Aku bebasssss sebebas-bebasnya umat hari ini karena Marc pergi ke Iggy. Jadi sebelum kita mandi tadi, kita beraktivitas dulu menyegarkan jiwa raga woohoo! Mood langsung meningkat 1000x, aku jadi lebih girang.
Aku pergi sama Kenny untuk test urin dan test buta warna . Merasa keren berjalan bersama Kenny di kampusku. Pasti banyak yang iri melihat pacarku secantik ini. Tapi kata Kenny, jangan bangga, karena aku bakalan jadi target terbully 2019 kalau orang tahu aku pacaran dengan cewek model Kenny. Soalnya banyak anak kampusku yang bikin tato di Kenny, jadi sewaktu-waktu pasti ada aja yang kenal dengannya.
Bener aja, waktu jalan ke parkiran, segerombol perempuan menghampiri Kenny dan memeluk serta cipika-cipiki. Aku nyaris lupa rata-rata pelanggan Kenny emang cewek, jadi gak heran yang kenal cewek semua. Banyak juga cewek kampus yang tatoan ya?
"Ngapain Kak Kenny ke sini?"
"Nyari brondong." jawab Kenny sambil tertawa renyah.
Aku merasa tertohok. Ngapain nyari brondong lagi? Kan udah ada aku.
"Kenalin dong Kak! Punya adik ganteng gak bilang-bilang." cewek itu melirikku. Aku langsung salah tingkah.
"Enak aja lo. Cowok gue ini."
Aku gak bisa menggambarkan ekspresi yang beragam itu. Terlalu kontras, ada yang heran ada yang kagum bahkan mencibir. Aku langsung diperhatikan dari ujung kaki hingga ujung rambut, seperti dihafalkan. Mendadak mentalku ciut. Jangan-jangan benar, aku bakalan jadi target bully-an?
"Gimana? Cantik-cantik kan cewek kampus?" tanya Kenny padaku setelah beberapa saat berada di jalanan.
"Gak ada yang kayak kamu,"
"Aduh gombalnya luar biasa Kairo. Gak cuma nakal sekarang ya, genit juga ngegombal terus."
Sepanjang jalan kami bercanda, tapi begitu sampai di rumah beda lagi ceritanya.
Hari ini bakalan ada ronde kedua melanjutkan yang tadi pagi. Atau mungkin ronde ketiga juga kalau itunya masih semangat menjulang.
Belum di kamar aja kami sudah tak mengenakan sehelai apapun. Sepertinya aku dan Kenny bakalan mengacak-acak seluruh penjuru rumah. Aku sudah siap bereksperimen dengan tubuhnya. Mumpung gak ada siapa-siapa, kami bergumul mencoba banyak hal. Aku sih yang nyoba-nyoba.
"Aku belum mau pisah sama kamu lagi.." aku menggigit bibir sembari menuntun Kenny di atasku.
"Emang kapan pulang?"
"Aku tanya Marc dulu."
"Ayahku udah nelepon soalnya tadi pas di kampus."Kenny sedih menatapku, "Kapan ke sini lagi?"
"Nanti aku diam-diam aja dateng ke sini."
"Janji ya?"
"Iya."
Kenny menunduk mencium bibirku, gerakannya semakin gak teratur bikin otak aku rusak. Aku benar-benar dibuatnya gak karuan. Beraktifitas dengan berbagai posisi sampai tepar berduaan tertidur tanpa mengenakan apapun. Berpelukan dengan tubuh yang polos.
Rasanya baru aja merem, tidurku keganggu karena suara dari hape. Ada telepon. Aku meraba-raba meja, dan mengangkatnya.
"Kai, bisa datang ke sini? Marc mabuk berat." suara Iggy di seberang telepon membuatku malas, tapi begitu mendengar tentang kabar Marc, aku berdiri mencari-cari celanaku yang entah bubar ke mana.
"Kenapa?"
"Ke sini dulu aja."
"Otw." ujarku menutup telepon tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Dragon
Romance"Dia itu cewek dewasa. Gak akan mau jalin hubungan sama cowok bocah kayak lo." "Kalau sampe mau?" "Eh. Dengerin ya. Lo itu baru 20 tahun. Kenny... kira-kira paling 25 atau 26 tahun. Pacarnya, bisa aja yang modalin dia buka studio. Motornya aja maha...