Langit-langit kamarnya kini sudah bukan lagi yang matanya tuju saat membayangkanmu, keheningan malam tak melulu dipenuhi tangis dan bisikan merindu.
Hari-harinya sudah bukan tentang menghindari tatapmu, bukan lagi tentang pura-pura mengabaikan keberadaanmu saat berada dalam satu ruang temu.
Sekarang ia sudah bisa tersenyum seperti menemukan dirinya yang sempat hilang. Rasanya sudah biasa saja saat tidak sengaja temannya menyebutkan namamu.
Dia sudah se-biasa itu, untukmu yang pernah membuatnya sempat ingin menyerah untuk bertemu orang baru.
Dia sudah se-tidak peduli itu, untukmu yang dulu sempat jadi tujunya mengadu.
Siapkan dirimu, mungkin penyesalan akan singgah perlahan menujumu.
Menyadari dia yang begitu mencintaimu sudah benar melangkah menjauh.Punggungnya telah berbalik, arahnya sudah bukan menghadap punggung dinginmu lagi.
Kini kamu yang berbalik, menyesallah kamu, ia sudah tidak berada dititik dimana ia akan dengan rela meng-iya-kan saat kamu tiba-tiba kembali.Ia sudah pergi. Menuju arah yang lain.
Yang pasti bukan padamu, yang semua orang tau ia pernah secinta itu, pada penipu rasa sepertimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
serein;
Poetryterimakasih karena telah pernah singgah, meski tak pernah tersirat dalam pikirmu untuk betah. Rate #prosa 09/03/21 #1 mind since latest Sept #1 mind 06/03/20 #94 quotes 06/03/20 #18 puisi 15/03/20 #75 puisi 12/05/20