Hoofdstuk 10

196 57 34
                                    

Carapov

Saat ini gue lagi nunggu bang eron jemput gue di gerbang sekolah, dan parahnya saat ini hujan turun, membuat gue harus berteduh di lobby depan untuk sementara.

Setelah kejadian tadi di UKS dengan arka, membuat mood gue turun drastis, di tambah bang eron yang lama jemput gue.

Sambil menunggu, gue teringat sikap gue terhadap arka, nggak semestinya gue mencari musuh pada lingkungan gue yang baru,

Dia memang nolongin gue, tapi ya gimana? gue baru ngeliat mukanya aja bawaanya udah emosi, masa iya gue harus minta maaf,

Yang ada tengsin gue!

Lagian menurut gue ucapan gue nggak nyelekit banget kok, dianya aja yang baperan, manusia kalau kurang hiburan ya seperti itu, gampang baper.

Gue tau arka itu belum tau nama gue, tapi gue nggak peduli, nggak penting juga buat dia.

Entah kenapa gue terus memikirkan kejadian tadi, ada rasa nggak enak hati dan  khwatir, takut? Wait, kenapa gue harus khawatir dan takut sama dia.

Masa iya gue takut kalau dia marah sama gue?

Saat gue masih memikirkan kejadian tadi, ada hal yang membuat gue tersentak kaget.

"Lo nggak pulang?" Tanya seseorang cowok yang tiba tiba mumcul di depan gue, gue menoleh kearah suara, mata gue langsung bertatap dengan milik mata hazel nya.

"Apa peduli lo? Mau gue di sini atau nggak bukan urusan lo," ucap gue cuek sembari mengalihkan pandangan.

Gue beranjak dari posisi gue dan menjulurkan tangan gue di bawah jatuhnya air hujan dari genting, sedikit mendongak menatap langit yang masih saja mendung,

Gue menghela napas berat, hujan rintik seperti ini biasanya akan bertahan lama dan itu artinya gue harus menunggu sampai bang eron jemput gue.

Bahkan gue pun nggak tahu bang eron akan jemput gue atau nggak, pagi tadi dia bilang sih akan jemput gue, tapi sampai sekarang batang hidung nya pun belum terlihat.

Terlebih lagi baterai hp gue low, gue nggak bisa menghubungi bang eron. Dan itu membuat gue menunggu yang nggak pasti.

Saat gue masih risau, gue merasakan ada yang menempel di belakang gue, gue menoleh mendapatkan arka sedang mepet di sebelah gue, karna dirinya telah terkena tempias hujan turun.

Dasar buaya modus!

Membuat gue dengan arka berdekatan, gue langsung mengambil jarak, berjauhan dengan arka,
Nggak akan gue biarin dia modus sama gue.

"Lo ngapain sih deket deket gue! gausah modus lo!" cecar gue.

"Siapa juga yang pingin deket deket lo, helo! mbak, lo nggak liat baju gue basah kena tempias hujan? mangkanya kalau jadi orang jangan makan tempat," jengah arka yang langsung mendapatkan pelotototan dari gue.

Gue pun tidak membalas perkataanya, gue memutuskan untuk diam, terjadi awkward satu sama lain,

Seketika gue teringat masalah yang terjadi saat di UKS, gue merasa nggak enak hati sama arka karna omongan gue,

Tapi, sejak kapan gue peduli dengan apa yang gue ucapkan?

Gue pun memutuskan untuk sedikit berbicara dengan dia, mengusir rasa canggung yang ada.

"Ekhem, ka," ucap gue pelan.

Arka menoleh dan mengangkat sebelah alisnya, sambil memasuki separuh tanganya ke dalam saku celananya.

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang