*KAIRO'S POV*
"Kenapa ketawa? Ada yang lucu??"
Obrolanku dan Marc langsung berhenti. Kita lagi seru ngomongin game tapi Kenny pulang dalam keadaan murung.
Firasatku gak enak, Iggy juga udah gak ada, langsung pulang setelah ngopi sama Kenny.Benar aja, setelahnya aku dan Marc disidang habis-habisan. Dimarahin karena pukul-pukulan di club. Kenny bilang kelakuan kami norak mabuk sampai pukul-pukulan.
Sekarang, aku dan Marc lagi dihukum disuruh beresin rumah sambil jongkok.
Awalnya aku santai-santai aja bercandaan sama Marc waktu Kenny suruh kita beresin rumah sambil jongkok.
Eh dia malah semakin marah.Marc mengeluh lututnya sakit saat mengepel lantai gara-gara kebanyakan coli, sedangkan aku kebingungan gimana caranya cuci piring sambil jongkok.
Kakiku sampe mati rasa jongkok lebih dari 30 menit sambil beresin rumah. Jangan dipikir kami gak diawasin, Kenny melotot galak saat aku diam-diam berdiri meregangkan kaki.
"Marc,"
"Apa?" jawab Marc ngumpet dipojokan melonjorkan kakinya.
"Gue mau ajak Kenny ngomong dulu nanti. Kita tunda dulu ya nonton turnamennya?"
Marc mengangguk memijit-mijit kakinya sendiri. Dengan secepat yang kubisa, aku selesain cuci piring ini di kamar mandi sambil berdiri diam-diam, lalu menghampiri Kenny yang sedang merapikan meja makan.
"Udah beres ndoro putri," ujarku.
"Makasih.." bukannya ngasih aku cium, dia malah melengos masuk ke dalam kamar setelah pekerjaannya selesai. Bete tingkat dewa nih dia, aku jadi khawatir apa yang telah Iggy katakan ke Kenny. Mau gak mau aku mengikutinya ke kamar.
"Mandi sana kamu keringetan." kata Kenny menyadari aku mengikutinya ke dalam kamar.
Aku memeluknya dari belakang, "Temenin yuk?"
Kairo astaga ide dari mana nanya kayak gitu? Ini mah nantang namanya.
Tapi sayangnya, jawabannya jauh diluar ekspektasiku, "Bukan sapi kan? Mandi sendiri!"
Aku auto merengut.
Memajukan bibirku, pura-pura sedih.
Dimarahin mulu aku."Eh!" aku memekik. Belum sampai tanganku meraih handuk yang digantung, Kenny udah lebih dahulu memelukku. Aku senang awalnya, tapi langsung gak jadi begitu aku dengar dia terisak.
"Apa??" aku kurang bisa mendengar apa yang digumamnya.
"Maafin aku,"
"Maaf kenapa?" aku mengernyit.
Kenny mengangkat wajahnya menatapku, "Aku dengar dari Marc sama Iggy tentang mama kamu. Aku harusnya biasa-biasa aja tapi gak tau kenapa aku sedih!"
Aku menelan ludah sebelum menjawab, "Yaa.. nanti kucoba ngomong..."
"Gak usah. Jangan." cegah Kenny.
"Belum ketauan kan, gak perlu.""Pada akhirnya semua orang tua dari orang yang kusayang gak ada yang mau terima aku apa adanya.."
"Adrian aja yang sudah 28 tahun mamanya masih larang ini itu! Gimana kamu coba? Kamu 21 aja belum. Bisa-bisa kamu dipasung sama mamamu kalau ketauan pacaran sama cewek kayak aku."
"Kita bakalan lebih susah daripada waktu aku sama Adrian."
Aku berdecak memotongnya, "Ngomongin Adrian terus..."
"Dia nasehatin aku tadi,"
Kali ini, aku langsung melepas pelukan.
Dia ketemu Adrian?"Kamu ketemu Adrian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dragon
Romance"Dia itu cewek dewasa. Gak akan mau jalin hubungan sama cowok bocah kayak lo." "Kalau sampe mau?" "Eh. Dengerin ya. Lo itu baru 20 tahun. Kenny... kira-kira paling 25 atau 26 tahun. Pacarnya, bisa aja yang modalin dia buka studio. Motornya aja maha...