakasih sudah menemaninya bangkit dari keterpurukan masa lalu. Maafkan untuk semua kesalahan Jo. Aku tahu adikku adalah tokoh antagonis diantara kalian tapi dia hanyalah manusia yang memiliki perasaan. Temui aku karena Jo memberikan satu wasiatnya untukmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY: The Professional (Complete)
Romance(Spin-off dari Tranquility) She is an Angel. He is the Ghost. She is the Light in his dark cruel world. His redemption. His Savior. His Lover. HIS LILY.