prolog

1.2K 116 167
                                    

"Aku hanya seorang anak yang ingin merasakan hidup seperti manusia normal pada umumnya."

Happy Reading...

Semua berawal dari seorang gadis berumur 5 tahun asal Amsterdam sedang termenung di dalam kamarnya, badannya menggigil sempurna, napas nya terengah-engah, di dalam matanya penuh dengan rasa ketakutan.

Gadis bule dan berambut pirang itu hanya diam dan menelungkup kepalanya di lipatan tangan, pikirannya kosong hanya menantap lantai.

Gadis itu hanya menerima naas dan pahit hidup nya, di usia dini dia sudah mengalami masalah yang membuat dirinya benar benar terpuruk.

Tidak mengerti dengan tubuhnya yang selalu memberi beban terhadap kesehatan mental nya.

Mengalami masalah yang seharusnya tidak di alami oleh seusianya dan seharusnya tidak terbebani dengan masalah orang lain,

Gadis itu mempunyai kelebihan yang tidak semua orang memiliki, kelebihan yang mampu melihat masa depan, masa lalu, dan masa kini.

Bahkan ia mampu melihat masa depannya sendiri, dia mampu melihat masa depan orang lain dengan hanya melihat matanya, dan menyentuh bagian tubuhnya,

Parah nya saat ini dia tengah ketakutan melihat masa depan sahabat nya, dia melihat sahabatnya kini sedang di cambuki oleh ayah tirinya, sahabat yang selalu dia ajak bermain kini sedang meronta kesakitan dan menangis kejar,

Di mata gadis umur 5 tahun itu yang di ketahui ayah tirinya adalah seorang ayah yang kejam, mungkin orang dewasa akan bilang dia adalah seorang psychopath, ia memukul, menendang, dan sekali kali menggoreskan pisau di tangan, kaki dan di bagian tubuh lainya, sehingga meninggalkan goresan atau luka yang cukup serius untuk sahabatnya.

Apakah dia pantas disebut seorang ayah? Tidak. Jauh dari kata seorang ayah

Ayah tiri sahabatnya itu hanya menampilkan tampang wajah yang ceria, sekali kali tertawa senang melihat anak nya itu kini jadi bahan bulanan pisau nya, ya tampak seperti orang gila.

Membuat gadis itu terus menangis tanpa henti, gadis itu tidak bisa melakukan apapun, yang hanya dia lakukan hanya berdoa kepada tuhan agar sahabatnya diberi kekuatan.

Gadis itu tidak bisa hanya diam seperti ini, ia harus melakukan sesuatu meskipun, umurnya masih 5 tahun, gadis itu sangat pintar dan cukup terbilang genius.

Dia tidak bisa diam saja dikala sahabatnya sedang butuh bantuan, dia segera keluar kamar dan memanggil kedua orang tuanya, meski dia tidak bisa membantu sendiri, setidaknya dia mampu membantu sahabatnya dengan cara yang lain,

"Mama und Papa!!!"
(Maaahh pahhh!!!) teriak cara

Nama gadis itu adalah Caramel, semanis wajah dan sifatnya, nama caramel tetapi gadis penggemar Matcha,

Cara menuruni tangga menghampiri kedua orang tuanya yang sedang santai di ruang keluarga, cara datang dengan napas yang memburu.

"Ja, waarom?" (Ya sayang, kenapa?)
ucap mamah cara, sembari mengusap-usap kepala cara

"Mama adel, bitte adel"  ucap cara meringis, walaupun cara masih umur 5 tahun tapi di sudah bisa lancar bicara bahkan di usianya cara sudah menguasai bahasa spanyol, inggris, prancis sejak dini,

Orang tuanya mengajarkan bahasa asing dan mempraktikannya dalam bahasa sehari- hari, sehingga membuat cara paham dengan berbagai bahasa, jadi tidak heran jika dia sangat genius

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang