Marc akhirnya kembali. Tapi pagi-pagi, sekitar jam 10. Aku yang baru selesai mandi, melipat tangan di depan pintu rumah memegang sapu lidi yang kuketuk-ketukkan ke telapak tanganku, mengikuti gaya ibu-ibu yang lagi marah sama anaknya.
"Darimana aja kamu hah? Anak bujang bukannya pulang bantuin ibu di rumah, malah keluyuran sampe pagi!"
"Ampun ma, aku abis kawin sama cewekku." jawabnya sambil tertawa.
Aku melongo, gak percaya mendengar apa yang baru aja Marc katakan.
"Cewek? Siapa? Iggy?"
"Hehe. Bercanda. Jangan serius gitu dong ah!"
Aku gak percaya, dia bohong pasti, "Bohong kamu!" kataku mengacungkan sapu lidi.
"Berisik ah! Kenny mana?"
"Lagi mandi."
"Wih.. abis ngapain lo berdua?"
Gugup aku menjawabnya, tapi harus bisa setenang mungkin, biar Marc gak curiga. Aku bisa habis kalau ketahuan abis yang ena-ena semalam.
"Kita nungguin lo semaleman sambil ngobrol. Hape pake dimatiin segala." jawabku dengan memalingkan wajah.
"Ada urusan penting gue." jawab Marc.
"Apa tuh?"
"Ngawinin sodara lo." Marc langsung terbahak-bahak masuk ke dalam rumah.
"Tadi katanya bercanda!!!!"
Aku mengikuti Marc masuk ke dalam rumah, entah apa yang berbeda dari Marc. Dia bercanda tapi tubuhnya terlihat lelah. Aku mau bertanya, tapi kuurungkan niat karena nanti pasti dia cerita dengan sendirinya. Lelah bukan seperti habis aktivitas, tapi kayak banyak pikiran.
"Eh Marc, ke mana aja lo?" tanya Kenny keluar dari kamarnya. Rambutnya masih basah dan dia mengeringkannya dengan handuk kecil. Sexy sekali pacarku. Aku tersenyum melihat wajah mungilnya. Pikiranku langsung melayang kemana-mana.
"Nginep di rumah sodaranya si Kai." jawab Marc.
"Hah? Terus kamu gak ikut? Kamu gimana sih?" Kenny menepuk pelan lenganku, menyadarkanku dari lamunan seketika.
"Kemarin aku mau temenin dia gak mau, aku juga gak tau dia bakalan nginep. Lagian mana mau dia diganggu." aku menjawab jujur. Sisanya, aku jadi berdebat dengan Kenny. Aku dibilang gak sopan karena gak mengunjungi Iggy.
"Ken, kemarin ada tamu?" tanya Marc mengalihkan pembicaraan, dia meraih toples berisi kue kering dan mulai mengunyahnya.
"Tamu?" Kenny terkesiap.
"Gak ada." jawabku cepat karena menangkap ekspresi terkejut Kenny.
"Kenapa?""Gapapa kemarin gue sempet balik mau ambil chargeran, tapi gak jadi gara-gara ngeliat ada mobil. Kirain tamu, jadi gue gak enak kalau tiba-tiba masuk."
Itu mobil Adrian yang dia maksud.
Dan please stop Marc.
Nanti Kenny sedih lagi, kita nanti diem-dieman lagi!"Makan yuk. Aku laper." kataku. Gantian kali ini aku yang mengalihkan pembicaraan.
Untungnya, usulanku disetujui oleh semua pihak. Kita berganti topik membicarakan hal lain. Makan makanan yang kita pesan melalui ojek online.
Diam-diam aku melirik Kenny yang mengulum sendoknya sambil mendengarkan cerita Marc saat test kemarin.
Ah.. Sialan.
Bagaimana caranya aku berpikir jernih mulai sekarang setiap melihat dia? Aku selalu teringat wajahnya yang... wah kacau. Aku harus berhenti memikirkan itu. Otak aku mulai gak sehat.Lalu kulirik Marc yang terkadang bengong mendengarkan celotehan Kenny. Tangannya sibuk mengaduk makanan, senyumnya dipaksakan. Tertawa juga tak sampai mata. Perasaanku saja atau Marc.... habis menangis? Apa ini berhubungan dengan Iggy? Dia ditolak Iggy ya? Aku yakin sekarang, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Gak biasanya Marc bengong ketika lawan bicaranya sedang bercerita. Lebih baik kudiam atau kutanyakan langsung? Marc kenapa ya?
***
*KENNY'S POV*
"Emang dia kenapa?" tanyaku heran. Kairo tiba-tiba minta izin karena dia mau tidur sama Marc malam ini.
Aku sedih, sedikit.
Tapi aku gak bisa egois, karena Marc kan temannya. Memang aku merasakan ada sedikit aneh pada Marc tapi kukira itu bukan apa-apa karena aku memang kenal dengan mereka belum lama."Aku juga gak tahu Ken. Dia kayak abis nangis, kamu gak ngeliat?"
"Marc udah sipit dari sananya. Mana kutahu dia abis nangis atau ngga." aku terkekeh. Emang bener Marc udah sipit dari sananya sih.
"Terakhir aku lihat Marc kayak gini pas mama papanya cerai. Itu juga masih kecil. Dia masih tetep bercanda padahal kalo di rumah suka nangis."
"Kok kayak cewek?"
Kai mendelik, "Emangnya cowok gak boleh nangis??"
"Ya bukan gitu. Tapi bukannya cowok justru gak bakalan nunjukin sisi lemahnya di depan cowok lain ya?"
"Aku sahabatnya Ken."
"Lihat dia bugil pun aku sering. Masa buat nangis aja malu sama aku?""Jangan-jangan.. dia ditolak sama saudara tiri kamu?" aku menebak.
"Bisa jadi. Itu juga yang kupikirin."
"Yaudah gih sana." jawabku akhirnya. Meski agak sedih, aku kan mau sayang-sayangan sama cowok gemasnya aku.
Seperti mendengar isi hatiku, tiba-tiba Kairo mendekat menangkup kedua pipiku, "Jangan sedih gitu dong..."
"Bikin gak sedih dong kalau gitu." aku memiringkan wajahku sambil tersenyum nakal. Memberikan signal sembari mengelus perut dan tato milik Kai di garis celananya.
Wajahnya berubah bersemu merah.
Sumpah imut banget!
Dia maju dan mencium bibirku sekilas."Udah ya, jangan sedih lagi ya?" katanya.
"Cuma segitu?" aku mengerutkan dahi. Dia lucu tapi gak peka. Aku harus bersabar, pacaran sama brondong emang harus sedikit agresif.
Kai terbata-bata, "Ada Marc Ken... Malu aku... Nanti kamu berisik lagi kayak semalam..."
Aku reflek melepas pelukannya, "Sialan kamu. Enak aja aku berisik! Kamu tuh berisik."
Sebenarnya aku memang berisik sih.
Karena ada sensasi yang berbeda ketika bercinta dengan anak perjaka seperti Kairo. Aku bahkan diam-diam mencapai puncak beberapa kali sebelum Kairo selesai."Yaudah aku temenin Marc dulu ya malam ini?"
Aku memajukan bibirku, cemberut, "Iya deh."
"Jangan ngambek ya sayang."
"Iya."
Sebelum Kairo berjalan keluar, dia kembali mencium bibirku dan menyusupkan lidahnya sesekali. Dia bahkan tersenyum dan mengerling nakal sebelum menutup pintu.
Dasar laki-laki bajingan!
Aku bisa gak tahan lama-lama jika digoda seperti itu. Ini kali pertamanya aku merasa seperti maniak. Apapun yang Kairo lakukan terlihat begitu sexy dimataku, sehingga aku ingin buru-buru menaikinya. Tapi sayang dia belum berpengalaman, jadi aku yang harus menuntun dan memancingnya.Belum berpengalaman aja bisa membuatku menggelinjang nikmat beberapa kali dalam satu kali bercinta. Bagaimana kalau dia sudah mahir beneran ya? Aku bisa hancur sepertinya, bisa kacau. Paras yang super tampan, jago di ranjang, siapa yang gak akan berlomba merebut perhatiannya? Apalagi sebentar lagi dia kuliah. Aku akan semakin khawatir dan was-was menjaganya. Pusing!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dragon
Romance"Dia itu cewek dewasa. Gak akan mau jalin hubungan sama cowok bocah kayak lo." "Kalau sampe mau?" "Eh. Dengerin ya. Lo itu baru 20 tahun. Kenny... kira-kira paling 25 atau 26 tahun. Pacarnya, bisa aja yang modalin dia buka studio. Motornya aja maha...