Pengakuan dari Tante Genevieve
*KENNY'S POV*Sedihnya hari ini aku gak bisa datang ke nikahan Tasha dan Adrian bersama Kairo karena dia lagi di Aussie untuk mengurus entah apa itu, pokoknya urusan kuliah. Jadinya aku datang sama Mario, seperti biasa.
Hubunganku dan Mario?
Kita sudah seperti sahabat sekarang. Sahabat karib.Setelah aku menonjoknya tempo hari karena kesal, dia datang dan minta maaf saat Kai sudah pulang ke rumahnya. Aku juga minta maaf sama dia karena sembarangan main tonjok, sekaligus berterima kasih sama dia yang udah ngasih tau aku tentang Kairo.
Kalau dipikir-pikir, misalnya aku tahu dari orang lain, bisa-bisa aku meledak dan bikin drama sendiri.
Bisa-bisa kita putus tanpa ada kejelasan. Aku beruntung aja dunia ini sempit, jadi aku bisa tanya langsung sama narasumbernya tanpa berprasangka buruk terlebih dahulu. Lagipula, aku sudah dewasa, males juga drama berantem-berantem pacaran karena masa lalu."Astaga!" aku tersedak, terbatuk-batuk melihat sosok yang baru saja datang dari pintu depan.
"Kenapa Ken?" tanya Mario memberikan tissue padaku.
Tanganku terulur, masih berusaha aku menetralkan tenggorokan, "Mamanya Kairo. Mampus aku."
Meskipun kadang kita berdua WA-an, aku masih suka mau mati kalau ketemu sama mamanya Kai. Soalnya, di WA aja kadang dia suka ngirim-ngirim artikel tentang agama dan larangan tato kepadaku, lalu tidak lupa dengan pesan-pesan sindirannya kalau aku ganti foto profil sama Kai.
Mario meliriknya sekilas sambil tersenyum, "Santai."
"Gimana santai-santai sih?!"
Aku nyaris tersandung gaunku sendiri saat Mario menggandeng tanganku dan menghampiri Tante Genevieve. Aku berjalan sambil meregang nyawa.
"Tante, terima kasih udah jauh-jauh datang ke nikahan mama." Aku terpana melihat wajah Mario yang berubah manis drastis dalam sekejap.
Wajahku memucat saat Tante Genevieve meneliti aku dan gaunku dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dia menatap beberapa detik lebih lama dibagian tato leher dan lenganku. Aku masih sedikit trauma dengan pertemuan dengan ibu pacarku, karena reaksinya selalu begini.
Dia mendelik kesal ke arahku, "Kamu sama Mario sekarang?"
"Ng-nggak tante," aku tergagap. Dengan sigap aku melepaskan gandengan tangan Mario. Emang dasar si licik satu ini, dia malah tersenyum dan meninggalkan aku berdua dengan Tante Genevieve.
"Kamu gimana sih malah gandengan sama Mario gitu? Kalau ada yang tahu kamu pacarnya Kairo gimana? Kan gak enak lihatnya."
"Maaf tante," aku menunduk. Memutuskan untuk gak membalas dan mengalah. Namun perasaan senang sedikit berkembang dihatiku. Secara gak langsung, Tante Genevieve mengakui kalau aku pacar anaknya.
"Udah kamu sama tante aja. Jangan deket-deket sama Mario." Mendengar mamanya mengucapkan hal itu, aku langsung teringat anaknya yang hampir setiap hari ngoceh hal yang sama soal Mario. Sekarang aku tahu sifat cemburuannya itu turunan dari siapa. Diam-diam aku mengulum senyum. Ih, jadi kangen banget aku sama si gemes.
Karena acara nikahannya privat dan lebih suasana kekeluargaan, Tasha dan Adrian gak duduk di pelaminan seperti biasanya. Mereka berkumpul di meja bersama keluarga besar.
Seketika Tasha menoleh, dan memanggil Tante Genevieve, "Gen!" dia berdiri terkejut. Matanya nyaris mengeluarkan air mata. Hebat banget Tasha, dia gak pernah lihat siapapun sebagai musuhnya. Aku tersentak saat Tante Genevieve mengamit lenganku mendekati Tasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dragon
Romance"Dia itu cewek dewasa. Gak akan mau jalin hubungan sama cowok bocah kayak lo." "Kalau sampe mau?" "Eh. Dengerin ya. Lo itu baru 20 tahun. Kenny... kira-kira paling 25 atau 26 tahun. Pacarnya, bisa aja yang modalin dia buka studio. Motornya aja maha...