38. Kepala Dingin

10.9K 989 116
                                    

*KAIRO'S POV*

Aku menggeliat sebentar sebelum membuka mata. Kugeser tubuhku mendekati tubuh hangat yang sedang duduk di ujung ranjang. Memang yang terbaik dilakukan pagi-pagi itu memeluk Kenny saat bangun tidur, apalagi saat lagi pusing kayak begini.

"Hmm.. Ken, peluk..." aku melingkarkan tangan pinggangnya sambil tersenyum.

"Bangun Kairo, ini susunya nanti keburu dingin."

Aku gak tahu sound effect apa yang pas untuk adegan ini.
Yang jelas mataku langsung melotot.
Kesadaranku langsung full.
Aku langsung lemes gara-gara deg-degan dan kaget.
Aku kayak kesambet setan.

Aku mengitari ruangan ini dengan mataku.
Kamar Kenny kok?
Rumah Kenny kok?
Sejak kapan Kenny bikinin aku susu kecuali....

"M-mama..."

Aku mengusap mataku untuk memastikan siapa orang yang kupeluk, dan sekarang sumpah pengen menjerit kayak cewek! Aku belom pake celana kayaknya!! Eh udah deng.

"Minum dulu, abis itu siap-siap pulang."

Kata 'pulang' mengingatkan aku pada kejadian tadi subuh. Aku menghela napas, gak terasa kayak mimpi, gak terasa juga kayak kenyataan.
Sepertinya apa yang kuucapkan tadi subuh ke mama itu beneran keluar dari mulutku mengingat mama beneran ada di sini. Aku kayaknya bicara setengah sadar karena badanku benar-benar gak enak semalam, rasanya juga aku ingat tapi gak ingat. Mengambang, kayak mimpi, kayak ngigau.

Tapi...
Kenny mana?

"Kenny mana?" tanyaku sembari duduk.

Mama diam dan tubuhnya kaku, "Kai, apa yang kamu lihat sih dari Kenny?"

Kutatap mama sebentar, "Aku gak mau rame pagi-pagi..."

"Mama gak ngerti sama kamu."

"Kalau begitu coba." aku memijat dahiku.
"Seumur hidup aku coba untuk mengerti mama dan semua masalah yang mama buat sampai aku kena imbasnya. Kenapa mama gak mau coba untuk ngertiin aku kali ini?"

Sudah kuduga mama gak akan bisa menjawab ataupun melawan.

"Kalau masalah Tasha, aku masih paham mama gak akan bisa terima karena umur kita yang jauhnya keterlaluan dan mama punya masalah sama dia."

"Tapi Kenny? Kenny gak ada hubungannya mama.. kenapa mama harus gak suka juga sama dia?"

"Cuma karena dia badannya bertato? Atau karena umurnya lebih tua 5 tahun dari aku?"

"Dia gak berlaku buruk. Meskipun dia emang gak umum seperti cewek idaman impian semua orang. Lebih banyak cewek di luar sana yang berlaku baik tapi busuk di dalamnya. Aku bersyukur ketemu Kenny yang apa adanya."

"Kamu gak malu emangnya? Tato itu cerminan gak baik." jawab mama tanpa melihatku.

"Dia aja gak malu meski dia udah tahu semuanya tentang asal-usul aku. Kenapa aku harus malu? Kayaknya aku lebih memalukan dari Kenny. Lalu apa alasan aku untuk gak suka sama Kenny yang udah sebaik itu?"

"Lebih tepatnya, apa alasan mama untuk gak suka sama Kenny?"

Matanya mulai berair dan aku mulai merasa bersalah. Jadi aku menghembuskan napas lagi, "Mama.. Kairo gak akan ninggalin mama kayak papa maupun Om Hans.."

Kupeluk mama dan kurasakan pelukannya semakin mengencang. Ini rupanya, mama masih belum anggap aku dewasa. Buktinya aja tiap pagi aku masih dibikinin susu biar bangun. Mama juga masih terbelunggu ketakutan-ketakutan karena kesalahannya, makanya dia getol banget kepoin semua urusan aku.

"Aku gak bakalan lupain mama terus gak jadi anak manjanya mama lagi.. Yang kusayang nomor satu tetep mama kok." aku membelai rambutnya, mengusap punggungnya yang terisak.

Little DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang