Berhentilah bersikap seperti itu.
Cukup aku saja yang menjadi korban terakhir atas perasaanmu padanya yang belum usai.
Berhenti menjadikan tubuh lain tameng pelarianmu, saat menghapuskan bayangan yang dekap tubuhnya masih kamu rindukan saja kamu belum mampu.
Menumbuhkan rasa, lalu kamu tinggalkan begitu saja, dan setelah itu semua kamu masih memintaku untuk bisa memakluminya?
Sebenarnya, dimana letak sesungguhnya hati dari orang sepertimu?
Yang pernah aku damba karena sikapnya yang seakan menunjukkan sangat ingin berada disisiku selamanya?
Kamu masih memintaku untuk bersikap baik, saat bahkan aku saja tidak tahu - bagaimana cara menyikapi hatiku yang sudah patah untuk kesekian kalinya dengan baik.
Kupikir, pernah ditinggalkan seperti itu tak akan membuatmu melakukan hal yang sama pada orang yang pernah benar mencintaimu dengan baik, seperti aku.
Ternyata aku salah.
Semua sikap baikmu hanya tameng. Dan kata-kata manismu, hanya berperan sebagai selayaknya kembang api dimalam tahun baru.
Indah, dipuja, namun hanya berlangsung sesaat sebelum semua euforianya selesai.
Hanya berlangsung sementara, sebelum senyap kembali menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
serein;
Poetryterimakasih karena telah pernah singgah, meski tak pernah tersirat dalam pikirmu untuk betah. Rate #prosa 09/03/21 #1 mind since latest Sept #1 mind 06/03/20 #94 quotes 06/03/20 #18 puisi 15/03/20 #75 puisi 12/05/20