32. Cemburu

10.9K 874 122
                                    

"Halo, siapa ini?"

"Halo tante, aku Kenny...." Kenny menjabat tangan mama sambil menelan ludahnya, berusaha tersenyum semanis mungkin meski dia tegang.

"Ini pacar Kairo ma." aku cari mati. Aku potong omongannya Kenny dan straight to the point!

Aku berasa jagoan. Padahal sebenernya aku gemetar, sebenarnya aku ciut.
Jadi jangan percaya kalau laki-laki sok berani, hati kecilnya itu sebenarnya ketakutan. Apalagi sama emaknya. Ini aku belagu aja sok berani di depan Kenny.

Mama gak bereaksi apa-apa, senyumnya pun terlihat sangat natural. Mamaku adalah aktris terbaik sepanjang masa.

Kalau besok aku hilang, atau jenazahku ketemu karena gantung diri, tolong tangkap mamaku ya. Penjarakan. Tenggelamkan.

Aku gugup banget banget. Aku sadar sepanjang mereka berbicara, mama memperhatikan tato naga yang melingkar di jari manis Kenny. Semuanya bisa dia tutupi dengan baik, tapi tidak yang ditangannya.

Kulirik mamaku sekali lagi, dan dia terlihat baik-baik saja. Dan itulah masalahnya.
Dia selalu terlihat baik-baik saja, terus tiba-tiba aku dicakar dari belakang! Dicabik-cabik! Dicincang!

"Oh? Kamu punya studio? Studio apa? Make up?"

"Bu-bukan tante," Kenny mulai bicara terbata-bata. Padahal kayaknya tadi mereka baik-baik aja. Duh! gimana nih?

"Itu tangan Kenny bagus. Henna? Digambar ya? Apa tato?"

"Tato, tante." jawab Kenny jujur.

Somebody call 911.
Aku kena serangan jantung!

"Tante mau nitip bubble tea gak? Mario mau pesan nih sekalian buat Iggy.." kata Mario tiba-tiba mengacungkan hapenya.

Dia terlihat sangat gak ngerasa bersalah memotong pembicaraan antara Kenny dan Mama. Aku berterima kasih untuk itu.

"Mau!" mama sontak menjerit. Bubble tea adalah kesukaannya dia. Gara-gara dulu nyobain punya Iggy, mama jadi selalu beli bubble tea kalau lagi pergi.

"Marc tidur ya?" Mario melirik Marc yang tidur tengkurap.

"Kenny mau juga gak?" tanya Mario sambil tersenyum. Aku memperhatikan wajah Mario.

Terus? Aku gak ditawarin?
Gak. Gak suka aku.
Senyumnya... Mario gak pernah senyum kayak gitu! Liat aku aja selalu datar mukanya!
Lagian.. emangnya mereka saling kenal?

"Nggak, makasih. Aku gak bisa lama-lama soalnya.. Ada janji," ujar Kenny.

"Oh! Aku anter Kenny deh kalau gitu ma!" ujarku cepat. Buru-buru kuserobot. Gak akan kubiarkan Mario ngambil posisiku. Suer aku udah gak peduli mama marah.

Jiwa kompetitifku mendadak bangkit.

Mungkin kalau tentang kode rahasia mematikan cewek, aku memang bukan ahlinya.

Tapi, penciumanku kayak anjing. Tajem! Aku mencium bau-bau ban ngepot, Kenny mau ditikung! Dan.. Mario jauh lebih ganteng dari pada aku, selain itu... dia sudah mapan. Sangat malahan mengingat prestasi-prestasi Mario yang sederet.

Kata MAPAN, itu ibarat bumerang buat cowok.
Aku kuliah aja belom! Apalah aku dibanding Mario coba?!
Aku cuma butiran debu. Cuma pasir!
Sedangkan Mario itu ibarat serpihan emas.

"Saya aja Kai, yang antar Kenny."

Nah kan! Tuh kan!
Bener kan!

Aku mengerutkan dahi di depan Mario.
Kenny pun begitu.

"Aku aja Kak. Aku gak enak ngerepotin. Kenny kan pacar aku, masa yang nganterin malah orang lain.." sengaja kutekankan bagian 'pacar' biar Mario tau batasnya.

Entah kenapa aku gak suka cara Mario lihat Kenny.

"Yang antar mama pulang ke tempat Iggy siapa?" mama memotong. Suara mama terdengar mengerikan ditelingaku. Aku gak berkutik.

Mario menyeringai, matanya lurus menatapku. Dia liat aku seolah-olah dia menang.

Marc mana Marc?
Kulirik Marc yang tidur terkurap.
Anak brengsek, padahal suasana kamar lagi berisik gini bisa aja dia tidur pulas! Bukannya bantuin sahabatnya yang lagi pusing! Aku yang abis nangis, dia yang malah tidur.

"Gapapa Kai, nanti aku pulang sendiri aja." kata Kenny tersenyum. Senyumannya membuatku tenang.

"Aku permisi dulu tante, maaf nih Kenny ganggu..."

"Nggak kok, santai aja Ken."

"Aku temenin Kenny dulu sebentar ma,"
mama gak jawab, cuma mengangguk pelan.

Aku mengikuti Kenny berjalan keluar, "Maaf aku gak anterin kamu pulang Ken, kamu juga gak sempet ngobrol sama Marc.."

"Gapapa sayang. Aku pulang sendiri aja."

Mario diam membuang muka. Hah! Rasain tuh! Aku yang dipanggil 'sayang' bukan kamu!

"Sama gue aja Kai. Masa cewek lo biarin pulang sendiri? Gak etis."

Aku mendelik kesal ke arah Mario. Mau gak mau kusuruh Kenny pulang sama dia. Dari pada pacarku kenapa-kenapa di jalan? Aku percaya Kenny juga gak akan macam-macam. Dia cuma sayang sama aku.

Dengan berat hati, aku mengantar mereka ke mobil Mario. Kenny membuka kaca dan tersenyum mengusap pipiku yang berdiri di luar mobil dengan wajah murung.

"Nanti aku telepon ya kalau udah sampai rumah. Jangan sedih gitu dong sayang."

"Kangen sama Kenny tau!" aku mengerucutkan bibirku. Manyun. Pura-pura ngambek.

"Kamu gemesin banget sih kayak anak ayam."

Mario menyembur dan menahan tawanya secara bersamaan. Sialan.
Aku merasa terhina di depan cowok dewasa! Harga diriku terbang.

"Aku bukan anak ayam.. Aku little dragon-nya kamu." kutangkup pipi Kenny. Aku melesatkan masuk kepalaku ke dalam jendela mobil, dan mencium bibirnya. Kenny tersentak, begitu juga Mario yang memutar bola matanya, membuang muka. Sengaja kucium Kenny di depan Mario. Bodo amat liat wlee😛

"Hati-hati ya."

"Kai...." kusuka wajah Kenny yang memerah. Dia pasti malu. Tapi aku tidaaak peduli. Aku mengedipkan sebelah mataku.

Kulihat mobil Mario yang berjalan semakin menjauh. Perasaanku gak enak. Aku tau Mario gak suka sama aku. Tapi sejak kapan sih?? Jangan-jangan... Mario tahu juga soal aku suka sama mamanya?

Haduh... ini pertama kalinya aku ngerasain takut Kenny diambil sama orang lain. Aku baru pertama kalinya merasakan cemburu.

.
.
---
Cuci mata dulu liat castnya Kairo.

---Cuci mata dulu liat castnya Kairo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Little DragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang